Oh iya, kami ditemani oleh Abahnya Mba Erin dan juga saudara Mba Erin sudah siap sedia juga di Gua Indrakila dengan motornya. Berjaga-jaga jika ada yang kecapean, bisa dibawa dengan sepeda motor.
Sebelum menuju Kawasan Gua Indrakila, Abah terlebih dahulu mendatangi Kepala Dusun Indrakila sebagai Kuncen atau juru kunci Gua. Sayang sekali, pada hari itu beliau sedang tidak ada di rumah. Kami melanjutkan menuju gua tanpa kepala dusun tentunya hanya mengunjungi gua yang boleh didatangi umum saja. Karena konon kabarnya, ada beberapa gua yang harus didatangi bersama juru kunci.
Hari beranjak siang dan kami bergegas. Kawasan Gua Indrakila  adalah gugusan gua di Dusun Indrakila, Desa Karangkancana, Kabupaten Kuningan, Propinsi Jawa Barat dengan belasan gua. Sumber lain menyebutkan ada 27 gua yang tersebar di Dusun Indrakila. Semua gua memiliki sejarah dan memuat wisata alam yang unik. Gua-gua itu terbentuk dari batuan karst dan berusia ribuan tahun dengan stalaktit dan stalakmit yang masih aktif.
Kami hanya masuk di gua pertama saja yaitu Gua Kandang Hayam. Sebelum masuk tentu saja tidak lupa berdoa bersama terlebih dahulu agar perjalanan menjelajah gua dipenuhi keberkahan dan keselamatan. Guanya agak sempit tapi bisa dimasuki oleh beberapa orang. Keadaan gua yang gelap mengharuskan kami menyalakan penerang dari handphone karena ternyata kami lupa membawa senter. Kami masuk hanya sebentar saja karena untuk masuk lebih jauh harus merayap jadi kami putuskan untuk ke luar kembali.
Hari semakin siang dan matahari makin berada di atas kepala. Rasanya tidak mungkin untuk melanjutkan perjalanan menjelajah gua berikutnya. Karena memang tadi berangkatnya juga agak kesiangan. Akhirnya kami memutuskan untuk balik ke rumah Mba Erin. Tersedia pilihan apakah pulang dengan naik mobil Baraya Travel yang menunggu kami dari tadi atau mau mengeksplor dengan berjalan kaki. Karena kata Abah lebih dekat dengan jalan kaki akhirnya saya, Mba Tati, Mas Ikhsan, Abah dan dua orang saudara Mba Erin memutuskan berjalan kaki. Sisanya sekitar tujuh orang lainnya balik dengan naik Baraya Travel.
Berjalan kaki menjelajah alam ini mengingatkan saya akan dahulu waktu masih aktif pramuka.
Tidak jauh dari Gua Kndang Hayam ada gua juga, Abah menawarkan apakah mau melihat atau tidak. Tentu saja hanya melihat dari luar karena kan tidak ada juru kunci. Akhirnya kami ke situ dan melihat-lihat sebentar. Sebenarnya ada juga gua Arjuna tapi kalau dilanjutkan, waktu semakin siang dan nanti akan makin lama di sana. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan pulang ke rumah Mba Erin saja.
Pilihan saya untuk berjalan kaki ternyata tidak salah. Pemandangan selama di jalan sangatlah indah. Medannya juga tidak sulit. Apalagi cuaca bagus saat itu, tidak hujan. Tidak sampai setengah jam, saya dan rombongan yang jalan kaki sudah sampai di rumah Ma Erin sedangkan yang naik mobil sampai sejam berikutnya.