Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

NIK | "There is a Way" [7]

14 Mei 2019   06:15 Diperbarui: 14 Mei 2019   06:21 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by. pixabay.com

Jam sembilan, kau sudah siap. Kutemui ibu kost. Pamit. Kau juga aku melangkah keluar pagar. Kuhentikan angkot putih jurusan Labor-Pasar Raya. Penumpang hanya berdua. Kau duduk di sisiku dan menatapku.


"Mas..."

"Apa?"

"Nanti di terminal beli jeruk, ya?"

"Untuk Nunik?"

"Dibawa ke kampung!"

"Beli di sana aja!"

"Hah!"

"Kalau jeruk, di kampung ada yang jual!"

"Atau beli..."

"Gak usah beli apapun!"

"Tapi..."

"Kan sudah bawa agar-agar?"

"Cuma segini!"

"Buatan Nunik, gak ada yang jual!"


Senyummu hilang. Ada kerutan di keningmu. Aku menatapmu. Kau alihkan wajahmu keluar jendela angkot.

"Nik terbeban, Mas ajak ke kampung?"

Kau diam. Aku diam, masih menatapmu. Suasana hening. Angkot sudah lewati Pasar Ulak Karang. Kau menatap mataku. Aku tersenyum.

"Mau jawab?"

"Tidak!"

"Kalau begitu..."

"Maksud Nunik..."

"Udah, gak usah dijawab!"

"Mas! Nik mau ikut! Nik tidak terbeban. Nunik cuma belum...."

"Mas tahu!"

"Nunik..."

"Dengar! Nik sudah lakukan yang Mas suka. Itu sudah cukup!"

"Tapi.."

"Mas ingin, Nunik jadi diri sendiri. Jangan paksa jadi pribadi lain!"


Kau terdiam menatapku. Dan kau sandarkan bahumu. Aku tahu. Sorot mata itu. Naluriku terlatih jika sudah begitu.

"Nik percaya Mas?"

Tekanan suaraku pelan. Kau menatapku. Ada bulir bening, di sudut matamu. Perlahan, kau anggukkan kepalamu. Aku mengerti rasamu. Juga khawatirmu. Bertemu dengan orang-orang di kampung. Kau berusaha. Ingin lakukan yang terbaik.


"Tetaplah seperti ini!"

"Tadi Nunik..."

"Iya. Mas tahu!"

"Tapi Mas..."

"Larang? Mas ingin orang di kampung. tahu, kenal dan ingat apa adanya Nunik! Bukan sebab lain!"

"Kan, cuma beli jeruk?"

"Iya. Nanti dibeli. Tapi jangan karena alasan lain!"

"Gak jadi aja!"

"Lah? Nik marah? Atau..."


Kau berusaha tersenyum. Gelengkan kepala. Tangan kananmu, menyeka sudut matamu. Keningku berkerut. Kau menatapku. Dua jari tangan kirimu, sudah di pinggangku. Kubiarkan. Aku mengerti reaksimu. Takkan kutunggu jawabmu.

"Jangan nangis lagi!"

"Biar!"

"Nanti gak cantik lagi!"

"Biar!"

"Om! Kalau cewek nangis, cantiknya hilang, kan?"

Suaraku, tertuju pada sopir angkot. Yang terkejut, sekilas melirik kebelakang. Tersenyum, anggukkan kepala. Aku tertawa. Wajahmu memerah

"Om! Kalau..."

"Mamaaas! Iiih..."

#Nik

#GetMarried #PowerofLove #BecauseofYou #SayLovewithLetter #LoveJustaintEnough #Borntofight

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun