Mohon tunggu...
Zairiyah kaoy
Zairiyah kaoy Mohon Tunggu... Penulis - Hipnoterapis, penulis buku seberapa kenal kamu dengan dirimu, bahagia dengan pemetaan pikiran.

Manusia sulit berpikir positif mengenai orang lain ketika ia berada pada muatan emosi negatif yang sangat kuat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Auditori, Si Kalem yang Terkesan Sinis

2 Mei 2021   08:40 Diperbarui: 2 Mei 2021   08:43 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya sangat tertarik mempelajari tentang jiwa manusia yang beragam kepribadian, watak dan dengan berbagai tipe kecerdasannya. 

Keunikan yang ada pada diri manusia dapat dikembangkan sesuai naluriahnya dan membuat kita jauh dari buruk sangka. Perbedaan dari jenis watak, kepribadian dan jenis kecerdasan majemuk ini sering kita lihat dimana saja.

Mungkin kita pernah mendengar komentar tentang seseorang yang bila berbicara dagunya cenderung naik keatas, atau kepalanya miring kesamping dengan lirikan mata seperti orang yang sinis. Menurut mereka orang tersebut angkuh dan sombong. Sebenarnya bukan karena dia sombong tapi karena tipe kepribadian dan pembawaan naturalnya seperti itu.

Sering ada komentar seperti ini "itu orang ngapain si kepalanya miring gitu ya, kaya keberatan apa gitu?", atau "orangnya koq senang menyendiri gitu ya?", "kenapa si kalau ngeliat orang dari sudut mata sambil miring gitu kepalanya, sombong banget", dan masih banyak lagi komentar yang mengarah ketidaksukaan mereka terhadap tipe yang seperti ini. Mereka sebenarnya sedang membicarakan seorang auditori. Kepribadian ini unik dan bila kita tidak memahaminya dapat menjadi salah paham.

Tipe-tipe manusia dengan kecerdasannya pertama kali dicetuskan oleh Howard Gardner, seorang tokoh pendidikan dan psikologi (1983), bahwa manusia memiliki 8 tipe kecerdasan majemuk. Tiap-tiap manusia ada yang memiliki 2-5 kecerdasan tersebut dalam dirinya, namun hanya 1 yang lebih menonjol di dalam diri manusia dari 8 tipe tersebut. Tipe-tipe kecerdasan ini pernah saya ulas pada artikel sebelumnya.

Ciri auditori

Orang auditori lebih mengandalkan pendengarannya yang sangat tajam dan kuat. Mudah menangkap dan memahami sesuatu hanya dengan mendengar, mampu mendengar suara sekecil apapun. Mereka sering berkata sendiri saat melakukan sesuatu.

Mudah sekali terganggu dengan suara keras dan keributan, bila ada suara yang keras sedikit mereka akan mengatakan"suara apa itu?", "kecilkan sedikit". Kalau pada anak-anak, senang dibacakan buku dongeng oleh orang tuanya. Suka dengan musik dan lebih pemilih dalam hal jenis musik, menurut mereka suka akan mereka dengarkan bila tidak suka tapi dipaksa , mereka akan bereaksi. Dan bila berbicara dengan irama.

Mereka mudah sekali menghafal lirik lagu, cara mereka mengingat dengan mendengarkannya terlebih dahulu. Anak-anak tipe ini baik sekali bila menghafal suatu pelajaran dengan membaca dan menyuarakannya berulang-ulang, membuat mereka lebih mudah menghafal dari pada hanya dengan membacanya. Otaknya akan mengingat suara tersebut.

Orang auditori ini senang berdiskusi, menjelaskan sesuatu dan sering menggerakan bibir ketika membaca. Menggerakan bibir dan menimbulkan suara berbisik mampu meningkatkan konsentrasinya. Suka berbicara dengan siapa saja.

Terdapat ciri khas orang auditori, bila membaca tidak berurutan, kalau tidak dimulai dari bawah, tengah atau dari halaman yang mereka sukai terlebih dahulu dan selebihnya ia tinggalkan. Dan bacaan itu cenderung disuarakan agar mereka dapat mengingat pesan dari bacaan tersebut. Mereka mudah jenuh dengan bacaan yang tidak banyak kalimat persuasif di dalamnya.

Mereka senang dengan suasana yang tenang, damai dan tidak ada suara hingar-bingar, senang menyendiri atau tidak suka dengan keramaian. Tempat yang paling mereka senangi adalah pegunungan, bukan pantai dengan suara ombak yang bergemuruh. Dan bila berbicarapun tersusun, terkesan pelan dan berirama.

Dan keunikan dari orang auditori seperti yang disebutkan di atas, bila berbicara memiringkan kepala seperti orang yang sedang telpon. Kalau berbicara dengan orang lain seperti melihat pembicara dari sudut matanya, karena kepalanya miring sebelah. Mengapa miring sebelah?, mereka menggunakan telinganya sebagai alat sensor untuk menyerap pembicaraan tersebut.

Kecerdasan dan Cara Belajar Auditori

Tipe kecerdasan ini meliputi kecerdasan musikal dan kecerdasan linguistik dalam berbicara. Linguistik terbagi dua kemampuan yaitu kosa kata dalam berbicara dan kosa kata dalam menulis, mereka juga memiliki kecerdasan naturalis, mereka lebih senang dengan alam yang terdapat suara tenang dan meneduhkan. Dan orang auditori senang sekali mendengar suara kicauan burung dan suara air hujan, suara gemercik air di sungai kecil.

Kecerdasan orang auditori ini bila di asah dan dikembangkan dapat menjadikan ia sebagai pembicara atau pembawa acara. Seperti mentor atau guru, trainer, presenter, musisi, penyanyi, pendakwah, dan berbagai hal yang berhubungan dengan berbicara dan pendengarannya. 

Gaya belajar mereka dengan memejamkan mata atau mengalihkan pandangan dari pembicara dengan hanya memasang telinga saja maka itu cara efektif untuk menyerap pembicaraan atau dapat memperdengarkan musik dengan suara kecil agar mereka lebih santai dalam belajar.

Mood mereka dimulai dari musik yang tenang, musik yang sangat mereka sukai terutama pagi hari. Musik di pagi hari seperti pengantar mereka kepada kebahagiaan menuju siang dan sore harinya. Menciptakan mood mereka dari suara-suara yang tenang dan tidak mengagetkan.

Terkadang kita sering salah paham dengan tipe orang auditori yang terkesan acuh dengan sekeliling. Seolah tidak mendengarkan pembicaraan dari lawan bicara, menutup diri atau sombong tidak mau bergaul, dan sebagainya. Mereka hanyalah seorang auditori yang sangat mengandalkan pendengaran, bukan tidak ingin tapi itu pembawaan alamiahnya.

Bila dipaksakan ketempat ramai tidak akan berlangsung lama karena telinga mereka yang peka sangat terganggu dengan suara yang ramai dan hiruk pikuk. Biasanya orang tipe ini jarang berlama-lama di mall, tempat bermain anak-anak, dan pasar. Mereka senang berada ditempat yang sunyi dan tenang yang jauh dari keramaian, tempat tersebut merupakan energi booster bagi mereka.

Keunikan tipe-tipe manusia menurut kecerdasan yang bersumber dari susunan otaknya tersebut terkadang membuat kita salah sangka dan menduga. Dapat menimbulkan berbagai persepsi dan asumsi. Akibatnya dapat mengucilkan orang tersebut dari lingkungannya.

***

Artikel terkait : Kinestetik, Si Cekatan yang Mudah Empati (penulis. Zairiyah Kaoy, CH, CHt)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun