Cangkir --cangkir berserakan di atas tikar usang, yang terhampar di tengah ruangan. Di atasnya, tiga asbak rokok tersebar secara acak. Penuh puntung rokok dan kulit kacang rebus. Ruangan itu berkabut asap tebal. Hasil pembakaran aneka jenis kretek yang sudah menjadi abu.
Tiga anak muda, duduk di hadapku. Membentuk formasi setengah lingkaran. dibatasi satu baskom plastik warna biru, yang berada persis di tengah-tengah tikar, wadah dari kacang rebus, yang masih bersisa setengah.
Sejak tadi, ruangan itu hening. Tiga pasang mata menatapku. Menunggu berita terakhir dariku.
"Besok, kita semua hadir!"
"Jadi, Bang?"
"Harus!"
"Tapi, jika nanti..."
"Kau takut polisi?"
Semua kepala tertunduk. Usai kuceritakan pertemuanku dengan Bung Yamin di Masjid usai sholat jum'at. Juga tentang agenda kegiatan selama dua hari. Pada hari sabtu dan minggu.
"Acaranya di mana?"
"Rumah Bung Yamin. Di Kramat Raya 106!"