Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Benarkah Salah, Keliru dan Mengeluh Sudah Menjadi "Gaya Hidup"?

14 Mei 2020   23:18 Diperbarui: 15 Mei 2020   00:36 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Dicontohkan kisah Colombus. Karena perdebatan dunia ini bulat atau datar. Dengan dukungan Raja Ferdinand dan Ratu Isabella dari Spanyol. Untuk membuktikan itu, karena Asia berada di timur. Maka Colombus berlayar menuju Cina dan India melalui jalur barat pada Agustus 1492

Pada Oktober 1492, setelah berlayar 2 bulan. Colombus menyatakan sudah sampai di India Timur. Mereka bertemu penduduk asli pulau tersebut, Colombus menyebut mereka sebagai "Indian" artinya penduduk India.

Fakta sejarahnya, Colombus salah sangka. Ternyata Colombus tak pernah sampai ke Asia atau India. Dia mendarat di kepulauan Bahamas di benua Amerika.

Orang sedunia juga salah sangka, dikira Colombus penemu benua Amerika. Padahal ada pelaut bernama Americus Vespicius yang berhasil pertama kali menginjak benua ini, hingga Benua Amerika diabadikan dari namanya.

Lain lagi menurut Stephen Covey, penulis buku the 7 habbits of higly effective People mengugkapkan, "paradigma itu mirip peta". Anggaplah mau mencari sebuah alamat di Jakarta, tapi menggunakan peta kota Surabaya. Sampai lebaran kucing, bakal tak ketemu, kan?

Susahnya, jika keliru cara pandang, akan beresiko besar juga. Karena keliru cara pandang bisa menjadi sebab keliru dalam bersikap. Keliru bersikap, ujungnya akan keliru berperilaku.

"Jika menganggap dirimu palu, artinya kamu menganggap orang lain paku."

Illustrated by pixabay.com
Illustrated by pixabay.com
Mengintip Perbedaan Cara Pandang Era Millennial?

Ini fenomena yang kutangkap saat ini. Dulu, bila terjadi perbedaan cara pandang, maka akan melakukan sesuatu untuk  mencari kebenaran agar tak lagi terjebak dalam kekeliruan. Saat ini, di era digital dan serba millenial, acapkali ungkapan perbedaaan cara pandang diajukan dengan mengeluh!

Jika dulu, mengeluh itu hanya untuk kaum pinggiran, sekarang semua kalangan pun bebas melakukan keluhan. Mulai dari akar rumput hingga di puncak tertinggi kekuasaan. Mengeluh, pelan-pelan sudah menjadi gaya hidup!

Jika menyigi KBBI, Mengeluh itu menyatakan kesusahan karena penderitaan, kesakitan atau kekecewan. Kata dasarnya keluh yang bermakna ungkapan yang keluar karena perasaan susah. Biasanya dibungkus juga dengan balutan kata "curhat". Ahaay...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun