Lebih lanjut, Erreza menegaskan bahwa "pengawasan terhadap pengemudi harus ditingkatkan dengan teknologi pendeteksi dini kelelahan". Ia juga menyoroti kurangnya tanggung jawab dari pihak perusahaan terhadap keselamatan pengemudi dan armada mereka. Selain itu, ia mengingatkan bahwa gerbang tol, yang sering dianggap sebagai area aman, justru menyimpan potensi bahaya yang besar, terutama pada malam hari ketika aktivitas masih berlangsung tetapi beberapa gardu tol ditutup.
Sementara itu, pihak Danone Indonesia mengonfirmasi bahwa "truk yang terlibat dalam kecelakaan merupakan milik mitra distributor mereka". Perusahaan menyatakan bahwa mereka terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menyelesaikan permasalahan ini.
Di sisi lain, Kementerian Perhubungan berencana memanggil pihak perusahaan air minum dan operator angkutan barang terkait untuk mengevaluasi kejadian ini. Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Ahmad Yani, menyebut bahwa "koordinasi dengan kepolisian sedang dilakukan untuk mengumpulkan data dan menyusun langkah-langkah preventif guna menghindari kejadian serupa di masa mendatang".
Kecelakaan tragis ini menjadi pengingat bahwa industri logistik dan transportasi menghadapi tantangan besar, baik dalam aspek keselamatan maupun regulasi. Perbaikan sistem transportasi, peningkatan edukasi pengemudi, serta pengawasan teknologi menjadi langkah mendesak untuk mencegah insiden serupa terjadi di masa depan.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI