Mohon tunggu...
Zatil Mutie
Zatil Mutie Mohon Tunggu... Guru - Penulis Seorang guru dari Cianjur Selatan

Mencintai dunia literasi, berusaha untuk selalu menebar kebaikan melalui goresan pena.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ummi, Sosok Paling Penting dalam Hidupku

26 Januari 2021   10:00 Diperbarui: 26 Januari 2021   10:18 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu, sosok yang tiada habisnya untuk diagungkan. Siapapun di dunia pasti memiliki kisah tentang cinta dan perjuangan wanita yang telah bertaruh nyawa demi hidup sang anak. Bahkan dalam sebuah hadits disebutkan posisi ibu ini lebih tinggi derajatnya dibanding ayah. Itu karena begitu besarnya pengorbanan untuk anak tercinta.

Kali ini saya akan berbagi kisah tentang Ibu. Ibu yang paling kami cintai.

Saya terlahir di sebuah keluarga besar. Kami 9 bersaudara yang terlahir dari ayah dan ibu yang tangguh. Kakak saya 7 perempuan dan adik satu laki-laki. Walaupun kami hidup dalam kekurangan tapi ibu tidak pernah mengeluh. Ayah kami yang merupakan seorang petani dan petugas pencatat pernikahan sekaligus kiyai di kampung kecil memang tidak memiliki pendapatan yang berlebih.

Namun, Ummi (sebutan kami untuk ibu), selalu bisa membagi rizki yang didapat tanpa membeda-bedakan kasih sayang. Saya masih ingat, jika ummi masak satu ekor ikan, beliau rela tidak kebagian. Katanya sudah cukup kenyang melihat kami 9 bersaudara bisa makan.

Bukan hanya itu. Ummi rela tidak memiliki perhiasan dan hidup sederhana demi pendidikan anak-anaknya. Kakak-kakak saya semuanya melanjutkan pendidikan setelah lulus SD. Ada yang lanjut ke pesantren, ada yang sekolah Mts hingga Madrasah Aliyah. Pada saat itu di kampung kami rata-rata anak perempuan lulus SD langsung menikah. Tetapi keluarga kami tidak. Setidaknya kakak-kakak saya menikah di usia yang sudah legal secara undang-undang.

Dua dari anak ummi dan bapak ada yang meraih gelar sarjana. Yang pertama kakak perempuan kedua dan yang kedua saya. Tentu kami bukan hanya mengandalkan biaya dari orangtua. Pendidikan tinggi adalah impian terutama bagi saya. Dan yang menjadi sumber motivasi terbesar adalah ibu. Ya, beliau yang selalu menyemangati dan mendoakan saya agar selalu sabar melalui perjuangan meraih mimpi.

Saya sendiri sangat bangga dengan ummi. Beliau berjuang sendirian mempertahankan ekonomi keluarga. Saat ayah kami terkena stroke dan menderita sakit berkepanjangan selama 7 tahun. Ibu mengelola semua hasil kerja keras ayah berupa ladang dan sawah sendirian. Beliau juga sering berdagang masakan untuk menambah penghasilan dan membeli obat untuk ayah. Saat itu saya masih kuliah sehingga belum bisa banyak membantu.

Saat itu pula ibu berjibaku membiayai sekolah adik yang baru masuk Madrasah Aliyah. Semuanya beliau jalani dengan sabar.

Jika saya diberi kesempatan seharian bersama beliau. Yang saya lakukan adalah membuat makanan kesukaannya. Mengajak beliau jalan-jalan mengunjungi tempat yang belum pernah dikunjungi. Tapi yang paling beliau sukai adalah makan bersama anak cucu. Walau menunya sederhana tapi nikmatnya terasa. Begitu banyak hal yang dirindukan memang jika sedang bersama dengan ummi, bahagia bisa melihat senyum dan tawanya melihat tingkah lucu cucu-cucunya.

Surat Untuk Ummi

Assalamualaikum, Ummi ....
Salam sayang dari anakmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun