Mohon tunggu...
Zamakhsyari Abrar
Zamakhsyari Abrar Mohon Tunggu... lainnya -

Peminat sastra dan politik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Deliar Noer Menulis Biografi Bung Hatta

23 Mei 2017   08:33 Diperbarui: 23 Mei 2017   08:56 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Sayang sampai sekarang belum ada biografi intelektual Hatta yang lengkap dan mendalam, seperti yang pernah dilakukan oleh Bernard Dahm tentang Soekarno,” pengantar Taufik Abdullah dalam buku Mohammad Hatta Hati Nurani Bangsa(2002) karya ilmuwan politik Deliar Noer.

Sengaja penulis memulai artikel ini dengan mengutip sejarawan Taufik Abdullah. Tidak saja untuk menunjukkan rasa heran penulis tentang sedikitnya orang yang membahas sejarah hidup Mohammad Hatta. Namun juga sebagai penggugah agar ada sejarawan (kalau bisa dari bangsa kita sendiri) untuk menulis kisah tentang salah satu “manusia raksasa” yang pernah dilahirkan bangsa ini.

Terkait penulisan biografi Mohammad Hatta ini, salah seorang yang dianggap penting dan berpengaruh hingga saat ini adalah Deliar Noer. Sebagai penulis riwayat hidup Hatta, mendiang Deliar Noer punya seperangkat syarat yang terbilang lengkap. Ia mengenal Bung Hatta secara pribadi. Dari segi keilmuwan, ia merupakan pemikir dan intelektual yang mumpuni. Ia tercatat sebagai orang pertama Indonesia yang meraih gelar doktor ilmu politik. Karyanya The Modernist Muslim movement in Indonesia, 1900-1942, sudah menjadi klasik dan menjadi rujukan bagi para peneliti lain.

Noer mengakui ide awal menulis biografi Hatta telah muncul sejak 1950-an ketika masih mahasiswa. Saat di Griffith, Australia, ada seorang mahasiswa yang menulis biografi Hatta. Namanya Mavis Rose. Ia terbilang sudah berumur ketika memulai penelitiannya. Namun pendekatannya terhadap Hatta kurang disetujui oleh Noer yang juga bertindak selaku pembimbingnya. Karena itu setelah satu tahun, Deliar Noer mengundurkan diri sebagai pembimbing Rose.

Penelitian Deliar Noer tentang Bung Hatta dimulai tahun 1983. Butuh waktu tiga tahun untuk menyelesaikan biografi setebal 778 halaman itu. Ia memang ingin menulis tentang wakil presiden pertama itu secara luas dan mendalam, bukan sekadar berkisah tentang beberapa hal yang menonjol mengenai diri Hatta. Berbeda dengan Mavis Rose yang tidak memiliki akses terhadap dokumentasi pribadi Mohammad Hatta, Noer diizinkan keluarga besar Bung Hatta untuk mendapatkannya.

Hampir tiap hari Deliar Noer menyambangi rumah Bung Hatta. Selain mempelajari tulisan dan surat-surat, Deliar Noer juga mewawancarai sejumlah narasumber yang dianggap mendukung penelitiannya. Ia juga mendapat bantuan sepenuhnya dari dua sekretaris pribadi Hatta yakni I. Wangsa Wijaya dan W.I. Hutabarat. Dari berbagai dokumen yang diakses, nampak begitu luasnya bidang perhatian Bung Hatta.


Hatta adalah tokoh besar yang dihormati kawan maupun lawan. Hal ini menjadi beban moral tersendiri bagi Deliar Noer. Sebagai orang besar, tulis Deliar Noer, penulisan tentangnya mungkin tak imbang; kehebatannya bisa terkurangi, atau mungkin juga penulisan tentang kehebatan itu berlebihan. Kedua segi ini perlu dihindari. Deliar Noer menyerahkan sepenuhnya penilaian tersebut kepada para pembaca.

Bagi Noer, Hatta bukanlah pribadi yang kompleks. “Karena sikapnya yang disiplin dan konsisten, baik dalam pemikiran, perbuatan dan kebijaksanaan, ia sesungguhnya mudah dipahami.” (hal. 708). Mavis Rose melihat Bung Hatta sebagai pemimpin yang kompleks “yang berjalan di bawah bayang-bayang Sukarno, tetapi dengan caranya sendiri menjadi suatu ‘lumbung kekuasaan’.” (hal. XIII)*.

Buku Mohammad Hatta Biografi Politik terbit tahun 1990. Penerbitnya LP3ES awalnya waswas juga, jangan-jangan buku ini dilarang beredar. Pihak penerbit lalu memberi kesempatan kepada majalah Jakarta Jakarta untuk menerbitkan semacam pendahuluan dari buku itu berupa hal-hal yang dianggap sensitif oleh penguasa. Kelompok Petisi 50 lalu mengundang Deliar Noer untuk mendikusikan Hatta.

Buku ini di luar dugaan penerbitnya laris di pasaran. Akhir tahun 1992, Noer menerima hadiah dari Yayasan Buku Utama sebagai pemenang dalam bidang buku ilmu sosial dari tahun 1988-1990.

Terkait biografi Hatta ini, Daniel Dhakidae mencatat tatkala penulisan biografi para elite di Indonesia begitu marak tahun 1980-an dan 1990-an, sedikit sekali jumlah buku yang bisa dikategorikan sebagai biografi intelektual Indonesia. Biografi intelektual yang dimaksud Daniel Dhakidae di sini yaitu karya yang memadukan ide dengan sejarah, yang dijalin dalam suatu keutuhan. Menurut Dhakidae lagi, satu kekecualian besar, dan hampir menjadi satu-satunya, yang pantas disebut adalah karya Profesor Deliar Noer ini.*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun