Mohon tunggu...
Zia Fauzia
Zia Fauzia Mohon Tunggu... Lainnya - Dahulukan Kebutuhan Dibandingkan Keinginan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kemana-mana pakai Sendal jepit n masker 😌😷

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Air Mata Lampu Merah dari Sorong untuk NTT

6 Mei 2021   19:12 Diperbarui: 6 Mei 2021   19:32 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jumat, 16 April 2021 lalu,  pagi sekali, sepi sedang digulung suara burung, Tim Komunitas Flobamora Kota  Sorong (Papua) tiba di Kupang.  Mereka adalah putra-putri asal NTT yang mengais  nasib di Sorong. 

Tim dipimpin oleh Kepala Suku (Ketua Umum Flobamora NTT Kota Sorong) Syafrudin Sabonnama, anak muda energik, lahir dan besar di Sorong,  rendah hati, anggota DRPD Kota Sorong. Sehari sebelum ke Kupang, ia mengirimkan pesan via WhatsApp (WA) kepada saya. Ia meminta mendampinginya dalam urusan koordinasi awal dengan pemerintah setempat untuk menyalurkan bantuan bagi para korban Siklon Tropis Seroja yang melanda NTT beberapa waktu lalu.

Pagi itu, kami berangkat menemui bupati Kabupaten Kupang, Korinus Masneno di kantornya di Oelamasi. Di pelataran kantor bupati sejumlah relawan dan Staf  Badan Penanggulangan Bencana Jawa Tengah sedang duduk menunggu kedatangan bupati. Tak berapa lama, bupati datang dan menemui kami di ruang rapat. Atas nama rakyat Kabupaten Kupang, Bupati Masneno menyampaikan rasa dukanya kepada tim. Singkat, mengharukan. Kata-katanya berdetak satu-satu tersedak kesedihan. Ia mengatakan, "Kedatangan saudara-saudaraku untuk  berbagi kasih, itu sungguh bermakna dan menguatkan kami. Terima kasih. Kasih adalah kekuatan yang mempersatukan kita sebagai saudara. Kami, tak menerima bantuan dari orang yang memecah-belah sudara bersaudara."

Kalimat terakhir Bupati Masneno boleh jadi merujuk pada pengalaman tertentu. Kadang, saat seperti ini muncul kaum kafir politik dan kaum fakir kemanusiaan yang menyuplai bantuan dengan menyelipkan kepentingan yang  tidak penting.

Ah! Politik tak usah diomong-omong, satu dunia rabun yang selalu berselingkuh dengan kepentingan dan terus menidurkan rakyat di kamar sutra dengan belaian janji palsu. Kita lanjut saja pada motivasi kemanusiaan komunitas Flobamora Kota Sorong (Papua).

Perjalanan dari Kupang  ke Oelamasi (Ibu Kota kabupaten Kupang) ditempu satu jam. Sengaja laju mobil diperlambat biar dapat menyaksikan secara  langsung kerusakan akibat bencana. Beberapa kali, Syafrudin guman dari balik jendela mobil: "Keadaan seperti ini? Kita sungguh tak mampu apa-apa bila berhadapan dengan bencana."

Percakapan selama perjalanan itulah yang mengundang gundah, dan hati pedih bagai disayat pisau bedah. Mereka berkisah, ketika tanggal 4-5 April, badai Silklon Tropis Seroja melululantakkan wilayah Nusa Tenggara Timur. Dua hari kemudian, mereka turun ke jalan, terutama di perempatan jalan utama (lampu merah) di Kota Sorong. Tua, muda, laki-laki, perempuan bergerak menyodorkan dos bertuliskan "Duka NTT, duka kita juga" kepada setiap pengadara roda emat dan roda dua yang berhenti karena lampu merah. Menginap di lampu merah selama 24 jam, selama seminggu. Juga, ada Komunitas Hobby Anak Muda Sorong, Peguyuban Nusantara yang ikut bergerak mencari bantuan. Hasilnya fantastis, 400 ratus jutaan lebih rupiah didapatkan dari air mata lampu merah di kota Sorong itu. Kantor Syahbandar Sorong melakukan ekspedisi khusus memberangkatkan kapal Umsini mengantar barang, obat, makanan bertolak dari Sorong menuju Kupang 22 April lalu.

Tidak hanya menggalang dana, tetapi juga menggalang doa  bersama baik perantau asal NTT maupun masyarakat Kota Sorong. Mereka  berdoa khusus di tempat ibadah  masing-masing. Umat Katolik mengadakan misa di di Gereja Santu Petrus mengenang para korban, mendoakan para pejuang kemanusiaan dan donatur. Misa dipimpin oleh Pastor Damas, SVD. Umat  Kristen  Protestan bergdoa di Geraja Maranatha Remu dipimpin oleh Pendeta Rein Tanawani. Umat  Islam berdoa  di Masdjid Hj. Aliyah Baswedn HBM Islamic Center dipimpin oleh Dr. Hamzah, Rektor LAIN, Sorong.

Rasa Diri Keindonesiaan

Ada lakon sendu. Syahfrudin Sabonnama mengisahkan, seorang Ibu asal Bugis yang membuka kios kecil  di Sorong bergegas dengan motornya  ke Posko bantuan bencana NTT. Ia membawa uang 100 ribu rupiah  dan satu dos pakaian bekas. Ia sedih. Ia menyerahkan bantuannya dengan isak  tangis. Katanya, "saya memberikan terlalu  sedikit, saudara-saudara kita di sana sangat menderita. Saya terus berdoa agar keadaan menjadi baik." Konon, ia tak kuasa menonton televisi yang menyiarkan dasyatnya bencana yang melululantakkan wilayah Nusa Tenggara Timur dan memagut ratusan nyawa itu.  

Kisah-kisah di atas menunjukkan masyarakat Sorong sangat empati dengan musibah yang menimpah warga NTT. Ada rasa kemanusiaan dan rasa diri keindonesiaan yang terkespresi secara spontan. Mungkin Sang Ibu dari Bugis itu tak pernah membaca buku sejarah tentang perjuangan para pendiri negara ini. Namun, rasa empati sesama bangsa Indonesia begitu lengket di tebing sanubarinya. Ia hanya mengatakan, "saudara-saudara kita di sana sangat menderita." Ribuan mil jarak antara Sorong dan Kupang dilipat oleh rasa kemanusiaan dan rasa diri keindoneiaan.

Toh, ia bukan  pejabat atau pengusaha kaya raya yang  sulit tidur lantaran memikirkan bagaimana menganakpinakkan  kekayaan itu. Ia bukan anggota DPR yang terus mengatur dasinya di gedung megah yang sulit membedakan jin dan manusia, dalam keadaan tidur di ruang DPR tetap saja dibayar uang duduk. Reses untuk mendengar keluhan rakyat, juga dibayar. Terus-menerus mencatut nama rakyat agar mendapat pekerjaan di Senayan. 

Mungkin sangat sedikit DPR seperti  Melky Lakalena yang menyumbangkan mobil dan genset untuk meringankan penderitaan para korban. Lebih hebat lagi,  ia mengusulkan bencana NTT menjadi bencana nasional. Sebagai wakil rakyat, ia sungguh tahu, dampak bencana ini sangat luar biasa. Ia sungguh paham, pemulihan membutuhkan banyak hal dan lama.

Kisah-kisah kemanusiaan  semacam ini tentu saja ada juga di kota-kota lain yang kini sedang  giat  menggalang bantuan. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa telah melepaskan 30 truk yang mengakut makanan, pakaian obat-obatan, dan pakaian menuju NTT. Sumatra Barat telah mengirimkan 1.5 ton rendang ke NTT. Satu miliard  rupiah dari Sulawesi Selatan. Inilah realitas rasa diri keindonesiaan yang tanpa sekat, saudara rasa sedarah melampaui pulau, lautan, dan meretas batas apapun. Ketahuan, Indonesia adalah negara bangsa yang tangguh karena keberagamannya.  Berduka dan berkabung menjadi ikhwal untuk beriktiar menguatkan solidaritas rasa diri keindoneiaan itu.

Kesadaran seperti itulah yang mengaransemeni motivasi kemanusiaan dan keindonesiaan Syafrudin Sabonnama datang ke NTT. Padahal, NTT bukan daerah pemilihannya, bukan pula  karena jadwal reses. Ia mengatakan, "Kita memang berbeda  secara suku, ras, agama, atau golongan, kita tidak sedaerah, kita tidak sedarah, tetapi Tuhan yang menciptakan kita satu. Setiap kita harus ambil peran dalam aksi nyata. Karena setiap musibah harus menjadi ajang untuk saling menguatkan, bukan saling melemahkan, bukan saling menghujat. Maka aksi spirit lampu merah menjadi bukti bahwa kasih harus menembus batas."

Safrudin Sabonnama sedang memimpin konser  kemanusiaan dan orkestra keindonesiaan yang memuliakan persaudaraan,  menebas sekat, dan meranumkan saudara rasa sedarah. Mereka datang bukan hanya membawa barang dan uang, melainkan membawa kasih yang ditinggalkannya di sini. Sebab, mereka tahu, benda yang paling keras bukanlah besi, melainkan hati. Mereka pun tahu, Tuhan ada "di" dan "antara" kita.

Oleh Marsel Robot

Dosen FKIP Undana (Kupang)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun