Mohon tunggu...
ZAKA
ZAKA Mohon Tunggu... writer -

www.instagram.com/sobatmobil

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Mas Jokowi & Bang Zakawi di Suatu Kesempatan ...

5 Desember 2015   01:21 Diperbarui: 5 Desember 2015   02:00 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini kisah yang terjadi secara tidak sengaja dan di luar perkiraanku sebagai masyarakat umum. Berawal di suatu hari saat aku sedang berada di rumah ibuku di ibu kota jakarta. Padahal biasanya aku hanya berada di kota solo, jawa tengah saja.

Namun karena ada suatu keperluan ibuku menghubungi aku untuk datang ke jakarta, guna mengurus berbagai urusan yang tidak jauh dari urusan keluarga. Terkadang ditambah lagi dengan urusan untuk mengantar ibuku ke berbagai tempat yang berkaitan dengan kesehatan ibuku yang sudah tua renta, seperti ke rumah sakit atau ke puskemas. Karena ibuku memiliki beberapa kekurangan, seperti pendengaran, penglihatan serta kaki.

Fisik yang di alami ibuku sudah tidak lagi seperti semasa waktu muda dahulu. Kini pendengarannya sudah kurang, matanya kurang awas dalam melihat lagi begitu pula kaki kiri maupun kaki kanan yang sudah tidak kuat lagi untuk digunakan untuk bisa berjalan jarak jauh. Jangankan untuk berjalan jarak jauh jarak dekat sekitar 400 meter sudah mudah lelah, bahkan untuk sholat wajib saja terkadang tidak kuat untuk berdiri yang dilakukan hanya sholat sambil duduk saja di atas sajadah.

Tapi meskipun sudah tua renta dengan berbagai kekurangan yang ada di fisiknya, ibuku selalu berjiwa anak muda terlebih jika ada anak, cucu, tetangga, bahkan menantu yang mengajak untuk travel. Ibuku paling suka dengan hal yang satu ini, yakni bepergian mengunjungi tempat yang belum pernah dikunjungi atau tempat yang menyajikan makanan maupun minuman yang belum pernah di coba sama sekali.

Penyebab utama suka akan traveling atau kuliner karena "kebosanan" ya bagaimana tidak keseharian ibuku hanya mengurus anak sedari aku & kakak masih kecil, belanja ke pasar, mengurus dapur, mengurus cucian, mengurus jemuran, intinya mengurus rumah tangga dari tahun ke tahun. Selain mengurus berbagai kegiatan yang berkaitan dengan rumah tangga ibuku selalu menyempatkan dirinya untuk membaca koran, menonton acara-acara TV kabel, mengisi TTS alias Teka-teki silang, atau bahkan mengikuti pengajian sesama ibu rumah tangga, serta terkadang juga mengikuti acara arisan sesama ibu rumah tangga pula yang biasanya diadakan satu bulan satu kali.

Sebagai anak aku hanya bisa mengabdi dengan memberikan waktu yang aku miliki bagi ibuku. Karena semenjak bapakku tiada, aku merasa ibuku ini harus dan senantiasa aku service atau aku layani apa yang ibuku kehendaki dari aku, aku berikan yang terbaik sebatas dari apa yang bisa aku berikan.

Biasanya ibuku selalu dan selalu melakukan rutinitas harian seperti bangun sebelum sholat shubuh tiba, lalu mandi pagi dan menyegerakan sholat shubuh. Serta mengingatkan aku untuk segera sholat ke mushola yang berada tepat di depan rumahku. Ibuku memang ibu yang super perhatian dengan aku semenjak dari aku kecil bahkan kini hingga aku berumah tangga.

Dan bukan aku saja loh yang ekstra selalu mendapatkan perhatian dari ibuku. Kakakku yang pertama hingga kakakku yang terakhir kesemuanya juga turut mendapatkan ekstra perhatian mulai dari hal yang kecil hingga hal yang besar dari single hingga double.

Sholat di mushola depan rumahku memang menjadi rutinitas harianku terutama jika aku sedang berada di rumah ibuku. Alhamdulillah, nikmatnya memliki rumah yang meskipun berada di gang sempit tapi dekat dengan mushola. Jadi aku bisa senantiasa sholat tepat waktu. Terlebih lagi di mushola depan rumahku itu selalu banyak melakukan berbagai aktifitas yang berkaitan dengan keagamaan, seperti pengajian khusus majlis ta'lim khusus bagi para bapak-bapak, pengajian khusus ibu-ibu serta pengajian khusus anak-anak. Bahkan tiap malam jumat sering diadakan pengajian yasinan.

Nah, pada suatu kesempatan tepatnya setelah adzan maghrib setelah aku selesai mengambil air wudhu aku langsung masuk ke mushola al mujahidin yakni nama dari mushola yang ada di depan rumah ibuku. Setelah masuk ke dalam mushola aku mendengarkan azan maghrib dengan seksama dan setelah itu aku melaksanakan sholat sunah rawatib ghairu muakad 2 rakaat.

Setelah itu muadzin kembali melanjutkan qomat dengan lantang. Saya pun langsung menuju kepada shaf yang ada untuk dengan segera mengisinya. Kebetulan saya berada di baris kedua tepat di belakang seseorang yang mengenakan baju kotak-kotak lengan panjang. Sholatpun terus berjalan dari rokaat pertama hingga masuk rokaat ketiga hingga selesai atau sampai dengan salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun