Wah, ternyata saya kaget bukan kepalang orang yang berada tepat di depan saya sholat ternyata bapak joko widodo. Beliau mengenakan seragam kotak-kotak karena pada waktu itu beliau sedang berkampanye untuk mengajukan diri menjadi gubernur DKI Jakarta yang dulu berpasangan dengan bapak ahok yang sekarang beliau sudah menjadi gubernur dki jakarta.
Awalnya saya tidak percaya bahwa orang yang tepat sholat di depan saya yaitu bapak jokowi atau saya bilang dengan mas jokowi. Saya katakan dengan mas jokowi karena beliau merupakan orang asli dari jawa tepatnya dari jawa tengah dari kota solo. Kota solo ini juga merupakan kota di mana istri saya lahir dan dibesarkan.
Pak jokowi selesai sholat langsung berdoa dan langsung saya ajak berjabat tangan, wah gak sangka saya ternyata salaman dengan beliau salamannya cukup kencang. Di dalam fikiran dan di dalam hati saya langsung memberikan penilaian, wajar saja berjabat tangan dengan pak jokowi terasa sangat keras.
Karena seperti yang saya lihat di media massa beliau merupakan pekerja keras. Yang sedikit tidur serta banyak bekerja membangun kota solo sebagai walikota solo, serta membangun bisnis mebelnya dengan memiliki banyak pekerja serta memiliki beberapa pabrik mebel, dan juga bekerja mengubah nasib keluarga beliau.
Setelah berjabat tangan lalu langsung saya ajak mas joko widodo untuk foto bersama, dengan inisiatif tinggi saya langsung pulang mengambil kamera saku saya di rumah. Setelah itu saya minta tolong kepada tetangga saya yang juga baru selesai sholat berjamaah bersama dengan saya maupun pak jokowi serta para tetangga lainnya di mushola depan rumah untuk memfoto saya dengan pak jokowi.
Ya, tapi sangat di sayangkan kebetulan pada waktu itu kamera saku saya lampu blightnya putus alias tidak bisa digunakan. Jadi saya difoto seadanya saja. Saya sempat bicara sedikit dengan pak jokowi tentang blusukan beliau, saya pun banyak mengucapkan terima kasih karena pak jokowi mau meluangkan waktunya sebentar untuk bisa berfoto bersama dengan saya meski sambil memasang tali sepatu di bagian pintu masuk utama mushola. Obrolan singkat tapi terasa berdurasi panjang dan beliau saya katakan merupakan humble person.
Setelah di foto beliau langsung berjalan kembali diiringi para wartawan yang ada dan mengelilingi beliau serta dengan para warga yang berada di luar mushola. Entah ke arah mana lagi beliau melanjutkan perjalanan kampanye beliau. Karena saking banyaknya orang yang mengerubuti beliau dan mengikuti beliau blusukan akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke rumah, karena ada beberapa pekerjaan yang belum terselesaikan oleh saya untuk bisa saya lanjutkan kembali.
Pak jokowi asli kota solo sedangkan saya asli dari jakarta yang memiliki seorang istri yang bernama dewi. Jadi saya sering menyingkat nama saya dengan istri saya dari zakaria menjadi zaka & dewi menjadi wi, jika di gabung menjadi zakawi. Sejak 2012 saya tinggal dan menetap di solo, sedangkan pak jokowi dari kota solo berpindah dan menetap di kota jakarta.
Antara nama dan posisi tempat tinggal saya dengan pak jokowi tidak jauh beda ya alias serupa tapi tak sama. Pak jokowi dari solo ke jakarta, saya zakawi dari jakarta ke solo. Pak jokowi membangun dki dari domisili kota solo hingga menetap di jakarta. Dan saya membangun keluarga di kota solo yang semula bertempat tinggal atau menetap di kota jakarta. Ini hanya sebuah kemiripan saja, yang pasti antara nasib saya dengan pak jokowi jauh berbeda saya hanya orang biasa saja, tapi beliau menjadi gubernur dki jakarta serta kini menjadi presiden negara kesatuan republik indonesia.
Semoga pak jokowi terus bisa membuat perubahan yang berarti bagi bangsa, bagi masyarakat serta bagi negara indonesia. Terus maju pak jokowi membangun indonesia, seperti pak jokowi menata kota solo dan menata kota dki jakarta. Buatlah indonesia menjadi negara yang disegani akan karya nyatanya oleh bangsa-bangsa di dunia ini.