Mohon tunggu...
Zarmoni
Zarmoni Mohon Tunggu... Penggiat Seni dan Budaya Kerinci

Penggiat Seni, Adat dan Budaya Kerinci

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Metode Pendidikan Budi Pekerti Anak-Anak Suku Kerinci Pada Masa Dahulu

7 Juli 2025   20:54 Diperbarui: 7 Juli 2025   19:52 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pendidikan Budi Pekerti Anak Zaman Dahulu Sumber : di Edit dengan Fhoto Shop

Disusun Oleh : Zarmoni

Pegiat Seni, sastra dan Budaya Kerinci

Nun jauh di hamparan bukit barisan pulau sumatera, disebuah lembah di kaki gunung berapi tertinggi di Indonesia. Lembah yang bernama Bumi Sakti Alam Kerinci, hiduplah sekelompok manusia yang menamakan dirinya sebagai Suku Kerinci. Didalam kehidupan sehari-hari, suku orang Kerinci ini disebut dengan Luhah, dalam Luhah terbagi dari beberapa Kalbu.

Manusia yang menghuni lembah Kerinci ini hidup berdampingan dengan alam sekitar, dimana hubungan keselarasan antara manusia sebagai makhluk sosial dan alam lingkungan sebagai sumber kehidupan tertata dengan baik, bahkan para leluhur mengatur bagaimana pola hidup masyarakat Kerinci yang berdampingan dengan alam seperti hutan dan sungai.

Masyarakat Kerinci sangat menjunjung hukum adat dan agama, dimana seloka adat orang Kerinci adalah "Adat Bersendi Syarak, Syarak bersendi Kitabullah". Syarak dingan Ngato, Adat dingan Makai" yang artinya, pondasi kehidupan manusia Kerinci didasari oleh norma-norma hukum agama, dan dipakaikan dalam adat istiadat keseharian.

Jauh sebelum peradaban maju di selujur Bumi Sakti Alam Kerinci, kepercayaan akan adanya makhluk-makhluk gaib sudah terpateri di hati masyarakat. Setiap tempat, setiap jengkal tanah, hulu sungai, batang air, gunung dan hutan rimba raya diyakini ada penghuninya. Kepercayaan itu melekat dikehidupan masyarakat Kerinci hingga saat ini.

Berbagai macam ritual khusus (ritus) dilakukan oleh masyarakat adat sehingga budaya terjaga dan lestari hingga beberapa dekade. Namun semenjak pilar-pilar religius terutama agama Islam masuk yang dibawa oleh para pendatang ke Bumi Sakti Alam Kerinci, kebudayaan-kebudayaan yang bertentangan dengan norma-norma agama Islam di kesampingkan, dan bahkan rentan punah ditengah era globalisasi dan kemajuan zaman yang serba canggih ini.

Namun demikian, masih ada sebagian masyarakat Kerinci yang mengadopsi dan mengklaborisasikan antara hubungan agama dan budaya didalam kehidupan ini, walau dipandang dari sudut pemahaman agama hal tersebut bertentangan, namun hingga saat ini sebagian masyarakat yang mencintai budaya leluhur masih melaksanakannya sebagai wujud hubungan keselarasan antara manusia, makhluk gaib, hutan, alam, dan sungai dengan cara melakukan ritus-ritus yang diwarisi dari para leluhur, namun dikemas dengan bingkai keagamaan seperti, kegiatan ritus  tersebut senantiasa dimulaikan dengan menyebut asma Allah.

Disamping itu, para leluhur sudah mewarisi pendidikan budi pekerti yang ditanamkan kedalam jiwa anak-anak Kerinci sejak usia dini dengan metode-metode sederhana, namun sangat membekas didalam jiwa anak sehingga didalam perkembangan kehidupan anak-anak Kerinci, pendidikan tersebut sangat berpengaruh kedalam kehidupannya sehari-hari.

Pendidikan budi pekerti leluhur Kerinci, bukan hanya sekedar pergaulan manusia sebagai makhluk sosial, namun juga bagaimana hubungan manusia dengan sesama, hubungan manusia dengan hewan, hubungan manusia dengan alam sekitar, serta hubungan manusia dengan Sang Pencipta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun