Mohon tunggu...
ZAKA
ZAKA Mohon Tunggu... writer -

www.instagram.com/sobatmobil

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Impian Tak Seindah Kenyataan

13 Juli 2016   15:14 Diperbarui: 17 Juli 2016   02:42 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuhan memberikan "petunjuk" kepada manusia dengan adanya AQ 2:42 yang berisikan tentang dua jalan, yakni tentang atas-bawah, hitam-putih, kanan-kiri, depan-belakang, dan lain sebagainya yang saling berkebalikan satu sama lain.

Adanya keberhasilan juga adanya kegagalan, adanya keselamatan juga adanya tidak keselamatan dan lain sebagainya. Di dalam kehidupan ini senantiasa kita akan dihadapkan dengan beragam masalah baik dari masalah yang kecil hingga masalah yang besar. Masalah yang mudah kita hadapi hingga masalah yang sulit kita hadapi. Kesemuanya membuat manusia menjadi lebih cerdas, pintar, waspada hingga menjadikannya sebagai pelajaran bagi kelangsungan kehidupan selanjutnya.

Yang harus senantiasa kita lakukan ialah dengan mengikuti segala perintahnya dengan melaksanakan segala apa yang diperintahkan serta menjauhi segala apa yang dilarang oleh Tuhan. Kita akan bisa tenang di dalam menjalani kehidupan jika apa yang kita fikirkan, apa yang kita inginkan serta apa yang kita lakukan kesemuanya sesuai dengan kehendak dari Tuhan. Tidak bergeser, tidak berbalik arah/ tidak bertentangan atau tidak sembarang arah kita menjalani kehidupan.

Di dalam menjalani kehidupan ini manusia di bekali dengan "akal" yang berupa pendengaran, penglihatan serta hati. Kesemuanya memiliki fungsi yang berbeda satu sama lain. Dengan adanya akal kita bisa menggunakannya bagi bekal kita di dalam menjalani kehidupan agar kehidupan kita senantiasa menjadi lebih terarah. Tidak menyalahkan akan diri, tidak menyalahkan keadaan, tidak menyalahkan orang lain, bahkan menyalahkan Tuhan.

Setiap kejadian, setiap peristiwa, setiap hal kesemuanya memiliki makna bagi diri kita. Dari keberhasilan kita belajar untuk menjadi pribadi yang patut bersyukur, begitu juga dari kegagalan kita juga wajib koreksi diri dan patut untuk banyak belajar. Belajar banyak membaca, banyak mendengar, banyak melihat. Dari banyak belajar tersebutlah diri kita bisa mendapatkan berbagai pelajaran. Kita dapat menjadikan pelajaran sebagai bekal hidup kita agar hidup kita lebih baik dan lebih baik lagi.

Hidup masa kini sebenarnya teramat sangatlah mudah, mengapa? ...

Karena kita sudah memiliki contoh, yakni dengan adanya sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW beserta para nabi-nabi lainnya. Dari sejarah kehidupan mereka semua kita dapat menjadikan diri kita untuk mencontoh.

Sesungguhnya ada contoh yang baik pada diri nabi muhammad saw (AQ: 4/59).

Kita bisa mempelajari sejarah kehidupan para nabi dan para rasul dari berbagai media yang ada di era modern. Baik dari media online seperti internet, atau dari media offline, seperti Al Quran, sunah rasul, sejarah islam, pengajian, dan berbagai macam metode lainnya yang bisa kita jadikan sebagai media untuk kita bisa belajar kehidupan para nabi dan para rasul. Atau bahkan kita juga bisa saling berinteraksi dengan ahli tentang agama, kita bisa saling tukar fikiran dan saling tukar pendapat.

Mulai dari kita belum dilahirkan ke dunia hingga di kuburkan ke makam kesemuanya telah ada pada sejarah kehidupan para nabi dan para rasul. Dari sejarah kehidupan tersebutlah kita dapat menggunakannya sebagai bekal bagi arah kita jalani kehidupan.

Kita terlahir sebagai manusia. Sedangkan manusia bersifat sebagai makhluk sosial. Makhluk yang berketergantungan satu sama lain. Kita terlahir karena adanya ibu dan bapak kita. Serta dengan adanya kehendak/ restu Tuhan lah kita terlahir ke dunia. Tuhan Maha Memberi segalanya kepada seluruh manusia, binatang begitu juga pada tumbuhan dan alam jagat raya ini. Kesemuanya memiliki makna/ nilai tersendiri tidak ada yang tidak bermakna dan tidak ada yang sia-sia Tuhan ciptakan.

Jika kegagalan/ hal yang tidak kita harapakan hadir ke dalam kehidupan kita hendaknya kita koreksi diri/ muhasabah 'ala nafsh. Koreksi juga terkadang tidak cukup datang dari diri kita sendiri, terkadang kita juga perlu masukkan/ kritikan/ pendapat/ saran/ ide dari orang lain.

Sebelum kita mengintrospeksi di mulai dari diri kita maupun dari saran dari orang lain, hendaknya yang pertama kita lakukan ialah kita mengintrospeksi diri kita terhadap hubungan dan komunikasi kepada Tuhan.

Satu hal yang perlu kita ingat akan diri kita. Jika kita hendak mecari solusi atas permasalahan yang kita hadapi hendaklah kita utarakan kepada ahlinya. Orang yang tidak hanya sebagai tempat berbagi cerita keluh kesah. Akan tetapi carilah orang yang tepat yang bisa membuat masalah menjadi solusi akhir yang terselesaikan hingga tuntas. Dan jangan kita berkumpul dengan orang-orang yang negatif thingking.

Tempatkan diri kita untuk berada bersama orang-orang yang berhasil membangun kehidupan, baik berhasil di dalam kehidupan berumah tangga, berhasil membangun kehidupan berbangsa maupun berhasil membangun kehidupan bernegara.

Mengapa harus demikian? ...

Ibarat Penjual Minyak Wangi dan Pandai Besi ...

Jika kita bergaul dengan penjual minyak wangi maka kita akan memberi atau membeli minyak wangi, jika tidak dapat maka kita hanya mendapatkan bau minyak wanginya saja.Sedang pandai besi kita bisa akan terkena percikan api ke pakaian kita serta, jika tidak kena percikan api setidaknya kita akan kena bau asap dari percikan api tersebut.

Ini permisalan yang bisa kita jadikan bekal bagi kehidupan kita. Hendaklah diri kita untuk selalu menyeleksi terlebih dahulu orang-orang yang hendak kita jadikan sebagai tempat kita mengadu/ curhat. Jangan kita sampai salah tempat mengadukan perihal aduan kita. Hendaklah kita utarakan kepada orang yang ahli di dalam masalah yang kita hadapi, untuk dapat kita meraih solusi.

قَالَ إِذَا أُسْنِدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ

فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ

Artinya:

- Apabila suatu pekerjaan tidak diserahkan kepada ahlinya, maka tunggulah saatnya/ kehancuran/ tidak mendapatkan solusi.

Maka carilah orang yang tepat, orang yang profesional, orang yang ahli di dalam bidangnya, orang yang bisa buat masalah jadi solusi akhir. Bukan yang hanya menjadi tempat curhatan tanpa adanya solusi yang tepat/ solusi akhir.

Jangan malu dan jangan takut untuk mengutarakan isi hati, jangan malu serta takut untuk mengutarakan isi fikiran diri kita. Carilah orang yang tepat yang bisa membuat jiwa kita yang hidup segan mati tak mau, menjadi hidup menjadi lebih hidup. Carilah orang yang bisa membuat fikiran negatif kita bisa fikiran positif.

Apa yang kita alami/ apa yang kita rasakan/ apa yang kita lakukan sudahkah selaras dengan ajaran ilahi. Baik dari niatan maupun perbuatan kita sudah sejauh mana keselarasannya dengan ajaran Tuhan? ... Semakin dalam kita bertanya kepada diri kita, maka kita akan semakin mengenal siapa diri kita yang sebenarnya. Jika kita tidak mengenal siapa diri kita, maka kita tidak akan pernah mengenal Tuhan kita = Man arofah nafashu faqod arofah rabbah.

Terkadang ada manusia yang menyalahkan diri, menyalahkan keadaan, bahkan menyalahkan Tuhan karena apa yang dikehendakinya tidak selaras/ sejalan dengan yang kita kehendaki. Sesungguhnya Tuhan juga sudah memberikan "clue" berupa:

AQ 2:216 = Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi kamu pula menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Alloh maha mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.

Dengan adanya ayat ini hendaknya kita bisa menyimpulkan, bahwa apa yang kita inginkan tidak selamanya akan terkabulkan. Jika apa yang kita kehendaki/ kita inginkan maka kita wajib patut bersyukur. Jika tidak terwujud maka kita wajib positif thingking dan bersabar. Tidak lesu, tidak lemah dan pantang menyerah (AQ 3:146). Tuhan memang mengabulkan DOA dari para hambanya dengan 3 cara yakni:

1. Jika doa kita segera dikabulkan Tuhan maka bersyukurlah.

2. Jika doa kita tidak segera dikabulkan Tuhan maka bersabarlah.

3. Jika doa kita tidak benar-benar dikabulkan Tuhan, maka sesunggunya Tuhan mengabulkan dengan hal yang lebih baik dari apa yang dari kita harapkan dari kita.

Bukankah telah kami panjang umurmu supaya kamu berfikir. Di setiap kejadian Tuhan maha memberi pelajaran berharga bagi kehidupan manusia. Jadi penyesalan "tiada pernah berguna" yang bisa kita lakukan ialah "kebangkitan bagi diri kita" untuk terus "berbenah diri". Tetap "fokus" pada tujuan dan cita-cita yang kita rancang serta melangkah dengan fikiran dan hati yang bersih. Serta ingatlah Sesungguhnya Alloh beserta orang-orang yang sholat dan sabar (AQ 2:153).

Jadikan diri kita sebagai pribadi yang berkarakter sesuai dengan asmaul husna = karakter yang sama dengan nama-nama baik Alloh.

Yang suka mengasih hingga yang maha sabar. Serta turut sertakan pula karakter nabi muhammad (asmaun nabi) pada diri kita mulai dari poin ke-1 "akhlak terpuji" hingga poin terakhir ke-201 "pemilik kebahagiaan".

Jika karakter ini kesemuanya kita terapkan di dalam kehidupan sehari-hari maka fikiran, hati & langkah kita akan senantiasa tenang/ mutmainah.

Kegagalan ataupun keberhasilan yang kita jalani seolah tidak akan jadikan kehidupan kita menjadi pribadi yang terganggu, kita akan asyik jalani kehidupan dengan enjoyable life. Karena kita yakin hanya berserah diri kepada Tuhanlah jalan yang paling terbaik dari berbagai jalan yang ada di dunia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun