Mohon tunggu...
Zairiyah kaoy
Zairiyah kaoy Mohon Tunggu... Penulis - Hipnoterapis, penulis buku seberapa kenal kamu dengan dirimu, bahagia dengan pemetaan pikiran.

Manusia sulit berpikir positif mengenai orang lain ketika ia berada pada muatan emosi negatif yang sangat kuat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pentingnya Ilmu Pengetahuan Dalam Rumah Tangga bagi Pria dan Wanita

8 Juli 2021   08:45 Diperbarui: 8 Juli 2021   14:56 2203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber. focused male intern listening serious indian/shutterstock

Makhluk hidup adalah makhluk sosial yang berinteraksi satu dengan lainnya dan bertemu dengan orang-orang lain selain dari keluarga intinya dalam keluarga. Manusia menjalin hubungan baru dalam rumah tangga, yang pada dasarnya pasangan hidup juga merupakan orang lain pada awalnya. Lalu membentuk satu ikatan kemudian menjadi keluarga.

Banyak di antara kita memulai sesuatu tidak dengan persiapan yang matang. Persiapan yang matang tersebut tentunya tidak hanya dari sisi materi namun pentingnya mengenali calon atau pasangan hidupnya ketika sebelum dan sesudah menikah, agar tidak terjadi peristiwa sakit hati dan merasa terabaikan satu dengan lainnya. Walaupun ada juga yang dapat memaklumi pasangan hidupnya hingga akhir hayatnya.

Untuk memahami apa saja tentu membutuhkan ilmu, ilmu merupakan solusi dalam memecahkan persoalan yang sedang terjadi. Tanpa ilmu pastinya kita akan kebingungan dan cenderung menyalahkan pihak lain atas apa yang sedang terjadi. Pentingnya memiliki ilmu dalam rumah tangga agar dapat menyelesaikan persoalan yang datang silih berganti.

Tidak hanya bagi pria, wanitapun sangat perlu mempelajari banyak hal dalam hidupnya untuk dapat diaplikasikan ke dalam rumah tangganya. Mengapa perlu mempelajari banyak ilmu pengetahuan bagi wanita? Apa manfaat dan kerugian bila tidak memiliki ilmu pengetahuan? Bagaimana mendapatkan ilmu pengetahuan di masa seperti ini khususnya bagi wanita?

Berikut penjelasannya:

Wanita membutuhkan ilmu pengetahuan

Rumah tangga dapat dianalogikan sebuah istana yang berisi raja, permaisuri dan rakyat serta kerabat. Dalam sebuah kerajaan tentunya dipimpin oleh seorang raja dan didampingi oleh seorang permaisuri yang tenang dan damai serta memiliki kasih sayang yang penuh kepada rakyat dan kerabatnya. Dan sang raja yang adil serta bijaksana dalam menentukan keputusan serta sikap mensejahterakan permaisuri dan rakyat serta kerabatnya.

Seorang raja terkadang terbawa dengan sikap otoriternya dengan menempatkan diri sebagai penentu keputusan dan tidak selamanya keputusan tersebut baik bagi permaisuri dan rakyatnya. Tentunya seorang raja perlu membuka hati untuk mau menerima saran dari penasihatnya yaitu istri tercinta. Dan keputusan yang bersifat adil dan menenangkan para pengikutnya yaitu anak dan kerabat dari kedua belah pihak.

Untuk memberikan nasihat kepada pasangan hidupnya tentu diawali dengan ilmu pengetahuan yang akurat. Ilmu pengetahuan sebagai jembatan dan panduan agar tidak menimbulkan persoalan baru bagi pasangan dan orang lain.

Di sini letak fungsi lainnya seorang istri sebagai pendamping dan teman hidup bagi suaminya dan dapat terjadi sebaliknya yaitu istri kepada suaminya dan anak-anaknya.

Butuhnya bermusyawarah dalam keluarga agar ada kedekatan antara pemimpin rumah tangga, istri dan anak-anak serta kerabat. Keributan terjadi dikarenakan tidak adanya komunikasi yang baik dalam keluarga. Suami merasa tidak perlu bertukar pikiran dengan istri apalagi anak-anak atau istri tidak menempatkan pentingnya peran suami dalam kehidupannya.

Manusia perlu belajar sepanjang hidupnya, tidak dibatasi oleh usia dan banyak membuka hal-hal yang tidak diketahui dalam kehidupan merupakan cara menyayangi diri dan keluarga. Tidak menginginkan pengetahuan sama halnya dengan membiarkan hal yang tidak disukai terjadi berlarut-larut dalam kehidupannya. Sehingga tidak menemukan jalan terbaik dalam kehidupannya dan terpaku dengan kesedihan dan kemarahan saja.

Solidnya sebuah rumah tangga karena adanya kerjasama yang baik antara pria dan wanita yang membangun rumah tangga tersebut. tidak menyalahkan satu dengan lainnya dan dapat saling menghargai kebutuhan lahir dan batin dalam artian kebutuhan jiwanya. Wanita adalah pilar dalam rumah tangganya dan pria adalah atap rumah tangga yang meneduhkan dan melindungi anggota keluarganya.

Manfaat dan kerugian tidak memiliki banyak ilmu pengetahuan

Mengapa terkesan penting memiliki ilmu pengetahuan dalam hidup?. Tentu saja untuk memecahkan persoalan dan mendapatkan solusi terbaik, mengembangkan pola sesuai yang diinginkan dan membawa kemajuan dalam kehidupan.

Mengaplikasikan Ilmu pengetahuan tidak hanya berhenti pada pekerjaan kantoran saja tapi dapat diaplikasikan kepada hal kecil sekalipun dalam rumah tangganya sesuai ilmu yang dipelajarinya, pastinya bisa karena belajar.

Dalam dunia ini tidak ada manusia yang tiba-tiba mengetahui tanpa belajar kecuali memang berbakat dan itupun harus dicetuskan melalui praktik dalam hidupnya.

Saya banyak melihat para wanita Indonesia yang tidak pernah bosan mempelajari banyak hal dan tidak berhenti hanya kepada pendidikan formal saja, tapi pendidikan apa saja terutama ilmu pengembangan diri. Pastinya akan terlihat perbedaan antara yang belajar dengan tidak.

Kebosanan terkadang membuat manusia menciptakan permainan dalam hidupnya dengan berbagai hal, mulai dari narkoba, perselingkuhan, bergosip, dll. Kebosanan ini datang karena ketidakseimbangan hidup yang mereka jalani sehingga membuat banyak orang melakukan hal yang sia-sia. Kecendrungan tidak ingin belajar karena menganggap belajar hanya berhenti pada masa bangku kuliah saja.

Kebosanan terjadi karena banyak ruang kosong yang tidak diisi dengan hal yang bermanfaat. Dampak yang terjadi bisa beragam mulai dari keluhan, menyalahkan orang lain, merasa jadi korban dan tidak dapat menghargai orang lain dan diri sendiri, kebencian, dll. Kerugian tidak memiliki ilmu untuk dapat melihat diri sendiri atau menanggulangi efek toxic people atau menjadi toxic people berakibat individu tersebut mengalami insecure.

Ketika orang lain menjauhi tentunya mendatangkan keluhan bagi diri sendiri tanpa bisa menyalahkan diri. Kemudian merasa jadi korbannya dan dampaknya tidak dapat menghargai orang lain yang sebenarnya kesalahan tersebut datang dari diri kita sendiri. Akan terlihat beda bila individu tersebut bangkit dan keluar dari perasaan insecure tersebut dan mulai melakukan perbaikan dalam dirinya.

Pembelajaran di masa sekarang

kehidupan yang stagnan karena individunya tidak melakukan hal yang mengarah kepada kemajuan. Masih berada pada perasaan insecure dan tidak beranjak dari perasaan yang tidak disukainya tersebut, sehingga yang ada hanya keluhan demi keluhan saja. Akan terlihat perbedaan ketika manusia mulai memajukan dirinya secara pola pikir dan tindakan dalam kehidupannya.

Manusia hanya melihat dampak negatif dari pandemi tanpa dapat melihat apa yang dapat dilakukannya ketika pandemi. Apa yang terjadi selalu membawa pesan bagi manusia. Ketika manusia hanya dapat melihat satu arah saja maka ia tidak akan dapat melihat sisi yang lainnya dan dampaknya menyalahkan tanpa melakukan hal yang positif bagi dirinya sendiri.

Kebosanan tersebut mulai mendera manusia ketika dikungkung dan dilarang oleh virus. Bukan manusia yang melarang tapi virus tersebut, agar berhati-hati dan berjaga-jaga namun banyak manusia tidak peduli dengan semua itu, siapa yang rugi?, tentunya kita sendiri. Tapi bukan berarti kita hanya menunggu kapan virus ini akan berakhir.

Banyak yang dapat dilakukan selain menanti kepergian virus ini. Mempelajari hal yang belum pernah dipelajari secara jiwa dapat membantu kita dari perasaan galau dengan virus, galau dengan pasangan dan anak-anak serta orang lain yang kurang respect. Mempelajari bagaimana menghadapi dan mengantisipasi penyakit hati yang menggerogoti pikiran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun