Mohon tunggu...
Zefanya NathanielTanzil
Zefanya NathanielTanzil Mohon Tunggu... Lainnya - Murid

saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Artikel Tanggapan "Merindukan Sosok Pemimpin Humoris" Karya Pak Ari

28 Mei 2023   20:31 Diperbarui: 28 Mei 2023   20:31 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teks anekdot adalah teks yang mengkritik masalah dalam kehidupan sehari-hari yang ditujukan kepada individu atau kelompok tertentu. Teks anekdot juga mengandung lelucon untuk menghibur pembaca tanpa menghilangkan pesan yang ingin disampaikan. Ini dilakukan agar teks menjadi lebih menarik dan berkesan. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan dalam berpikir kritis, agar kita dapat mengetahui makna asli dari teks anekdot. Sebagai pemimpin negara pada zamannya, Gus Dur terus menyelipkan anekdot di dalam pernyataannya. Hal ini membuat masyarakat atau pihak tertentu yang dikritik dapat menerimanya dengan lebih halus, sehingga tidak ada pihak yang merasa tersinggung. Hal ini dibuktikan dengan situasi sosial dan politik yang lebih stabil pada masa pemerintahannya. Berikut contoh teks anekdot yang baik:

Di suatu siang, ada dua bocah yang sedang bercanda di bawah pohon rindang, Bagus dan Anton.

Bagus: "Anton, kita main tebak-tebakan, yuk! Kursi apa yang membuat orang lupa ingatan?"Anton: " Kursi goyang! Orang yang duduk di atas kursi goyang akan mengantuk dan tertidur Saat tidur, orang, kan, lupa."Bagus: "Hahahaha, lucu, tapi jawabanmu salah."Anton: "Hmm, kursi apa dong?"Bagus: "Jawabannya adalah kursi jabatan!"Anton: "Lho, kok begitu?"Bagus: "Jelas lah! Coba kamu ingat, sebelum duduk di kursi jabatan, banyak calon berjanji macam-macam. Tetapi setelah duduk di kursi itu, mereka lupa ingatan soal janji-janjinya!"Anton: "Hahahahaha betul juga."

Teks anekdot ini mengisahkan percakapan lucu antara dua bocah, Bagus dan Anton, yang sedang bermain tebak-tebakan di bawah pohon. Mereka berusaha menebak kursi apa yang membuat orang lupa ingatan. Anton memberikan jawaban yang lucu tentang kursi goyang yang membuat orang mengantuk dan lupa. Namun, Bagus memberikan jawaban yang lebih mengandung sindiran, yaitu kursi jabatan. Bagus menjelaskan bahwa banyak calon yang berjanji sebelum menduduki kursi jabatan, tetapi setelah menjadi pejabat, mereka seringkali melupakan janji-janji tersebut. Percakapan ini mengandung pesan kritik terhadap perilaku para pejabat yang lupa janji setelah mendapatkan kekuasaan.

Tujuan utama dari teks anekdot tersebut adalah untuk mengingatkan terutama para pejabat yang menduduki jabatan pemerintahan agar benar-benar melaksanakan tugas mereka demi kepentingan negara dan bangsa, bukan kepentingan pribadi. Teks anekdot juga bertujuan untuk menyadarkan masyarakat umum sebagai pembaca bahwa tindakan korupsi adalah perbuatan yang sangat buruk dan merugikan banyak orang. Fungsi utama dan dominan dalam teks anekdot tersebut adalah menyampaikan kritik dan sindiran kepada individu atau kelompok tertentu, terutama pejabat pemerintah yang terlibat dalam praktik korupsi. Namun demikian, kritik yang disampaikan tetap dibungkus dengan lelucon yang halus, sehingga semua pesan tidak secara langsung menyinggung pihak yang dikritik. Selain itu, hal ini tetap dapat menjalin relasi yang baik dengan berbagai pihak yang dikritik maupun dengan mereka yang membaca pesannya. 

Peristiwa korupsi bukanlah hal yang asing dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Tindakan melanggar hukum ini telah terjadi di Indonesia selama bertahun-tahun. Ini dapat dilihat dan dibuktikan melalui kasus korupsi yang melibatkan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia pada kabinet Indonesia Maju tahun 2020, yaitu Edhy Prabowo. Edhy Prabowo ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penerimaan hadiah atau janji terkait perizinan tambak, usaha, atau pengelolaan perikanan dan komoditas perairan sejenis lainnya. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga menangkap mantan Menteri Sosial yang terlibat dalam korupsi bantuan sosial (Bansos) Covid-19, yaitu Juliari Peter Batubara.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teks anekdot adalah bentuk teks kritikan yang menggunakan lelucon untuk menghibur, yang ditujukan kepada individu atau kelompok tertentu. Teks tersebut juga bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar lebih peka terhadap kondisi dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Hal ini ditunjukkan melalui contoh teks anekdot di atas, yaitu "Baju Paling Mahal", serta penggunaan anekdot oleh sosok humoris seperti Gus Dur dalam pidatonya. 

Sebagai saran dari penulis, kita harus dapat lebih berhati-hati dalam menyampaikan kritik pada zaman ini. Hal ini disebabkan oleh regulasi yang semakin diperketat oleh pemerintah. Oleh karena itu, diperlukannya keterampilan dan kemampuan dalam menyampaikan kritik yang baik di depan masyarakat, sepeti dengan menggunakan anekdot. Untuk membuat anekdot yang baik, diperlukannya wawasan yang luas mengenai berbagai kasus yang terjadi saat ini, serta kemampuan berbahasa yang baik agar dapat membungkus seluruh kritikan denan lelucon dan humor yang dapat menghibur para pembaca. Dengan itu, kita dapat berlatih untuk menyampaikan pesan atau pendapat kita dengan cara yang baik. 

NAG/25

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun