Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menyigi Wedding Jitters, Masalah Latah sebelum Menikah

18 September 2020   21:27 Diperbarui: 19 September 2020   15:31 1366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi Pasangan Pengantin (sumber gambar : pixabay.com)

"Sebagian besar kecemasan sebelum pernikahan, berasal dari bertanya-tanya."

Sila tanyakan pada semua pasangan. Nyaris semua pernah merasa cemas menjelang pernikahan. Dikenal dengan istilah Wedding Jitter.

Kecemasan yang bersumber dari keinginan yang terpendam di dalam pikiran. Mewujudkan pernikahan yang sempurna. Walau dengan tingkat kecemasan yang berbeda, namun "tekanan" itu bisa mengganggu fisik dan psikis.

Akan ada saja calon pengantin yang mengalami turun berat badan, kegelisahan yang tanpa sebab dan berujung sulit tidur, atau kesulitan mengatur emosi dan cenderung sensitif.

Idealnya, karena melibatkan banyak orang. Menikah adalah sebuah keputusan besar. Namun esensi keputusan itu sangat pribadi. Sehingga kecemasan yang timbul pun bersifat pribadi.

Susahnya, jika terjadi masalah besar akibat kecemasan-kecemasan itu, jarang ada pihak lain yang bisa terlibat menyelesaikan. Kecuali diri pribadi atau calon pasangan. Apa saja? Aku tulis, ya?   

Illustrasi ketakutan (sumber gambar : pixabay.com)
Illustrasi ketakutan (sumber gambar : pixabay.com)
Pertama. Menikah adalah Keputusan yang Tepat?

Jika menyimak berita. Kita bisa tahu ada pasangan figur publik, yang bertahun-tahun menjalani hubungan, katakanlah pacaran. Namun, ternyata pernikahannya hanya seumur jagung! Iya, kan?

Berangkat dari hal seperti itu, Ada kalanya, walau mencintai pasangan dan siap memulai hidup dan menghabiskan waktu bersama. Akan hadir kecemasan juga ketakutan yang berawal dari pertanyaan. Benarkah ia pasangan yang tepat? Apa jadinya, jika ternyata keputusan menikah itu salah?

Pertanyaan-pertanyaan terus menganaksungai. Bagaimana jika suatu saat ia berubah? Apatah ia benar-benar siap? Jika suatu saat terjadi hal yang di luar keinginan, apatah ia masih bisa bertahan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun