Mohon tunggu...
Zidni Khoirul Anas
Zidni Khoirul Anas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung Semarang - Fakultas Teknologi Industri - Prodi Teknik Industri

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Atasi Kembalinya Pandemi Corona ke Indonesia yang Meningkat Lagi

31 Desember 2023   14:48 Diperbarui: 31 Desember 2023   19:28 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Masyarakat bertanya-tanya tentang alasan peningkatan kasus COVID-19 dan apakah gelombang baru akan terjadi lagi? Untuk menjawabnya, kita harus menganalisis data saat ini dan informasi ilmiah yang tersedia. Pemerintah Singapura mengumumkan pada 2 Desember 2023 bahwa dari 19 hingga 25 November, kasus Covid-19 di negara itu meningkat dari 10.726 menjadi 22.094. Salah satu yang menimbulkan kegelisahan masyarakat adalah ini. Sangat penting untuk diperhatikan, tetapi tidak perlu terlalu khawatir.

Perubahan data Singapura memberi kita pelajaran. Pertama, Singapura telah melaporkan peningkatan kasus mingguan COVID-19 pada akhir November 2023, tetapi itu masih sangat rendah dibandingkan dengan tingkat tertinggi ketika pandemi tertinggi di Singapura. Kedua, Singapura telah melakukan cara yang sangat baik dan konsisten untuk mengawasi pandemi COVID-19.

Jumlah kasus mencapai puncaknya dalam satu hari, 22 Februari 2022, dengan 26.032 kasus, yang dapat mencapai 150.000 kasus dalam satu minggu. Dengan demikian, situasi pada akhir November 2023 sekitar 10 kali lebih rendah dari puncak kasus Singapura. Ketiga, kondisi di rumah sakit dan ICU tetap stabil meskipun ada peningkatan kasus. Jumlah pasien yang dirawat tidak meningkat secara signifikan.

Kasus di Malaysia juga meningkat 57,3%. Dari 2.305 kasus pada minggu 12--28 November 2023 menjadi 3.626 kasus pada minggu 19--25 November 2023. Pada 5 Maret 2022, jumlah kasus harian tertinggi di Malaysia adalah 33.406, sepuluh kali lipat dari jumlah kasus mingguan saat ini.

Artinya, meskipun ada peningkatan, jumlah ini sangat rendah dibandingkan dengan puncak. Selain itu, pemerintah melaporkan peningkatan kecil dalam jumlah kasus yang dirawat di rumah sakit. Ini meningkat dari 2% per 100.000 penduduk pada minggu 12--28 November menjadi 3% per 100.000 penduduk pada minggu 19--25. Peningkatan kasus juga terjadi di Indonesia. Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa jumlah kasus meningkat dari 10--20 per minggu menjadi 267 per minggu. Keterisian tempat tidur untuk perawatan pasien terpapar Covid-19 belum meningkat sebagai akibat dari kenaikan ini. 

Mengapa naik?


Di Singapura, Malaysia, dan Indonesia, ada sejumlah faktor yang mungkin berperan dalam peningkatan jumlah kasus. Pertama, warga mulai melakukan perjalanan menjelang akhir tahun untuk berbagai keperluan, dan saat ini, karena COVID-19, hampir tidak ada pembatasan perjalanan.

Kedua, karena tidak ada lagi kasus COVID-19 dan penularan yang rendah di masyarakat, daya tahan imunitas terhadap virus juga mungkin telah menurun. Ini disebabkan oleh fakta bahwa warga telah divaksinasi selama waktu yang cukup lama.

Ketiga, kasus infeksi paru dan saluran napas meningkat di China dan Asia Tenggara. Karena alasan ini, jumlah tes COVID-19 mungkin meningkat sehingga lebih banyak kasus terdeteksi.

Keempat, peningkatan kasus infeksi paru dan saluran napas akibat virus juga dipengaruhi oleh masuknya musim dingin di negara seperti China. Di Singapura, Malaysia, dan Indonesia, banyaknya hujan dan perubahan cuaca selama musim pancaroba juga menyebabkan peningkatan kasus infeksi paru dan saluran napas akibat virus.

Sangat penting untuk diingat bahwa peningkatan kasus COVID-19 tidak akan berhenti, baik sekarang maupun di masa depan. Jika dilihat kembali, pandemi sebelum COVID-19 disebabkan oleh virus H1N1. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa pandemi H1N1 mulai pada 11 Juni 2009 dan secara resmi berakhir pada 10 Agustus 2010.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun