Layaknya kapal feri destinasi lainnya Indonesia, selalu ada penjual yang menjajakan makanan dan minuman sebelum kapal berangkat, dan awak kapal yang menjual makanan dan minuman selama perjalanan. Selain bisa mengatasi kelaparan dan kehausan selama perjalanan berjam-jam, wisatawan juga bisa membeli buah dan jajanan khas lokal.
Dalam perjalanan, kami melihat indahnya pulau-pulau sekitar Sulawesi, dan langit senja hari itu. Sekitar jam 16.28-16.43, kapal berlabuh di Pelabuhan Nusantara Raha untuk menaik-turunkan penumpang. Selama perjalanan sekitar lima jam, berganti 3 film yang diputarkan pada televisi dalam kapal, dengan genre thriller atau horror.
Akhirnya, kami tiba di Pelabuhan Murhum jam 18:28 WITA, kemudian kami berjalan kaki ke penginapan yang berdasarkan google maps jarak tempuhnya 4 menit. Keluar dari gerbang pelabuhan, belok kanan, restoran-restoran makanan lokal berjejer di kedua sisi jalan. Jadi, kami makan malam dulu sebelum tiba dan beristirahat di hotel. Banyak pilihan penginapan di sekitar Pelabuhan Murhum, yang mana berdekatan dengan restoran-restoran makanan lokal Indonesia maupun makanan siap saji.
Karena trip kami baru akan dimulai besok, maka kami mengurus diri masing-masing saja malam itu, hingga keesokan harinya dijemput di depan penginapan. Kota Baubau, Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Selatan, dan Kabupaten Buton Utara merupakan kabupaten/ kota yang terdapat di Pulau Buton ini. Selamat menjelajah besok!
Hutan Pinus Samparona
Sesuai janji, pagi itu kami dijemput tepat waktu pada jam 7 WITA oleh pemandu wisata kami. Karena tempat penginapan tidak menyediakan sarapan, dan kami hanya makan biskuit yang dibawa dari rumah, iapun menyarankan kami untuk mampir sarapan dulu sebelum memulai perjalanan, sebab hanya sedikit penjual makanan di lokasi yang akan dituju hari ini.
Tempat yang dituju pertama adalah Hutan Pinus Samparona. Mula-mula, kami memasuki Bumi Perkemahan Samparona yang ditandai dengan ikon tunas kelapa berukuran jumbo. Kemudian, kami tiba di gerbang hutan pinus. Setelah memarkirkan kendaraan, kami masuk dan berfoto ria.
Pepohonan pinus tumbuh cukup rapat dan rapi, lantai pagi itu agak licin karena masih basah. Ada beberapa wahana dalam kawasan hutan pinus ini, namun sayangnya wahana-wahana tersebut kurang terawat, sehingga sebagian sudah rusak.
Tadi saat masuk, loket di depan belum dibuka, sehingga belum ada petugas untuk membayar tiket masuk. Jadi, saat kami akan pulang, kami bertemu dengan penjaga loket dan membayar tiket masuk sebelum menuju ke mobil untuk berangkat ke destinasi wisata berikut. Saat itu, kami juga melihat beberapa warga membawa perlengkapan berkebun, dan berjalan menuju belakang hutan pinus untuk menggarap kebun mereka.
Lokasi: Kelurahan Kaisabu Baru, Kecamatan Sorawolio, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara