Mohon tunggu...
Zakia Nurjanah
Zakia Nurjanah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMA Negeri 1 Waled XII MIPA 4

hallo saya Zakia Nurjanah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Remaja Keren Anti Golput

5 Februari 2024   15:12 Diperbarui: 6 Februari 2024   11:23 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Keterlibatan generasi muda berperan aktif dalam menentukan masa depan dengan pemimpin yang akan dipilih dari hak pilihnya. Menurut UU no 7 tahun 2017 pasal 1 ayat 25 pemilih adalah warga negara Indonesia yang sudah genap berumur 17 tahun atau lebih.

Rata rata siswa SMA di Indonesia adalah sekitar 15-18 tahun. Berdasarkan ketentuan dan syarat PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) SD, SMP dan SMA tahun 2015/2016 bahwa usia maksimal masuk SMA ialah 21 tahun. Berarti pelajar yang sudah berumur 17 tahun dapat berpartisipasi dalam pemilu.

Dalam pemilu peran pelajar tidak sekedar menjadi pemilih, namun mereka harus mampu mengkritisi banyak hal terkait pemilu. Tidak hanya sekedar memilih namun diperlukan pemahaman lebih khusus mengenai pemilu itu sendiri. Sayangnya pelajar seperti mereka tidak mengerti hal mengenai pemilu yang disebabkan oleh kurangnya bimbingan mengenai pemilihan umum dan tak jarang pula mereka termasuk kedalam golongan putih.

Dikutip dari detik.com golput adalah sebuah pilihan warga negara untuk tidak memilih dan ikut Pemilu. Mereka yang telah masuk sebagai pemilih memutuskan tidak menggunakan hak suaranya dalam Pemilu.

Golput, atau golongan putih, bisa dipandang sebagai bentuk protes warga terhadap kualitas dan pilihan calon yang disediakan. Namun, beberapa berpendapat bahwa partisipasi politik lebih baik dilakukan dengan memilih kandidat yang dianggap paling representatif daripada tidak memberikan suara sama sekali. 

Tak hanya golongan awam yang menjadi golongan putih. Orang orang yang notabennya sudah dewasa juga banyak yang menjadi golongan putih dikarenakan minimnya sosialisasi tentang pemilihan umum, entah itu visi misinya ataupun orang merantau yang tidak dapat memilih di kampung halamannya.

Golput atau golongan putih ini juga memiliki dampak yang merugikan salah satunya adalah menghambat kesejahteraan rakyat karena golput dapat meningkatkan kesenjangan sosial karena kelompok-kelompok tertentu mungkin kurang terwakili dalam proses demokratis.

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang memilih untuk golput, salah satunya tidak memiliki pengetahuan dan kesadaran politik yang cukup untuk memahami pentingnya pemilu dan dampaknya bagi kehidupan mereka.

Hal ini berdampak buruk bagi kesejahteraan rakyat karena golput bisa menyebabkan terabaikannya kepentingan rakyat yang tidak menggunakan hak suaranya. Selain itu, golput juga bisa menghambat proses pembangunan nasional yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat.

Salah satu cara mengatasi golput adalah dengan meningkatkan edukasi politik rakyat melalui berbagai media. edukasi politik rakyat bisa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan rakyat untuk memilih calon pemimpin yang sesuai dengan kriteria dan kepentingan mereka.

Cara selanjutnya mengatasi golput adalah dengan meningkatkan kontrol sosial rakyat terhadap proses dan hasil pemilu melalui berbagai mekanisme, seperti pengawasan, pengaduan, laporan, atau demonstrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun