Mohon tunggu...
Zia Mukhlis
Zia Mukhlis Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemerhati Pendidikan dan Sosial Budaya

Jurnalis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Uyghur, Bagaimana Aku Harus Menyikapimu?

22 Desember 2018   13:08 Diperbarui: 22 Desember 2018   13:49 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Uyghur adalah salah satu suku yang tersebar di dunia, seperti di Kazakhstan, Kyrgystan, Uzbekistan Dan China. Di China suku Uyghur berada di provinsi Xinjiang yang artinya 'Daerah Kekuasaan Baru'. 

Secara historis mereka tidak termasuk dari suku bangsa China, hanya saja secara umum lebih mirip dengan Turki jika dilihat dari perawakan fisik, budaya dan  kepercayaannya. Berwajah tipe Arab-Eropa, kulit putih, rambut kepirang-pirangan, bermata biru, hidung mancung, tinggi, sangat cantik dan tampan, berbudaya mirip Turki Utsmany, tidak berbahasa mandarin, dan beragama mayoritas Islam.

Dari berbagai berita yang sering muncul telah terjadi pendiskriminasian terhadap suku Uyghur, tampak dari berbagai unggahan video yang beredar di media sosial. Ada video perempuan bercadar yang menyorakkan keadilan atas mereka, mereka dipisahkan dari laki-laki, suami, anak dan ayah mereka di masukkan dalam sebuah camp dengan tujuan untuk peningkatan keterampilan. 

Masih pada video yang sama perempuan yang bercadar tersebut mengatakan bahwa terjadi pelarangan beragama untuk mereka, disuruh patuh pada negara, dan tidak boleh ada unsur agama sedikitpun, hingga aparat yang masuk kerumah mereka harus diterima. Efeknya sering terjadi pelecehan seksual atas perempuan Uyghur. 

Masih banyak video-video lainnya seperti dua gadis kecil yang menuntut agar ayahnya segera di pulangkan dari camp. Dan adalagi bocoran tentang apa yang terjadi di camp adalah pencucian otak, mereka disuruh menyanyikan lagu kebangsaan Cina  selama 4 jam, perlakuan tidak manusiawi dan sangat kotor. Berbagai berita sudah amat banyak tersebar tentang bagaimana diskriminasi yang terjadi pada  suku Uyghur saat ini.

Di samping penindasan dan deskriminasi yang terjadi ada juga unggahan video yang mengatakan bahwa mereka suku Uyghur tak perlu dibela, mengatakan bahwa informasi tersebut adalah hoaks alias bohong. 

Ada juga berbagai tulisan yang mengatakan bahwa itu adalah konflik internal negara tak usah kita ikut campur, itu seperti kasus-kasus biasa di Indonesia. Ada yang menjabarkan bahwa ini adalah perebutan sumber daya alam (SDA) yang berada di bumi Uyghur. sempat beberapa kali Uyghur ingin memerdekakan dirinya dari China, pertama dari perbedaan historis dan fisik, kedua adalah karena sumber daya alam tersebut. 

Melimpahnya SDA pada Uyghur menjadikan China sangat ingin menguasai dan tak akan melepaskan Uyghur dari tangannya. Sebab sejak zaman dinasti telah susah payah China mempertahankan daerah Uyghur ini dan telah terjadi pemberontakan terus menerus.

Hingga kemarin dan beberapa hari ini telah terjadi unjuk rasa untuk membela suku Uyghur yang beragama Islam tersebut. Di Jakarta telah ada aksi bela Uyghur di depan Kedutaan China, di Bandung juga demikian dan di berbagai provinsi Indonesia lainnya. 

Namun masih juga kita bingung dengan bercampurnya informasi yang telah ada, ada yang mengatakan hoaks, ada yang mengatakan tak perlu dibela, ada yang mengatakan itu cuma politik dan ada yang sama sekali tak peduli. Ada yang semula bersimpati lalu menjadi tak peduli sebab ada yang mengatakan hoaks. Ada yang awalnya simpati lalu menjadi bingung bersikap apa, sebab ada video yang mengatakan itu hoaks. Lalu bagaimana kita harus bersikap jadinya?

Jawabannya, jangan panik! Tetap tenang dan mari berpikir sejenak.

Kita tahu bahwa dunia pasti juga sedang dihebohkan dengan berita ini, video tentang unjuk rasa para perempuan Uyghur telah tersebar dimana-mana dan ada banyak video yang menampilkan kondisi Uyghur terkini. Lalu berbagai berita juga banyak melansir tentang konflik yang sedang terjadi di Uyghur saat ini, baik dari stasiun kecil hingga ke media ternama juga melansir kejadian ini. 

Dengan banyaknya berita yang tersebar maka bisa dikatakan bahwa kejadian ini adalah fakta dan benar-benar terjadi. Sebab semua orang membicarakan dan meyakini berita ini ada. Satu bukti telah ada.

Kedua, anggaplah berita ini hoaks atau bohong, namun dari segi moralitas dan ancaman ini adalah bahaya dan boleh untuk ditakuti dan dikecam. Untuk berita atau informasi bahaya tentu kita boleh langsung percaya. Seperti ada orang berteriak di tengah malam, "Tsunami!...Tsunami!...Tsunami!", pasti kita akan langsung percaya, lompat dari tidur dan lari pontang-panting. 

Nah begitu juga dengan berita Uyghur, bukankah ini berita bencana, duka dan diskriminasi terhadap Islam. Salahkah kita reaktif dengan informasi bahaya? Tidak. Sebab itu tindakan yang sangat wajar, jika kita tidak meresponlah maka tidak wajar. Paling kurang ada perasaan yang luka dari berita yang menyedihkan ini.

Ketiga, apapun informasinya kita terima hari ini sangat mudah untuk mengkonfirmasinya. Jika ada teman yang sedang kuliah di China tanyakanlah 'apa benar gerangan yang yang terjadi di Uyghur?', jika anda seorang mahasiswa gunakanlah otoritas mahasiswa anda untuk menghubungi Dubes kita di China. 

Jika anda berani datangilah Kedutaan China seperti para pengunjuk rasa kemarin. Jika anda malas keluar, gunakan gadget anda untuk mencari tahu. Anda hanya butuh kemauan saja untuk mengetahui ini benar atau bohong. Berani membuktikannya?

Keempat, sesuai pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa " Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah iyalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas bumi harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan". Maka sesuai amanat konstitusi ini kita yang mengaku Pancasila harus menentang segala pelilaku yang tidak berperi kemanusiaan dan peri keadilan. Apakah yang terjadi di Uyghur tidak berkeadilan dan tidak berkemanusiaan? Apakah anda Pancasila?

Kelima,  sebagai orang Islam tentu adalah kewajiban bagi kita untuk membela saudara seiman kita. Telah banyak ayat dan hadits yang memerintahkan untuk menolong saudaranya yang tertindas. Pengibaratan muslim seperti satu tubuh, jika satu sakit maka semua ikut sakit. Maka masih bertanyakah kita lagi tentang Uygur ini? masih belum ambil sikap juga kah kita atas masalah ini?

Telah ada dalil konstitusi, kemanusiaan dan agama. Untuk tindakan tentu sesuai dengan kemampuan kita, baik dengan lobi organisasi Internasional, pemerintah, tulisan, postingan, hastag dan apapun itu kembali kepada kita, dan seberapa peduli kita terhadap saudara kita Uyghur.         

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun