Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menilik Fungsi Orangtua dari Buku Gambar dan Pensil Warna

8 Juni 2020   21:57 Diperbarui: 12 Juni 2020   06:58 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illutrsated ayah dan anak | by pixabay/Free-Photos

"Children aren't coloring books. You don't get to fill them with your favorite colors." -- Khaled Hosseini

Anak-anak bukanlah buku gambar. Anda tak dapat mewarnai mereka sesuka hati anda. Aku mengingat kalimat ini, setelah percakapan tadi pagi. Lelaki kecilku, yang biasa kusapa Kakak, hari ini genap berusia 10 tahun

"Mau kado apa, Kak?"
"Gak ada?"
"Artinya, Ayah beli kue ulang tahun aja, ya?"
"Gak usah. Kakak udah besar, Yah!"

Jika telah membuat keputusan, anak ketigaku tak akan bisa goyah. Namun "penolakan" itu, membuatku sebagai orangtua merasa "berhutang" dan merasa "bersalah".

Kok bisa?
Selaku orangtua, aku memiliki aturan tak tertulis buat anakku. Salah satunya, merayakan ulangtahun hanya batas usia 10 tahun. Disimbolkan dengan membeli kue juga memberi kado.

Namun kalimat "Gak Usah" dari anakku itu, menghadirkan beberapa refleksiku sebagai orangtua.

Pemikiran Pertama. Selaku orangtua, aku ingin terlihat adil di hadapan anak-anakku. Jadi kukira hal wajar, jika hadir kekhawatiran jika suatu saat nanti, aku dianggap tidak memperlakukan sama buat semua anakku, kan?

Pemikiran Kedua. Aku lalai menilai "kapasitas pribadi" anakku. Karena sebelumnya, dua saudara yang lebih tua, telah melakukan itu. Kukira, lelaki kecilku juga inginkan itu. Ternyata menolak!

Pemikiraan Ketiga. Aku mesti menghormati 'keputusan" itu, kan? Dan penolakan itu, adalah salah satu warna yang dipilih, karena perbedaan karakter dan kepribadian setiap anak-anakku. Akupun tak boleh "menodai" pilihan warna yang telah dipilih, tah?

Illutrsated ayah dan anak | by pixabay/Free-Photos
Illutrsated ayah dan anak | by pixabay/Free-Photos
Buku Gambar dan Pensil Warna
Quote Khaled Hosseini, Novelis asal Afganistan kewarganegaraan Amerika, penulis buku "The Kite Runner" itu, memaksaku menelaah ulang kalimat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun