Mohon tunggu...
Zean Muttaqien
Zean Muttaqien Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi : menonton film

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Asal-usul nama Bogor dan Buitenzorg

30 Mei 2022   15:00 Diperbarui: 30 Mei 2022   15:03 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dokumen tersebut tercantum nama Ngabehi Raksa Candra sebagai hoofd van de negorij (kampung) Bogor. Letak Kampung Bogor berada di dalam lokasi yang kemudian dan saat ini dikenal dengan nama Kebun Raya. Sehingga, dapat dikatakan bahwa lokasi Kampung Bogor ini berdekata dengan vila Buitenzorg.

Pasca terjadinya perpindahan pusat administrasi pemerintahan (Bupati) ke wilayah Sukahati (Empang) dari Kampung Baru (Tanah Baru), serta diikuti dengan pembukaan Pasar (kelak disebut Pasar Bogor) yang dibuka setiap dua kali seminggu,  dengan semua perubahan dan perkembangan tersebut, dan ditambah dengan pesatnya kemajuan Pasar Bogor, menyebabkan nama Bogor semakin mencuat dan dikenal masyarakat luas, sehingga nama Bogor inilah yang pada periode-periode berikutnya (utamanya pasca peristiwa Proklamasi Kemerdekaan) tetap digunakan untuk menyebut wilayah tersebut. 

Bahkan pada periode kolonial sekalipun, secara sembarang, kata Bogor dan Buitenzorg sering kali digunakan secara bergantian untuk mengidentifikasinkan daerah yang sama, walaupun dalam situasi yang resmi nama Buitenzorg cenderung digunakan (Zakaria, 2010: 50).

Pada perkembangan selanjutnya, secara berangsur-angsur, nama Buitenzorg (khususnya di kalangan kaum kolonial yang menguasai wilayah tersebut) semakin popular, sehingga sedikit demi sedikit menggeser nama Kampung Baru dan Sukahati sebagai nama Kabupaten. Sampai akhirnya, melalui akte bertanggal 28 Oktober 1763, nama Afdeling (Kabupaten) Buitenzorg pun diresmikan (Zakaria, 2010: 51).

Sumber :
Zakaria. (2010). Kota bogor : Studi tentang perkembangan ekologi kota abad ke-19 hingga abad ke-20. Bandung : Sastra Unpad Press.

Danasasmita, Saleh. (2012). Sejarah bogor. Bogor : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Chusna, Nurlina. (2009). Tata letak pecinan di Bogor.(Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Indonesia, Depok.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun