Mohon tunggu...
hafsah zalfa Rafifah
hafsah zalfa Rafifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa ( 23107030096 ) ilmu komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Di antara aku,kamu dan senja,kita menuliskan kenagan indah yang berlaku selamanya

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Menembus Batas Ketakutan: Sosok Kakek Misterius dan Pocong di Sisi Gelap Waduk

25 Februari 2024   15:55 Diperbarui: 25 Februari 2024   16:24 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar,pinterest Ranggafirmansyah

Kisa ini adalah kisah nyata yang di ceritakan oleh teman saya Sari ( Nama samaran ),Kejadian ini terjadi pada tahun 2019 lalu di suatu Waduk di daerah Pelosok Maggelang. Berikut kisahnya

 Suatu malam yang kelam, ketika bulan hanya sebatas cahaya samar, saya dan teman saya, Uji, memutuskan untuk menguji keberanian kami dengan pergi memancing di waduk terdekat. Rute menuju waduk tersebut memerlukan perjalanan melalui kawasan kuburan yang sunyi, menambah nuansa mistis di dalam perjalanan kami.

Di tengah jalan, terdengar suara gemericik air yang menenangkan, namun, sesuatu yang tak terduga terjadi. Saya mendengar panggilan nama saya di udara malam, "sari, sari, sari." Tanpa aba aba, se sosok muncul dari kegelapan,sosok tersebut yaitu kakek-kakek dengan janggut putih panjang.

sosok tersebut mendekati kami, menatap dengan mata tajam yang seakan-akan dapat melihat ke dalam jiwa kami. Dalam keadaan terkejut, kami diinterogasi oleh kakek-kakek. sosok kakek kakek tersebut  menanyakan tujuan kami datang pada malam itu,dan juga sosok itu memberi peringatan tentang sejarah gelap waduk, tempat di mana banyak pelajar laki-laki hilang tanpa jejak.

Meski merasa khawatir, Uji, yang terbiasa dengan keadaan sekitar, meremehkan peringatan mereka. Ibu saya sebelumnya telah memberikan peringatan keras agar tidak pergi ke waduk tersebut karena dianggap sebagai tempat yang dihuni oleh makhluk halus. Namun, semangat petualangan membuncah, dan kami melanjutkan perjalanan.

Sampai di waduk, suasana terasa normal dan ramai dengan para pemancing lain. Uji, yang mengklaim tahu spot terbaik, mengajak saya ke tengah waduk. Namun, kejanggalan mulai muncul ketika, meskipun bersusah payah, kami tidak mendapatkan satu pun ikan. Uji, yang semula yakin, menjadi gelisah.

Malam semakin larut, dan gerimis mulai turun. Uji menyarankan untuk mencari ikan di tepian waduk. Saat berada di sana, suasana tiba-tiba berubah. Angin berbisik di telinga kami, dan udara terasa pekat dengan aura mistis. Tanpa memberi peringatan, Uji mengusulkan metode "ngobak-ngobak" untuk menemukan ikan, sebuah ritual kuno yang katanya efektif.

Namun, kejadian aneh tak berhenti di situ. Suara batuk yang keras terdengar di malam yang sepi, disusul tawa misterius yang membuat bulu kuduk kami berdua merinding. Sumber suara yang tidak jelas asalnya membuat kami mencari sumber suara tersebut dengan cemas, hingga menemukan bangkai ayam jatuh dari pohon. Seketika tercium Bau busuk dan suasana mencekam semakin merayap di sekitar kami.

Saat itulah, kami mendengar suara langkah ringan dan di ikuti suara batuk yang semakin mendekat. Saat kami berbalik, kami melihat pocong melayang-layang di dekat kami. Rasa takut membuncah, dan kami berdua berlari tanpa pandang ke mana. Kami berlari hingga ke rumah, tanpa memandang ke belakang.

Keesokan harinya, saya merasakan gejala aneh. Badan terasa panas, kepala pusing, dan bentol-bentol muncul di kulit saya. Meskipun sudah mencoba mencari penjelasan logis, saya yakin bahwa peristiwa mistis di waduk memberikan dampak pada kesehatan saya.

Malam berikutnya, saya bermimpi bertemu dengan kakek yang kami temui di waduk. Dia memberikan nasihat bijak, mengingatkan kami untuk selalu menjaga sikap sopan, terutama di tempat-tempat yang dianggap angker. Mimpi itu memberikan ketenangan, dan kondisi kesehatan saya perlahan pulih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun