Jam dinding menunjukkan pukul 6 pagi ketika saya terbangun oleh suara ibu yang sudah sibuk menggeser lemari dan meja di ruang tamu. Dari kamar tidur, saya bisa mendengar gesekan sapu dengan lantai dan aroma pembersih lantai yang menyeruak ke seluruh sudut rumah. Saya menghela napas panjang. H-2 Lebaran telah tiba, dan ritual tahunan yang penuh keringat namun selalu dinanti sudah dimulai di kediaman kami.
"Bangun, bangun! Jangan malah bermalas-malasan! Lebaran tinggal dua hari lagi," teriak ibu dari luar kamar. Saya segera bangkit, meraih handuk, dan bersiap bergabung dalam 'pasukan sapu' keluarga kami. Di dapur, kakak perempuan saya sudah sibuk mengeluarkan piring-piring dari lemari, sementara bapak dengan tangga di tangan, bersiap membersihkan langit-langit ruang keluarga yang penuh sarang laba-laba.
Tradisi bersih-bersih menjelang Lebaran bukan sekadar aktivitas membersihkan rumah dari debu dan kotoran. Bagi banyak keluarga Indonesia, termasuk keluarga kami, kegiatan ini memiliki makna filosofis yang dalam. Dr. Haryanto, seorang antropolog budaya dari Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa bersih-bersih rumah sebelum Lebaran merupakan simbol pembersihan diri secara spiritual.
"Dalam tradisi Islam, kebersihan sebagian dari iman. Bersih-bersih rumah menjelang Lebaran merupakan manifestasi dari konsep 'bersih lahir dan batin' yang menjadi esensi dari perayaan Idul Fitri," jelasnya. "Ketika kita membersihkan setiap sudut rumah dari debu dan kotoran, secara simbolis kita juga membersihkan hati dari sifat buruk dan dosa."
Hal ini sangat saya rasakan ketika membersihkan lemari buku yang sudah lama tidak tersentuh. Setiap buku yang saya lap dari debu seperti membuka kembali lembaran kenangan. Ada buku-buku masa kecil yang membangkitkan nostalgia, ada juga buku pelajaran yang mengingatkan pada ujian-ujian yang telah dilewati. Proses membersihkan ini menjadi semacam refleksi personal, membuat saya merenungkan perjalanan hidup selama setahun ke belakang.
"Lebaran tanpa bersih-bersih itu seperti makan ketupat tanpa opor," ujar ibu sambil tertawa, mengembalikan saya dari lamunan. "Ini tradisi turun-temurun yang tak bisa dilewatkan. Bukan cuma soal kebersihan, tapi juga tentang makna menyambut hari kemenangan dengan hati dan rumah yang bersih."
Tantangan utama bersih-bersih di H-2 Lebaran adalah keterbatasan waktu. Untuk itu, keluarga kami memiliki strategi khusus agar semua area rumah bisa bersih tanpa harus mengorbankan waktu istirahat.
"Kuncinya adalah pembagian tugas," tegas bapak saat membacakan daftar tugasnya. "Bapak bertanggung jawab untuk area yang membutuhkan tenaga besar seperti memindahkan perabotan, membersihkan langit-langit, dan halaman. Ibu mengurus bagian dalam rumah. Kamu dan kakakmu membersihkan kamar masing-masing dan membantu membersihan bagian dalam rumah," katanya.
Ibu menambahkan bahwa ia selalu memiliki daftar prioritas area yang harus dibersihkan:
- Ruang tamu, karena akan menjadi tempat menerima tamu selama Lebaran
- Dapur, karena akan menjadi pusat aktivitas masak-memasak
- Kamar mandi dan toilet, yang harus ekstra bersih untuk kenyamanan semua
- Kamar tidur, yang akan menjadi tempat istirahat keluarga dan tamu