"Sebagian besar kecemasan sebelum pernikahan, berasal dari bertanya-tanya."
Sila tanyakan pada semua pasangan. Nyaris semua pernah merasa cemas menjelang pernikahan. Dikenal dengan istilah Wedding Jitter.
Kecemasan yang bersumber dari keinginan yang terpendam di dalam pikiran. Mewujudkan pernikahan yang sempurna. Walau dengan tingkat kecemasan yang berbeda, namun "tekanan" itu bisa mengganggu fisik dan psikis.
Akan ada saja calon pengantin yang mengalami turun berat badan, kegelisahan yang tanpa sebab dan berujung sulit tidur, atau kesulitan mengatur emosi dan cenderung sensitif.
Idealnya, karena melibatkan banyak orang. Menikah adalah sebuah keputusan besar. Namun esensi keputusan itu sangat pribadi. Sehingga kecemasan yang timbul pun bersifat pribadi.
Susahnya, jika terjadi masalah besar akibat kecemasan-kecemasan itu, jarang ada pihak lain yang bisa terlibat menyelesaikan. Kecuali diri pribadi atau calon pasangan. Apa saja? Aku tulis, ya? Â Â
Jika menyimak berita. Kita bisa tahu ada pasangan figur publik, yang bertahun-tahun menjalani hubungan, katakanlah pacaran. Namun, ternyata pernikahannya hanya seumur jagung! Iya, kan?
Berangkat dari hal seperti itu, Ada kalanya, walau mencintai pasangan dan siap memulai hidup dan menghabiskan waktu bersama. Akan hadir kecemasan juga ketakutan yang berawal dari pertanyaan. Benarkah ia pasangan yang tepat? Apa jadinya, jika ternyata keputusan menikah itu salah?
Pertanyaan-pertanyaan terus menganaksungai. Bagaimana jika suatu saat ia berubah? Apatah ia benar-benar siap? Jika suatu saat terjadi hal yang di luar keinginan, apatah ia masih bisa bertahan?