Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

4 Karakter Netizen Saat #DiRumahAja dan Trending Topic #Schoolfess

25 Maret 2020   23:27 Diperbarui: 27 Maret 2020   11:18 956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: https://metro.co.uk/

Ternyata, seru juga saat menyimak unggahan yang mengalir deras di linimasa media sosial dengan simbol #dirumahaja.

Nyaris dua pekan himbauan belajar di rumah atau bekerja dari rumah, akibat dampak pandemic Covid-19. Namanya mengubah kebiasaan, tentu saja ada suka dan dukanya, tah?

Berdasarkan kiramologi, kulakukan pemetaan karakter netizen, yang kuambil dari rumusan parenting. Boleh, kan?

Pertama. Karakter Penakut.

Karakteristik ini bisa dialami siapa saja. Tak pandang usia, tingkat pendidikan, jabatan atau status sosial dan ekonomi. Karena sudah merasa takut, maka seluruh perilaku akan dilakukan dengan hati-hati. Malah cenderung preventif, jika diksi "phobia" terlalu parah disematkan.

Maka, unggahannya akan penuh dengan nasihat, kalimat inspiratif, refleksi diri, hingga ajakan untuk selalu menjaga diri. Baik terkait isu corona atau tidak. Begitu pun dalam memberi komentar! Jika dianggap ada yang salah, maka mutiara hikmah akan meluncur deras.

Karakter ini, akan selalu antisipatif. Takut bersalah atau disalahkan. Bahkan terkadang, ketika kecemasan dan ketakutan sudah berkuasa. Mereka lebih nyaman memilih untuk tidak melakukan apapun.

Kedua. Karakter Penurut.

Ini, karakter yang luar biasa. Apapun isu pasti dituruti. Tak banyak minta perhatian, terkadang dianggap "orang kalahan". Tak menyukai atau menghindari perdebatan, apalagi konflik. Ini biasanya menjangkiti "jamaah share".

Tentu saja tanpa klasifkasi seperti karakter pertama tadi. Ini bisa dialami siapapun. Pemilik karakter ini, akan menuruti segala informasi terbaru dan dengan sukarela menekan tombol "share on".

Apapun reaksi dan komentar orang terhadap unggahannya, tak akan dibantah. Dituruti saja, bahkan didiamkan. Karena prinsipnya, tak menyukai perdebatan. Peace!

llustrated by pixabay.com
llustrated by pixabay.com
Ketiga. Karakter Aktivis.

Dalam situasi #dirumahaja. Karakter ini yang paling tersiksa. Energi tak bisa diamnya butuh saluran pelepasan! Sehingga akan melakukan hal-hal yang terkadang bikin jengkel orang-orang sekitar.

Dalam unggahannya di media sosial, juga akan kelihatan begitu. Semisal kumpulan anak-anak, dia yang bersuara atau tertawa paling keras, jika merespon akan paling cepat dan lugas. Itulah karakter aktivis.

Karakter ini, lebih sering bermain di tepian konflik, terkadang melawan arus, juga suka melakukan protes. Karena sejatinya, karakter ini memiliki tingkat kepekaan yang tinggi, dan butuh perhatian serta diperhatikan. Terkadang, tingkat kesabarannya rendah juga mudah tantrum!

Keempat. Karakter Humoris.

Ini karakter yang disenangi banyak orang. Ada yang bilang, perempuan dewasa lebih menyukai lelaki humoris, dari pada yang cakep tapi mirip-mirip batu es! (gak tahu juga, karena belum ada penelitian dan datanya).

Unggahan di linimasa media sosial sosok humoris, akan dipenuhi isu kekinian dengan narasi-narasi lucu. Bagaimanapun gawatnya situasi dan kondisi yang dihadapi, selera humor mereka tak akan pernah runtuh.

Kelucuan-kelucuan yang ditimbulkan, terkadang memicu perdebatan, polemik atau pertikaian. Namun generasi santuy dan kaum rebahan, akan selalu bersama sosok humoris. Coba aja simak berbalas pantun antara anak dan mama, yang sempat kubaca berseliweran di beberapa WAG atau media sosial.

Pantun Anak :

Ular sanca tidak berbulu,

Sudah pasti bukan teman kangguru

Wahai corona cepatlah berlalu,

Mamaku galak tak cocok jadi guru


Balasan Singkat Mama :

Kangguru tak suka laksa, Mama jadi guru karena terpaksa.

Illustrated by pixabay.com
Illustrated by pixabay.com
Menyimak Trend Twitter tentang #schoolfess

Beberapa pujangga beralasan, Pelangi itu indah karena banyak warnanya. Begitu juga dengan dunia ini, kan? Baik dunia nyata maupun dunia maya. Salah satunya, keindahan menjalani "kehidupan keras" rakyat twitter.

Aku bukan aktivis twitter, hanya menyimak dan membaca. Karena kecepatan arus informasinya masuk kategori luar biasa versiku. Nah, sejak tadi siang, aku tertarik pada istilah #schoolfess! Sebagai orang kampung, aku gak paham istilah kekinian.

Karena penasaran, aku ikutan menyimak ratusan twit-nya, selain beragam foto juga bermacam tanggapan suka dan duka berkaitan dengan libur sekolah atau reaksi mereka atas pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang ditiadakan.

Ada berbagai twit yang memancing tawa, dahi berkerut, namun juga memacu optimis. Jika mereka menjalani situasi dan keadaan ini dengan baik-baik saja.

Mataku terpaku pada bahasa twit mereka. Selain tentang bahagia menikmati kebebasan di rumah ala santuy dan rebahan, juga keluhan dengan tumpukan tugas, rindu teman atau rindu sekolah. Malah ada ucapan selamat untuk kelulusan UNBK 2020 jalur virus corona!

Maafkanlah, jika aku tak bisa salin atau unggah gambar twit mereka. Jika ada yang ingin baca, monggo cari #schoolfess. Karena trending di twitter pada hari ini. apalagi, bagi pengamat, praktisi atau penyuka ranah edukasi.

Bagaimana denganku?

Aih, aku tetap menjalankan kegiatan sebagai pekerja, orangtua dan juga menulis di Kompasiana. Haha..

Eh, sebagai penganut paham agraris perkotaan. Walau daerahku bukan kota-kota amat, namun susah mencari lahan. Nah, pagi tadi, anakku melakukan panen kangkung! Yang ditanam sebulan lalu. Aku bagikan fotonya, aja, ya?

Foto dokumentasi pribadi
Foto dokumentasi pribadi
Foto dokumentasi pribadi
Foto dokumentasi pribadi
Demikian 4 karakter netizen menyikapi himbauan #dirumahaja versiku. Selalu sehat, hayuk salaman

Curup, 25.03.2020
Zaldychan
[ditulis untuk Kompasiana]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun