Setelah sekian tahun berlalu, sekarang, aku berdiri di depan arrival gate di bandara Ahmad Yani Semarang yang kecil dan sumpek ini menunggui kedatangan rombongan bulek dari berbagai negara. Dengan mata yang masih mengantuk karena kurang tidur semalam, jetlag perjalanan Magelang-Semarang, aku berdiri gugup akan berhadapan dengan ketakutanku selama ini. Tapi beruntung, aku tidak sendiri. Membersamaiku adalah sebut saja namanya affa. Calon dokter dari UNS Solo yang memiliki kemampuan manajemen yang mengagumkan. Dari dia, aku belajar banyak. Pertama-tama dia yang menyambut, aku hanya memperhatikan dan kemudian di kesempatan berikutnya, aku yang akan menyambut delegasi-delegasi yang datang pada jam-jam berikutnya.
Jika dilihat dari kejauhan, kira-kira 500 meter gitu, aku hanya menjadi pengekornya saja. Berdiri diam di samping atau di belakangnya sesekali berbicara jika dianggap penting. Aku tidak terlalu banyak membantu juga kecuali melengkapi keberaniannya yang tidak lengkap. Oh iya, disini kami bertemu dengan beberapa orang dari lembaga pariwisata yang ditunjuk oleh pemerintah untuk membantu menyambut delegasi. Mereka adalah, sebut saja mbak kicu, mbak imat, pak irosab dan mas amat dari Jakarta serta nafra yang datang membantu di hari terakhir. Selama tiga hari itulah kami menangani kedatangan delegasi-delegasi dari 41 negara.