Mohon tunggu...
Zuweriyah Az-Zahra Al-Abidin Shoheh
Zuweriyah Az-Zahra Al-Abidin Shoheh Mohon Tunggu... -

Apalah arti rupa jika di dalamnya tak ada makna, hanya bagai ruang yang hampa, tanpa sinar dan udara.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

" Rindu Tak Terungkap "

29 Juli 2014   14:27 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:56 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Sahabat pembaca semuanya dimanapun berada,,,

Sumpah,,,, kangen pake bingit sama nenek,,,, :‘(

Dahulu kala,,,


Disaat aku masih kecil, nenek selalu mengajaku ikut acara pengajian ibu2 harian,,,,
Disaat puasa, nenek yg mengajariku niat puasa di malam harinya  sebelum tidur atau setelah sahur,,,,,
Disaat mo bobok, nenekpun yg mengajariku berdo‘a sebelum tidur,,,,
Disaat malam takbiran, akupun dgn nenek bertakbiran sebelum tidur,,,,
Disaat aku di gebukin, dipukulin sama ibu, nenekpun yg menolongku,,,,,

Ooooouch,,,,, betapa rindunya  kebersamaan bersama nenek,,,,

Ketika VISSA kerjaku habis, akupun cuti pulang k indonesia untuk memperpanjang VISSA,,,



Alhamdulillah akupun bisa bertemu dengan nenek,,,
Aku bisa mempergunakan waktu yg sedikit itu untuk merawat nenek,,,
Iyah,,, aku bisa  merawatnyaa walopun cuman sebentar dan tidak lama,,,,
Aku sibuk dengan duniaku,,,
Ternyataaaa,,,, keinginanku tidak semudah yang aku lakukan,,,
Aku sibuk dengan duniaku,,,
Hingga niat awalku setiba di tanah air aku betul2 menggunakan dengan baik hanya untuk bersama nenek terabaikan,,,

Aku sibuk bolak balik ke Jakarta untuk mengurus Vissaku,,,


Sebelum detik2 terakhir aku tengok nenek,,,,
Ya Allah,,,,

Aku terharu melihatnya,,,


Dan berbisik dalam hati :
" tidak adakah orang satupun yg merawatnya hingga kusam begitu" ?
" tidak adakah orang satupun yg memperhatikannya "?

Aku tersadar, neneku bukanlah orang kaya,,,
Hingga dimasa tuanyapun begitu kurangnya perhatian dari anak2nya,,,


Tak terasa akupun menangis, memeluknya dan mencium keningnya,,,
Tapi sayang, saat itu aku tidak bisa memberikan waktu yg max buat nenekku,,, :'(

Didetik2 terakhir aku berdiam diri di kampung, akhirnya akupun bisa merawat nenek,,,
Hanya sebentar,,,, hanya sesaat,,, namun,,, aku bersyukur aku bisa menunaikan hajatku,,,

Dihari terakhir aku di indonesia, aku temui neneku,,,


Kebetulan neneku tidak tinggal bersama ibuku, tapi tinggal bersama wawaku,,,
Kebetulan rumah ibuku dan rumah wawaku tidak begitu jauh,,,
Sehingga akupun dengan mudah menginjakan kaki ini untuk menemui nenek di rumah wawaku,,,

Aku keluarkan baju baru yang sengaja aku beli buat nenek,,,
Celana panjang,  baju dan jaket,,,,

Tapi aku heran, ketika aku ingin memberikannya pada nenek ibuku berkata:
" itu celana sama jaket gak usah, bajunya j ",,,

Ya Allah,,,,
Aku kaget, aku teriris pilu,,,
Kenapa ibuku begitu, bagaimana kelak ia  tua (lensia) dan anak2ny memperlakukan seperti itu???
Memperlakukan sama halnya ia memperlakukan ibunya sendiri,,, (nenek)???


Aku gak habis pikir kenapa ibu berbuat seperti itu??

Aku tidak mendengarkan omongannya ibu,,,
Celana panjang itu aku tetap uat nenek,,,


Dan aku bilang sama ibuku " ini celana tetap aku ambil mo di pakein ke nenek "
Klo emak mau switer ini ambil,,,,

EEEEeeeeh,,,,, ingatnya ke anak laki-lakinya,,,,


Heran, knp si ibu begitu sayangnya sama kaka laki2 ku itu??

Ibuku bilang sama kaka laki2 ku, "sep, switer ini mau ga? buat Hani (calon mantu emak),,,
Kakapun menyambutnya " iya dh sini gpp, di simpan,,, nanti kalau Hani main ke sini kasih buat dia "

Aaaaach,,,, akupun gak gubris mereka, gak mau mempermasalahkannya,,,,
Aku hanya bicara dengan hati kecilku,,,, hallowwwww,,,, bla bla blaaaaa,,,,




Aku memasak air panas persiapan buat mandiin nenek di rumah ibuku,,,
Setelah mendidih lalu ku bawa ke rumah wawa siap2 untuk mandiiin nenek,,,,
Ku culuti baju nenek, cuman ada sehelai kain panjang (tapih),,,
Kemudian ku papah nenek  ke kamar mandi,,,,
Ku mandikan nenek dan ku cuci rambutnya,,,,

Ach,,, air panasnya gak cukup, tinggal sedikit,,,

Kebetulan wawaku lewat (menantu nenek),,


Dan bilang dengan harapan mau memasakan air panas buat nenek,,,
Ternyata,,,, bikin aku shok,,,
Ketika wawaku lewat aku bilang: " wa, air panasany gak cukup "?
Eeeeeeeh,,, wawaku bilang " pake air kran j ", akupun diam gak nyautin,,,,

Kemudian aku lanjutin menggosok tubuh nenek,,,,
Ketika aku sedang menuangkan air hangat yg tinggal sedikit supaya cukup,,,
Astaghfirullaah,,, neneku di siram pake air kran sama wawa yg di ember, jelas aku brontak,,,
Air kran kan dingin, gak mau masakin air panas malah di siram pake air kran,,,
Spontas aku bentak, waaaa jangan, itu kan air dingin kenapa di siramin ke nenek??
Wawa bilang " ini tinggal dikit abisin ", jelas aku g mau lah,,,

Dan aku bilang, mana ada orang mandi air hangat kemudian air dingin, yg jelas dingin lah,,,,
Apa lagi nenek sudah tua, jelas nenek akan kedinginan,,,

Akhirnya wawapun pergi meninggalkan kami,,,


Ngeselin, g mau masakan air panas maunya yg praktis j, g tau dingin apa "bisik hatiku"

Setelah mandinya selesai ku papah lg nenek ke kamar,,,,

Ku keringkan badannya dan ku pakaikan nenek baju,,,
Kemudian ku keringkn rambutnya,,,
Aku sisir, dan aku gunting sebagian rambutnya yg susah untuk di sisir,,,
Ada rasa haru,,, ku cium keningnya dan aku tidak sadarkan diri bahwa mata ini mengeluarkn air,,,

Sudah rapih, iyah sudah rapih,,,
lalu ku papah nenek keluar kamar dan duduk d kursi roda,,,,




Kursi roda padahal dari dulu supaya di pake nenek, aku pulangpun masih di bungkus plastik,,,
#MikirLagi #AnehAja

Klo seandainya neneku orang kaya ni ya, banyak harta, banyak duit, pasti perhatianpun gak kurang (cukup)


Neneku orang gak punya, orang pas2an, hidupun numpang di rumah anaknya, jadi mungkin wajar kali ya nenek diperlakukan seperti itu, kurang perhatian!!!
Ku dorong kursi rodanya keluar untuk menghirup udara,,,,
Kemudian aku diamkan di depan halaman rumh d bawah pohon mangga,,,

Ooouch,,,, nooooo,,,,

Aku liat kuku tangan dan kaki nenek panjang2 bingit,,,
Untuk memudahkan pemotongan, akhirny aku rendem kaki nenek dg air hangt,,,
Sambil menunggu rendaman kaki, akupun memulai untuk memotong kuku tangannya,,,,
Setelah kuku kaki dan tangan aku potong,,,

Akupun memberi makan nenek , aku suapin nenek,,,,

Setelah semuanya selesai, akupun ngobrol sama nenek,,,,

SubhanAllah,,, di usia 90 lebih  mata, telinga, daya pikir nenek masih normal,,, masyaAllah,,,,

Di ajak ngobrol | nenekpun nyaut | akhirnya ku ajak ngobrol yg bersifat gurawan,,,,
Ku sodorkan sbuah koran supaya d baca nenek | nenekpun membacany dg tepat,,,,
Ku beri soal hitngan | nenekpun bisa menghitungnya,,,,
Kalimat dari awal yg ak dengr adalh ucpn “Astaghfirullahal‘adzim,,, ”

Dari mulai mandiin nenek, pakein nenek baju, sisir rambut, hingga akhir yg ak dgr selalu klmt istighfar,,,,


Aku gak tahu, apakah aku harus bangga dengan nenek ataukah bangga dengan ibu yg telah melahirkan aku?

Bisa gak si, hati ini menyayangi ibuku sepenuh hati seperti aku menyayangi  nenek dan bapaku?

Di saat aku mencoba mencintai dan menyayangi ibu sepenuh hati, berusaha untuk membuatnya bahagia, walaupun dari kecil selalu d gebukin, tapi tiba2 luntur jika mengingat cinta dan sayangnya ibu berikan sepenuhnya pada kaka laki2ku itu, dan ibuku pun selalu membelanya hingga sekarang??!

Waktu kecil bukan kenyang d gebukin sama ibu aja, tapiiii,, aku juga kenyang d gebukin sama kaka laki2ku,,,,


Sebagai pelampiasan nafsunya, sebagai pelampiasan ke egoisannya, dia ya cari gara2,,, kemudian super horor, ngamuk2 akhirnya terjadi kekerasan sama adiknya sendiri | ortu diam, karena gak berani atau takut
Sekarang adeknya sudah tumbuh besar dan dewasa, gak mungkin kakaku akan terus memukuliku lagi,,,

Gantinya sekarang adalah anaknya, kasian,,,,

Untuk pelampiasan hawa nafsunya dan ke egoisannya,,,,


Ketika dia perlakukan aku di waktu kecil semena-mena, sekarang terjadi sama anaknya,,,
Kasian anaknya d gebukin mulu, makanya aku gak betah kalo di rumah,,,,
Mending gak ngliat!!!


Apa yg akan terjadi jika anaknya sudah tumbuh besar dan dewasa???!
Apakah sama halnya seperti aku akan dendam?!
Dendamnya aku si diam, bukan berarti dendam mukul balik ato apa,,,
Mungkin ini bukan di katakan dendam tapi benci!!!

Saat kami masih sama-sama kecil, aku dan kaka2 pr ku makan pake menir | kaka laki2ku makan pake beras
Kami kenyang d gebukin sama ibu| kaka laki2ku ga pernah di gebukin
Bahkan ortu pun takut dengan kaka laki2ku yg egoisnya luarrrr biasa

Ternyata seperti ini perkembangan sifat dan karakter kaka laki2ku
Hingga sekarng semuanya itu tidak dapat merubah untuk menjadikannya lemah lembut walopun faktor usia, seharusnya dia mikir, masa sudah tua begitu terus???!

Huuuuuufch,,,,,

Sulit sekali hati ini untuk betul-betul ikhlas memaafkannya jika karakternya belum bisa di rubah juga,,,

Akupun berdo'a buat kaka laki2 ku akan hatinya di lembutkan, tapi hingga skrng sprtny belum ada perubahan,,, itu artinya do'aku belum di kabulkan,,, entah sampai bila,,,,,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun