Masih dalam rangkaian perayaan HAB Kemenag RI Ke 79, Kementerian Agama Kota Kediri melanjutkan perayaan dengan event jalan santai. Diawali dengan penampilan Barongsai dari klenteng Tjoe Hwie Kiong yang artistik dan fantastik memukau para peserta jalan santai. Kementerian Agama merupakan Kementerian Semua Agama, semua agama gembira memperingati perayaan Milad Kementerian Agama.  Ada dua nilai yang bisa diambil dari rangkaian perayaan ini. Toleransi dan akomodatif budaya  lokal
Nilai Perayaan HAB Kementerian Agama RI
Nilai pertama adalah toleransi. Toleransi merupakan mindset memberi keleluasaan, kebebasan, penghargaan kepada yang berbeda. Bangsa Indonesia dengan latar multi agama, multi kultural, multietnis, multietnis, maka mempunyai jiwa tokeran merupakan keharusan, agar keberbedaan ini bisa tercipta kerukunan dan harmoni di Nusantara. Keberagaman ini adalah sebuah kepastian, tapi kerukunan harus diciptakan. Nilai kedua adalah  akomodatif budaya lokal, hal ini nampak dari adanya pertunjukan budaya lokal yang merupakan bentuk pelestarian budaya.
Barongsai Sebagai Aktualisasi Pelestarian Budaya dann Kerukunan Beragama
Barongsai sebagai salah satu seni budaya Tionghoa, telah menjadi simbol aktualisasi pelestarian budaya sekaligus kerukunan beragama di Indonesia. Seni pertunjukan ini tidak hanya menjadi bagian dari tradisi masyarakat Tionghoa, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dan toleransi dalam kehidupan beragama. Berikut adalah penjelasannya:
1. Pelestarian Budaya Lokal
Barongsai telah menjadi salah satu ikon budaya yang dilestarikan melalui berbagai acara seperti:
-Perayaan Imlek: Barongsai menjadi hiburan utama dalam perayaan Tahun Baru Imlek, melibatkan komunitas Tionghoa dan masyarakat umum.
- Pentas Budaya: Barongsai sering tampil di acara-acara multikultural, memperkenalkan seni ini kepada masyarakat lintas budaya.
- Pendidikan Seni Tradisional: Banyak komunitas melatih generasi muda untuk memainkan Barongsai, menjaga keberlangsungan seni ini.
2. Simbol Kerukunan Beragama
Barongsai berperan penting dalam mempererat hubungan antaragama melalui:
- Penampilan di Berbagai Tempat Ibadah: Barongsai sering tampil tidak hanya di klenteng, tetapi juga di masjid, gereja, dan ruang publik lainnya, terutama dalam acara lintas agama.
- Keterlibatan Komunitas Multietnis: Dalam beberapa kelompok Barongsai, anggota tim berasal dari berbagai latar belakang agama dan suku, mencerminkan harmoni dan keragaman.
-Pesan Toleransi: Barongsai mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, kerja sama, dan saling menghormati.
Â
3. Aktualisasi Budaya di Era Modern
Dalam konteks modern, Barongsai tidak hanya menjadi tradisi, tetapi juga media untuk menyampaikan pesan harmoni:
- Media Hiburan Universal: Barongsai sering tampil dalam festival budaya dan acara nasional yang dihadiri masyarakat dari berbagai agama dan suku.
- Diplomasi Budaya: Penampilan Barongsai di tingkat internasional membantu mempromosikan nilai-nilai toleransi Indonesia.
- Adaptasi Nilai Religius: Dalam beberapa komunitas Muslim, Barongsai dimainkan dengan memperhatikan nilai-nilai agama seperti tidak menggunakan simbol tertentu yang dianggap bertentangan
Kesimpulan
Barongsai adalah representasi nyata bagaimana seni tradisional dapat menjadi alat pelestarian budaya sekaligus media untuk memperkuat kerukunan antarumat beragama. Kolaborasi dan apresiasi lintas budaya terhadap Barongsai menunjukkan bahwa perbedaan tidak menjadi penghalang untuk hidup rukun dan saling mendukung dalam keberagaman. Maka mari saling bersinergi menjaga harmoni bangsa ini.