Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Ulang Janji dalam Secangkir Kopi [Satu Sketsa 1928]

28 Oktober 2019   20:07 Diperbarui: 28 Oktober 2019   20:22 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Cangkir --cangkir berserakan di atas tikar usang, yang terhampar di tengah ruangan. Di atasnya, tiga asbak rokok tersebar secara acak. Penuh puntung rokok dan kulit kacang rebus. Ruangan itu berkabut asap tebal. Hasil pembakaran aneka jenis kretek yang sudah menjadi abu.

Tiga anak muda, duduk di hadapku. Membentuk formasi setengah lingkaran. dibatasi satu baskom plastik warna biru, yang berada persis di tengah-tengah tikar, wadah dari kacang rebus, yang masih bersisa setengah.

Sejak tadi, ruangan itu hening. Tiga pasang mata menatapku. Menunggu berita terakhir dariku.

"Besok, kita semua hadir!"

"Jadi, Bang?"

"Harus!"

"Tapi, jika nanti..."

"Kau takut polisi?"

Semua kepala tertunduk. Usai kuceritakan pertemuanku dengan Bung Yamin di Masjid usai sholat jum'at. Juga tentang agenda kegiatan selama dua hari. Pada hari sabtu dan minggu.

"Acaranya di mana?"

"Rumah Bung Yamin. Di Kramat Raya 106!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun