Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Cerita Semarak Ramadan di Masa Kecilku dan Sebelum Pandemi

16 April 2021   21:10 Diperbarui: 16 April 2021   21:14 875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta lomba mewarnai dalam Kegiatan Gerakan Ramadan Anak tahun 2019 (sumber gambar: facebook AMM Rejang Lebong)

"Main bola sesudah tarawih, Yah!"

"Jajan sosis telur!"

Dua jawaban ini, hadir dari mulut anakku. Setelah kuajukan pertanyaan sebagai upaya menggali bahan untuk menulis tema Samber 2021 Hari ke 3.  "Apa khas Ramadan yang dirindukan?"

Jawaban pertama, berasal dari lelaki kecilku. Biasanya, setelah salat Tarawih yang selesai paling lama pukul 9 malam. Anak-anak masih berkumpul di halaman Masjid Al Jihad Curup. Bermain kejar-kejaran atau bermain sepakbola dengan bola plastik.

Jawaban kedua, dari anak gadisku. Sejak maghrib, biasanya pedagang keliling sudah mangkal di luar pagar masjid, yang menawarkan aneka jajanan. 

Mulai dari cilok kuah kacang, aneka gorengan, sosis telur, sate hingga bakso gerobak. Karena berbuka di rumah, maka tradisi sesudah tarawih adalah jajan.

Karena anak-anak belum mau pulang. Maka para orangtua akan menemani. Berkumpul dan membentuk kelompok-kelompok kecil. Selain bertukar cerita, terkadang ada saja yang membawa makanan sisa berbuka untuk dinikmati bersama.

Sejak pandemi korona setahun lalu, tradisi berrmain, jajan dan berkumpul setelah tarawih itu menghilang! Jamaah yang datang, jauh berkurang. Hal ini, tentu saja berpengaruh pada minat para pedagang untuk datang. Ujung-ujungnya? Usai salat  tarawih, jamaah langsung pulang. Hiks...

Peserta lomba hapalan surat pendek dalam Kegiatan Gerakan Ramadan Anak tahun 2019 (sumber gambar: facebook AMM Rejang Lebong)
Peserta lomba hapalan surat pendek dalam Kegiatan Gerakan Ramadan Anak tahun 2019 (sumber gambar: facebook AMM Rejang Lebong)
Gegara jawaban itu, aku jadi mengingat semarak kegiatan masa kanak-kanakku, selama bulan Ramadan. Sesuatu yang tidak akan ada, kecuali di bulan puasa. Aku tulis, ya?

Pertama. Gerakan Ramadan Anak-anak.

Ini adalah kegiatan khusus yang diadakan pengurus masjid untuk anak-anak. Dengan membentuk panita terdiri dari remaja masjid (Risma). Ide awalnya, untuk mengatur pelaksanaan salat tarawih bagi anak-anak. Agar tak terjadi keributan yang mengganggu orangtuanya saat pelaksanaan ibadah.

Namun, tak pelaksanaannya, tak hanya mengawasi salat tarawih. Anak-anak juga diajak menabung sisa uang jajan, yang akan dikembalikan dua hari menjelang lebaran. Terus, satu minggu terakhir juga dilaksanakan beragam lomba secara gratis. Hadiahnya? Sumbangan dari Jamaah.

Acara paling seru adalah hiking. Sesudah ashar, sambil membawa bekal untuk berbuka, anak-anak dikumpulkan dan dibagi berbentuk kelompok. kemudian berjalan mencari jejak seperti kegiatan Pramuka. Tujuannya? Buka bersama  di masjid  yang berbeda. Ini dilakukan dua kali seminggu.

Manfaatnya? Anak-anak saling berinteraksi antar mereka. karena mereka berasal dari tempat tingggal dan sekolah yang berbeda. Bagi Remaja Masjid? 

Mereka belajar berorganisasi dan berlatih menghadapi orang banyak. Bagi pengurus masjid? Kegiatan di masjid menjadi teratur dan ramai, kan?

Bagi orangtua? Pastinya merasa tenang. Karena tahu, anaknya keluar rumah mengikuti kegiatan yang positif. 

Selain itu merasa aman dan nyaman, karena ada Panitia yang bertanggungjawab menjaga dan mengawasi tingkah laku anak-anak mereka sepanjang Ramadan. Tuh, siapa yang tak rindu?

Kedua. Didikan Subuh.

Sesuai namanya. Kegiatan ini dilaksanakan sesudah subuh. Dilakukan setiap subuh di hari minggu. Jadi, sesudah salat subuh, waktu ceramah dipersingkat sekitar 15-20 menit. Kemudian, Panitia Gerakan Ramadan akan mengambil alih. Dengan menampilkan anak-anak di podium Masjid.

Anak-anak akan diseleksi, untuk menjadi pembawa acara, pembaca alqur'an, menampilkan hapalan surat pendek, doa sehari-hari hingga pidato singkat seperti kultum. Percayalah, terpilih untuk tampil di depan banyak orang itu butuh kekuatan mental. Namun, berbonus rasa bangga.

Sebagian besar jamaah masjid, biasanya akan menyaksikan penampilan anak-anak. Tak jarang, ada saja jamaah yang memberikan uang jajan bagi anak yang tampil!  Apalagi orangtua yang tahu anaknya akan tampil di acara didikan subuh. Rasa senang dan bahagia pasti berlipat ganda, kan?

Kegiatan didikan subuh, biasanya diakhiri dengan senam pagi bersama di halaman masjid. Ratusan orang, mulai dari anak-anak, remaja dan orangtua akan berkumpul melakukan gerakan senam. Mengikuti instruktur senam dadakan yang sudah ditunjuk oleh panitia. Seru, tah?

Peserta lomba azan dalam Kegiatan Gerakan Ramadan Anak tahun 2019 (sumber gambar: facebook AMM Rejang Lebong)
Peserta lomba azan dalam Kegiatan Gerakan Ramadan Anak tahun 2019 (sumber gambar: facebook AMM Rejang Lebong)
Ketiga. Mengambil dan Membagikan Zakat.

Kegiatan ini, jamaknya, dilakuan 10 hari di akhir Ramadan. Anak-anak dilibatkan untuk menjadi amil zakat. Entah sebagai penjaga  meja Panita zakat di Masjid, atau langsung menjemput ke rumah-rumah jamaah. Jika zakat yang diserahkan berbentuk beras.

Tiga hari menjelang Ramadan, anak-anak kembali dilibatkan untuk membagikan zakat fitrah tersebut kepada orang-orang yang sudah ditentukan oleh Panitia Zakat. Tentu saja didampingi oleh orang-orang dewasa.

Dulu, aku merasakan kebahagiaan yang luarbiasa. Malah, merasa seperti pahlawan! Padahal, hanya membantu menyerahkan! Dari keterlibatan pada kegiatan semacam ini, Sejak usia dini, aku jadi tahu bagaimana rasanya berbagi kebaikan.

Keempat. Pembagian Hadiah dan Pawai Takbiran

Ini adalah puncak dari kegiatan selama Ramadan bagi anak-anak. Setelah pengumuman pemenang lomba dan pembagian hadiah, serta pengambilan uang tabungan. Anak-anak akan diajak untuk ikut terlibat dalam pawai takbiran.

Aku masih ingat. Dulu, mulai dari pawai takbiran dengan menggunakan obor dan berkeliling dengan berjalan kaki.  Kemudian, zaman berubah! 

Pemerintah daerah mengubah pola pawai dengan menggunakan kendaraan! Terus bagaimana dengan anak-anak yang orangtuanya tak memiliki kendaraan?

Tenang! Pasti ada kendaraan dari jamaah masjid yang dengan sukarela mengajak anak-anak! Tak hanya itu, biasanya pemilik kendaraan besar semisal truk batu pasir hingga kendaraan pengangkut sayur juga sudah siap sedia dengan sukarela tanpa dipungut biaya!

Peserta lomba Nasyid dalam Kegiatan Gerakan Ramadan Anak tahun 2019 (sumber gambar: facebook AMM Rejang Lebong)
Peserta lomba Nasyid dalam Kegiatan Gerakan Ramadan Anak tahun 2019 (sumber gambar: facebook AMM Rejang Lebong)
Jadi?

Sesungguhnya, masih banyak nostalgia khas Ramadan yang sekarang kudirindukan. Seperti halnya tradisi perang meriam bambu di saat Ramadan yang sudah begitu lama menghilang dari dunia akan-anak di kampungku.

Keberadaan pandemi pun memupus 4 kegiatan anak-anak, yang biasanya hanya bisa ditemukan di saat Ramadan itu. Padahal, kegiatan itu tak hanya untuk tujuan ibadah sebagai misi personal. Namun juga melaksanakan ibadah secara komunal yang mengikat  erat tali silaturahmi.

Tak hanya hubungan pribadi antar anak-anak, antara pengurus dengan jamaah masjid hingga masyarakat di sekitar masjid. Namun, juga menumbuhkan benih-benih kebaikan kolektif bagi anak, yang akan mereka kenang dan bawa hingga usia dewasa.

Aih, semoga korona berlalu! Dan semarak gerakan Ramadan bagi anak-anak akan kembali seperti dulu. Sehingga anak-anaku, juga merasakan pengalaman dan kenangan seperti yang kurasakan dulu. semoga!

Curup, 16.04.2021

Zaldychan

[ditulis untuk Kompasiana]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun