Di sisi lain, konsesi tidak selalu harus bersifat timbal balik. Dalam strategi lanjutan, seorang negosiator dapat menyisipkan permintaan tambahan yang tampaknya penting namun sebenarnya tidak krusial, dengan tujuan untuk ditukar pada tahap akhir negosiasi. Permintaan semacam ini disebut sebagai "tuntutan tak berharga", dan dapat menjadi alat yang efektif untuk mendapatkan konsesi yang lebih bermakna di bagian akhir diskusi.
Secara keseluruhan, pendekatan negosiasi yang cerdas menempatkan manusia sebagai pusat dari proses. Strategi menang-kalah bisa jadi efektif dalam kondisi tertentu, namun lebih sering menciptakan ketegangan dan memperlemah hubungan jangka panjang. Sebaliknya, strategi berbasis konsesi memberikan ruang bagi kolaborasi, dialog terbuka, dan hasil yang memuaskan kedua belah pihak. Konsesi memungkinkan kita untuk menang tanpa mengalahkan. Ia adalah bentuk kemenangan yang tidak hanya menghasilkan hasil, tetapi juga membangun kepercayaan dan menjaga relasi.
Negosiasi yang baik bukanlah tentang siapa yang mendapatkan lebih banyak, melainkan tentang bagaimana kedua pihak bisa pulang dari meja perundingan dengan kepala tegak dan hati lega. Dalam dunia yang semakin terhubung dan saling bergantung, kemampuan untuk menang tanpa mengalahkan adalah aset yang jauh lebih berharga daripada sekadar angka di atas kertas.
Dalam praktiknya, pendekatan ini juga sangat berguna dalam berbagai konteks seperti konflik organisasi, kerja tim, hubungan vendor-klien, dan negosiasi antarindividu. Sayangnya, pendekatan konsesi sering disalahpahami sebagai kelemahan. Padahal, jika dilakukan dengan cara dan momentum yang tepat, konsesi adalah kekuatan negosiasi yang sejati.
Sebagai penutup, saya percaya bahwa dunia membutuhkan lebih banyak negosiator yang berpikir seperti dalam artikel ini: menang bukan berarti harus ada yang kalah. Ketika negosiasi dimaknai sebagai proses membangun nilai bersama, maka hasilnya tidak hanya menguntungkan secara materiil, tetapi juga memperkuat jaringan sosial dan profesional yang lebih manusiawi dan berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI