Mohon tunggu...
Zarna Fitri
Zarna Fitri Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang perempuan yang punya banyak mimpi

Menulis untuk memberikan ruang besar di relung hati Bisa hubungi via IG @zarna_fitri

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Besarnya Peran Ibu Rumah Tangga dalam Pengelolaan Sampah

6 Februari 2024   18:32 Diperbarui: 6 Februari 2024   18:39 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemanfaatan sampah kemasan minyak goreng untuk pot (dokumentasi pridbadi)

Menurut data SIPSN KLHK (Sistem Informasi Pengelolaan Nasional Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), pada tahun 2022, 39,63% timbunan sampah nasional berasal dari rumah tangga. Berdasarkan jenisnya, 39,8% sampah yang dihasilkan masyarakat berupa sisa makanan. Sampah plastik berada di urutan berikutnya karena memiliki proporsi sebesar 17%. Berikutnya ada sampah kayu dan ranting lalu sampah kertas dan karton.

Dari data di atas artinya limbah rumah tangga merupakan penyumbang terbesar sampah nasional. Sebagai ibu rumah tangga, kita seharusnya punya peran dalam pengelolaan limbah agar bisa mengurangi pencemaran lingkungan. Menjaga lingkungan dari limbah domestik. Setidaknya, tidak makin menambah lagi limbah sampah yang ada. Akan makin mengerikan bukan kalau angka tersebut makin bertambah? Bagaimana kita dengan generasi kita selanjutnya jika hidup mereka masih saja dikelilingi dengan pengelolaan sampah yang masih saja merongrongi.

Dalam keseharian, tentu kita akan makan, mandi, mencuci dan tak lupa belanja. Untuk makan, masak dan makanlah makanan itu secukupnya sesuai dengan jumlah anggota keluarga. Jangan suka membuang-buang makanan. Begitu juga dengan mandi dan mencuci. Sekarang sudah ada pembelian detergen, sabun cuci piring, pewangi, dan lain-lain dengan kemasan isi ulang. Di kota-kota besar sudah mulai banyak yang menginisiasinya. Semoga nanti akan terus menjamur dan menjangkau seluruh daerah.

Jikapun belum, plastik kemasan itu bisa kita manfaatkan untuk pot tanaman. Tinggal memutar sedikit kreasi, akan jadi pot-pot cantik yang berisi tanaman ataupun bunga-bunga indah untuk menyehatkan mata. Saya biasanya memanfaatkan plastik detergen atau kemasan pencuci piring ukuran besar untuk menanam kunyit, bunga, dan lain-lain. Sehingga, tiak perlu lagi membeli pot di pasar bukan? Selain itu, hasil tanamannya bisa kita manfaatkan kembali untuk memasak. Ataupun untuk bungapun tidak masalah.

Perlu diketahui, plastik bekas minyak goreng itu misalnya sangat kokoh dibanding kita menggunakan polybag yang dijual di pasar. Meskipun sangat kecil, tentu saja ini akan berdampak pada pengurangan sampah plastik rumah tangga. Andai saja banyak rumah tangga yang melakukannya, akan banyak sekali pengurangan sampah bukan?

Selain itu,kita bisa juga mengakali dengan membeli kebutuhan dalam jumlah banyak. Harga lebih murah juga turut mengurangi sampah. Mengapa demikian? Karena meminimalisir penggunaan kemasan. Misalnya saya sering membeli detergen ukuran besar yaitu ukuran lima liter yang dikemas dalam kemasan derigen. Daripada membeli dalam jumlah sedikit dan sampah plastiknya makin banyak, tentu ini sedikit memberikan penawaran solusi. Derigennya juga bisa kita gunakan untuk keperluan lain seperti pot tanaman tadi. Bisa jadi salah satu opsi bukan?

Untuk sampah plastik juga sudah ada UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang mengolah sampah plastik seperti plastik kemasan kopi, detergen, dan lain-lain untuk dijadikan cenderamata. Ada tas, tempat tisu dan perabot keperluan rumah tangga lainnya yang bisa digunakan dan bernilai jual tinggi. Pembuatannya yang apik membuat barang-barang tersebut tidak kelihatan kalau berasal dari limbah rumah tangga.

Sekarang ini juga sudah ada komunitas-komunitas atau pengumpul hasil minyak jelantah. Minyak jelantah ini jika dibuang sembarangan tentu sangat mencemari. Dibuang ke got atau pembuangan saluran air akan menyebabkan penyumbatan. Nah, sebagai ibu rumah tangga kita bisa mengumpulkannya lalu menjualnya kepada komunitas tadi. Bisa dicari komunitas terdekat dari domisili masing-masing. Sampah berkurang, uangpun dapat dari hasil penjualan minyak jelantah. Ibu senang, bumipun riang. Dan peran kita sebagai ibu rumah tangga menjaga lingkungan dari limbah plastik akan semakin besar.

Sebenarnya kalau ada niat, tekad kemudian diiringi dengan tindakan serta dukungan dari pihak terkait tentang pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga ini tentu permasalahan ini akan terus menurung dan berkurang. Ibu rumah tangga perlu kesadaran penuh mengusahakan agar sampah yang dihasilkan tidak menumpuk dan bisa didaur ulang. Pihak dan komunitas terkait juga semakin banyak dan menyebar, sehingga bisa dijangkau dengan mudah oleh masyarakat. Dan tak kalah penting adalah peran pemerintah yang punya andil besar dalam hal ini. Tanpa adanya dukungan pemerintah, pengelolaan sampah apakah itu sampah rumah tangga ataupun sampah secara keseluruhan tentu tidak akan tertangani dengan baik dan menyeluruh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun