Mohon tunggu...
Zainal Abidin
Zainal Abidin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kontrak Politik "Jakarta Bersyariah" dan Kampanye Hitam

10 April 2017   15:29 Diperbarui: 11 April 2017   00:30 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: https://seword.com/politik/beredar-kontrak-politik-jakarta-bersyariah-bertandatangan-anies-baswedan/

Semakin dekatnya Pilkada DKI putaran kedua, semakin kencang juga kampanye hitam. Padahal semua orang tahu, kampanye hitam akan merugikan banyak orang. Lantas kenapa ini terus saja dilakukan untuk mendongkrak suara, jika pemimpin kita menginginkan kedamaian, ketenangan dan kemajuan warga Jakarta.

Warga Jakarta lagi-lagi di buat marah dengan beredarnya kontrak politik “Jakarta Bersyariah” dan spanduk-spanduk yang isinya “Jakarta Bersyariah”. Ini sangat jelas, bahwa fakta-fakta tersebut adalah bagian kampanye terselubung (black campaign), yang dilakukan kelompok-kelompok yang ingin menjatuhkan pasangan Anies-Sandi, untuk mempengaruhi elektabitas dan suara pemilih yang ada di Jakarta.

Padahal dengan jelas bahwa pasangan Anies-Sandi, adalah calon yang didukung dari berbagai golongan dan kelompok yang beraneka ragam. Menjadikan “Jakarta Beryariah” itu hal yang sangat tidak mungkin terjadi, semua orang meyakin bahwa kita adalah warga negera Indonesia yang memiliki pedoman “Pancasila”.

Ingat, ini hanyalah “PILGUB” bukan “PILPRES”, secara kekuatan masih di bawah presiden, tidak akan bisa menjadikan Jakarta sebagai wilayah yang punya aturan sendiri dan tidak berasas Pancasila. Makanya kita harus berfikir dengan kepala yang dingin, biar kita sebagai warga Jakarta tidak dengan mudah di buat terpancing dan terpecah belah.

Munculnya spanduk dan berita-berita yang selalu menyerempet kepada isu SARA hanya bagian dari kampanye hitam, sekaligus isu tersebut juga sengaja di besar-besarkan karena juga di tunggangi kelompok yang menghendaki Indonesia dijadikan negara khilafah. Selagus isu tersebut  juga sengaja di buat dari tim Ahok-Djarot untuk menurunkan elektabilatas dan suara Anies-Sandi di mata pendukungnya.

Mereka menginginkan agar warga Jakarta punya anggapan bahwa Anis-Sandi pasangan yang tidak intoleran, karena selalu meyebar spanduk-spanduk yang mengandung SARA, sehingga jika kita memilih Anies-Sandi akan mengancam kerukunan warga Jakarta.

Mari kita fikirkan dengan seksama, bagaimana mungkin pasangan Anies-Sandi melakukan tanda-tangan dan menyebar  sementara dengan jelas kalau pasangan Anies-Sandi di dukung semua golongan. Apalagi secara survei pasangan Anies-Sandi lebih unggul dibandingkan Ahok-Djarot.

Seharusnya masyarakat bisa berfikir, biasanya pasangan yang kalah yang akan selalu melakukan manuver-manuver, agar dirinya bisa mengalahkan lawannya. Berbagai cara akan dilakukan untuk mempengaruhi lawannya, sehingga manuver-manuver dalam bentuk spanduk, fitnah-fitnah dan berita hoax akan selalu dilakukan, agar elektabilitas dan suara Anies-Sandi bisa jelek pindah ke Ahok-Djarot.

Kita sebagai warga Jakarta, jangan gampang percaya terhadap isu-isu dan pamflet-pamflet yang tidak jelas, karena itu hanya akan merusak persaudaraan kita. Mari kita perkokoh kembali persaudaraan kita, dan tetap komitmen bersama untuk memenangkan pemimpin DKI yang bisa diterima banyak golongan, sehingga tercipta Jakarta yang aman, damai dan sejahtera.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun