Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

NIK | "There is a Way" [9]

16 Mei 2019   06:15 Diperbarui: 16 Mei 2019   07:28 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by.pixabay.com

Terminal Andalas juga suasana di bofet, pagi minggu itu sepi. Nyaris jam sepuluh. Masih setengah jam lagi jadual berangkat. Kau reguk jus jerukmu. Aku tahu, kau menunggu. Aku tersenyum, kau menatapku.

"Manjalang itu apa, Mas?"

"Berkunjung! Ke rumah orang tua, rumah mertua. Atau orang yang dituakan!"

"Kenapa tadi ditanya sudah nikah?"

"Biasanya, dilakukan oleh pasangan baru menikah. Seusai hajatan!"

"Oh!"

"Selain shilaturahmi. Juga biar berkenalan lebih akrab!"

"Terus, hubungan dengan agar-agar buatan Nunik?"

"Itu simbol! Saat berkunjung. Gak mungkin tangan kosong, kan?"

"Iya!"

"Bisa juga, bermakna ucapan terimakasih. Karena sudah membantu pelaksanaan hajatan!"

"Oh!"

"Pernah lihat pengantin baru, bawa-bawa rantangan?"

"Iya!"

"Kalau rantangnya tiga. isinya Nasi, sambal urutan terbawah gulai!"

"Kenapa gulai..."

"Paling bawah? Kalau kuahnya tertumpah, tak tercampur nasi atau sambal!


Dahimu berkerut. Mencoba untuk memahami. Kuraih gelas berisi jus jeruk di hadapmu. Kureguk sedikit. Kuserahkan padamu. Kau tak minum, hanya memegang gelas.


"Tapi, Nunik bawa agar-agar?"

"Kan, belum nikah?"

"Iiih! Maksud Nunik..."

"Tak mesti bawa rantangan! Buah tangan bisa bentuk apa saja. Semisal agar-agar!"

"Kue? Buah?"

"Iya! Apapun semampunya!"

"Oh!"

"Juga tak mesti selesai hajatan! Momen mau puasa atau lebaran. Juga biasa dilakukan!"

"Walau udah lama menikah?"

"Kan simbol? Yang penting datang dan shilaturahmi!"

"Sekarang, kan. Bukan puasa juga lebaran?"

"Kan, Mas ajak Ke kampung Amak untuk dikenalkan?"

"Iya!"

"Sama-saja! Dianggap ibu pemilik Bofet. Sudah nikah! Apalagi yang di buatan sendiri!"

"Hah?"

"Sebaiknya, saat manjalang yang dibawa buatan sendiri!"

"Berarti Nunik..."

"Iya! Tadi dibilang menantu, kan? Walau pakai..."

"Nik gak punya rantang, Mas!"

Kau tertunduk. Wajahmu memerah. Mulai mengerti. Satu tindakan kecilmu. Karena membuat dan membawa agar-agar. Akan berakibat besar bagimu. Kuusap kepalamu. Tertawa.

"Menyesal?"

"Kenapa?"

"Memutuskan ikut Mas ke kampung? Terus bawa agar-agar?"

"Gak!"

"Nunik siap, jika orang di kampung anggap Nunik menantu?"

"Iya! Eh, Nunik..."

"Haha..."

"Iiih, Mamas! Maksud..."

"Kenapa? Nik malu?"


Kau terlambat menyadari jawabmu. Aku tertawa keras. Wajahmu semakin merah. Aku tahu. Kau malu. Jari tanganmu segera beraksi. Kubiarkan.

"Karena itu. Waktu Nik tanya mau bawa apa. Mas bilang terserah, kan?"

"Iya!"

"Kenapa gak bilang?"

"Tentang?"

"Manjalang!"

"Nik, gak nanya!"

"Kan, Mas bisa jelaskan?"

"Tapi. Mas jadi tahu!"

"Apa?"

"Nik siap jadi menantu!"

"Iiih..."

Aku tertawa. Terburu berdiri. Jari tanganmu gagal temui sasaran. Aku beranjak pergi ke meja kasir menemui ibu pemilik bofet. Mengambil titipan di kulkas. Kau mengerti, saatnya untuk pergi.

Kau sudahmenyusul di sisiku. Bertukar salam dan ucapkan terima kasih. Ada tambahan kantong plastik kecil, diserahkan padamu. Aku menatap ibu pemilik bofet. Pemilik bofet tersenyum.

"Itu untuk dijalan!"

"Makasih, Bu!"

"Jangan lupa undang Ibu, ya?"

"Do'akan, Bu!"

"Tadi kan, sudah?"

"Lagi! Biar banyak!"

"Iya! Nanti ibu do'akan lagi!"

"Makasih lagi, Bu!"

"Hati-hati di jalan! Kamu jaga menantu ibu!"

"Siap! Haha..."


Aku tak tahu rasamu siang itu. Yang aku tahu, kau ingin buru-buru tinggalkan bofet. Segera. Untuk hilangkan malumu.

#Nik

#GetMarried #PowerofLove #BecauseofYou #SayLovewithLetter #LoveJustaintEnough #Borntofight

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun