Artikel tersebut membahas sosok humoris dari Gus Dur yang sering memasukkan lelucon dan anekdot ke dalam pidatonya. Artikel tersebut telah memunculkan berbagai pandangan tentang Gus Dur, termasuk informasi tentang kehidupan pribadinya dan gaya berpolitiknya. Salah satunya adalah ketika Gus Dur menggunakan gaya humoris untuk mengkritik seorang intel dalam sebuah pertemuan.
Karakteristik unik Gus Dur adalah kemampuannya untuk selalu menggabungkan cerita lucu atau anekdot singkat dalam setiap kesempatan. Kritik dan keluh kesah yang dia sampaikan sering kali dibungkus dalam bentuk anekdot. Namun, dia tetap menghormati orang yang dikritiknya dan memperlakukannya dengan hormat. Gus Dur tidak pernah mempermalukan orang yang dikritiknya, tetapi tetap mempertimbangkan konteks dan menjaga kesopanan. Meskipun lelucon kritikannya kadang kontroversial, itulah yang membuat Gus Dur unik.
Teks anekdot adalah teks yang mengkritik masalah dalam kehidupan sehari-hari yang ditujukan kepada individu atau kelompok tertentu. Teks anekdot juga mengandung lelucon untuk menghibur pembaca tanpa menghilangkan pesan yang ingin disampaikan. Ini dilakukan agar teks menjadi lebih menarik dan berkesan. Berikut contoh teks anekdot yang baik:
Di suatu siang, ada dua bocah yang sedang bercanda di bawah pohon rindang, Bagus dan Anton.
Bagus: "Anton, kita main tebak-tebakan, yuk! Kursi apa yang membuat orang lupa ingatan?"
Anton: " Kursi goyang! Orang yang duduk di atas kursi goyang akan mengantuk dan tertidur Saat tidur, orang, kan, lupa."
Bagus: "Hahahaha, lucu, tapi jawabanmu salah."
Anton: "Hmm, kursi apa dong?"
Bagus: "Jawabannya adalah kursi jabatan!"
Anton: "Lho, kok begitu?"
Bagus: "Jelas lah! Coba kamu ingat, sebelum duduk di kursi jabatan, banyak calon berjanji macam-macam. Tetapi setelah duduk di kursi itu, mereka lupa ingatan soal janji-janjinya!"