"Tetaplah seperti ini!"
"Tadi Nunik..."
"Iya. Mas tahu!"
"Tapi Mas..."
"Larang? Mas ingin orang di kampung. tahu, kenal dan ingat apa adanya Nunik! Bukan sebab lain!"
"Kan, cuma beli jeruk?"
"Iya. Nanti dibeli. Tapi jangan karena alasan lain!"
"Gak jadi aja!"
"Lah? Nik marah? Atau..."
Kau berusaha tersenyum. Gelengkan kepala. Tangan kananmu, menyeka sudut matamu. Keningku berkerut. Kau menatapku. Dua jari tangan kirimu, sudah di pinggangku. Kubiarkan. Aku mengerti reaksimu. Takkan kutunggu jawabmu.
"Jangan nangis lagi!"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!