Kitab Jayabaya
“Besuk nek wis ana kereta melaku tanpa jaran, tanah jawa kalungan wesi, perahu melaku ing awing-awang, kali ilang kedunge, pasar ilang kumandhange, iku tanda yen zaman Jayabay wes cedak.”
Itu adalah potongan kalimat Jayabaya dalam kitabnya yang artinya “Besok jika sudah ada kereta yang berjalan tanpa kuda, tanah jawa berkalung besi, perahu berjalan di angkasa, sungai hilang lubuknya, pasar tak lagi ramai berkumandang, itulah pertanda zaman Jayabaya sudah dekat.”
Pertanyaan tentang siapa yang akan memimpin bangsa Indonesia setelah Joko Widodo masih belum terjawab hingga saat ini, kalau berbicara tentang survei tentunya ketiga pasangan calon ini memiliki perhitungan elektabilitas yang berbeda.
Tergantung dari lembaga survei yang seringkali tidak netral, waktu dan tempat dilaksanakannya survei, sampai (subjek) kepada siapa survei tersebut ditujukan.
Sekarang mari alihkan terlebih dahulu perhatian kalian tentang survei-survei paslon mana yang akan memenangkan Pilpres 2024, karena artikel ini akan mengajak kalian mengenal salah satu ramalan paling terkenal di kisah mitologi Jawa.
Namanya adalah Ramalan Jayabaya yang diambil dari nama seorang Raja, ia adalah Prabu Sri Aji Jayabaya yang dikenal luas oleh para Budayawan Jawa sebagai Raja yang sakti.
Rangga Putra Jurnalis Zona SurabayaRaya menjelaskan, Kitab Ramalan Jayabaya atau Jangka Jayabaya ini diyakini ditulis langsung oleh Sang Raja Kediri ini.
Ramalan ini begitu terkenal di kalangan masyarakat Jawa tradisional bahkan ada beberapa yang mempercayainya, ramalan-ramalan dalam kitab ini diwariskan secara turun temurun oleh para Penyair dan Seniman Jawa.
Satrio Piningit