Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kartu Ucapan

16 Agustus 2020   18:49 Diperbarui: 16 Agustus 2020   22:19 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mawar hitam. sumber gambar : pixabay.com

Ruang tamu sunyi. Aku tak pernah menemukan kasus serumit ini. Puluhan tahun, urusan kartu ucapan untuk merayakan kemerdekaan, selalu aman terkendali.

Begitu sulitkah menemukan pemilik tulisan tangan yang rapi dan indah di antara ratusan juta anak negeri? Ke mana perginya orang yang mengajarkan tulis-menulis? Apakah pada titik ini, aku kembali harus membenci kemajuan teknologi?

***

"Ini, Yah? Tulisan temanku. Baru contoh!"

Selembar kertas bermotif hitam putih diajukan padaku. Satu barisan panjang hasil tulisan tangan berwarna keemasan terpampang dengan indah. Di bawahnya, terpajang namaku. Lengkap dengan gelar. Aku tahu, anakku menunggu reaksiku.

Dirgahayu ke- 75 Republikku. Jaya Selalu di Darat, Laut dan Udara.

Aku terdiam. Kertas itu kembali kuserahkan pada anakku yang menatap cemas. Sejenak kubiarkan sunyi menguasai ruang tamu.

"Pertama, hapus namaku juga semua gelar itu!"

"Siap, Yah!"

"Kedua. Tahun ini tak usah dikirim. Buat satu saja. Tapi ukuran tujuh meter kali lima meter!"

"Maksud Ayah, mau dipajang di depan rumah?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun