Mohon tunggu...
Zainal Tahir
Zainal Tahir Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi

Dulu penulis cerita, kini penulis status yang suka jalan-jalan sambil dagang-dagang. https://www.youtube.com/channel/UCnMLELzSfbk1T7bzX2LHnqA https://www.facebook.com/zainaltahir22 https://zainaltahir.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/zainaltahir/ https://twitter.com/zainaltahir22 https://plus.google.com/u/1/100507531411930192452

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Naik Haji Dahulukan Orang Tua

12 September 2019   05:57 Diperbarui: 1 Oktober 2019   04:25 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Haji Eppe (alm) dan Hj Nginga| dokpri

Di ruang tengah rumah besar itu, Haji Sugi, isteri Haji Sanre, yang menerima pendaftaran kami, sekaligus mencatatnya. Sementara Haji Sanre nampak begitu akrab dan santai ngonrol bersama Bapak Eppe dan mertua saya, Haji Mangung di ruang tamu. Eh, belumpi haji mertuaku waktu itu jadi masih dipanggil Daeng Mangung.

Sementara kami ngobrol dengan Haji Sugi, Haji Sanre muncul bergabung lalu menyerahkan KTP Bapak Eppe. "Daftarkan tommi ini, Haji Eppe," ujarnya.

Saya dan isteri saling bertatapan. Oho... Haji Sanre sudah menyebut nama Bapak Eppe dengan sebutan; Haji Eppe!

"Janganki main-main, Hajji!" Ibu saya yang menimpali. "Dimanai mau ambil uang mau naik di Makkah?" tanyanya terheran-terheran.

"Daftarkanmi saja! Tahun depanpi toh?" jawab Haji Sanre tenang diiringi senyum khasnya yang menyejukkan itu.

"Ini cuma lima belas juta saya bawa, Haji!" Kali ini isteri saya yang menyela. "Harusnya dua puluh juta kalau Bapak Eppe juga mendaftar," lanjutnya.

"Ndak apa-apaji. Itumo dulu. Lain kalipi sedeng ditambah kalau dapatko rezeki," tandas Haji Sanre.

"Hajimu yang daftarkan saya juga," sela Bapak Eppe yang ikut juga bergabung di ruang tengah, menunjuk Haji  Sanre.

Kami hanya termamgu-mangu saja mendengar itu. Terus terang saja saya khawatir juga tak sangggup melunasi ONH untuk kami berempat jika tiba waktu ya nanti. Ini saja kami bertiga baru pembayaran pertamanya yang tersedia. Sisanya untuk pelunasan sekitar lima puluh juta rupiah lagi  tahun depan belum jelas dimana saya mau ambilkan dananya. Rencana naik haji ini betul-betul modal semangat dan keberanian, dan agak nekat hehehe...

Nampak Bapak Eppe begitu bersamangat dan serius. Semangat dan keseriusan itu terlihat dari perubahan sikap maupun perilaku Bapak Eppe. Beliau sudah total menjauhi rutinitas yang namanya minum tuak, atau Ballo bahasa Makassarnya. Padahal di kampung saya dan sekitarnya, tak ada yang tak kenal Daeng Ngeppe, bapak saya yang setiap malam mabuk dan sering bikin onar. Selalu apparicu kalau sedang teler. Tiang listrikpun diajak berkelahi kalau sedang mabuk! Para preman di kampung pun sangat segan dan hormat padanya.  Beliau juga sudah meninggalkan kegemarannya main Joker. Kegiatan main judi ini sering dilakoninya tanpa kenal waktu. Tiga hari tiga malam sering dihabiskan waktunya  main judi, dan itu sering dilakukan pada bulan puasa.. Ini betul-betul masa suram dengan kehidupan kelam dalam perjalanan hidup keluarga kami. Saya ingat betul, perilaku bapak saya ini sudah berlangsung sejak lama --katanya masih sejak anak muda, dan masih terus terjadi sampai saya sarjana di Fisipol Universitas Hasanuddin, Makassar. Walau kadarnya sudah mulai menurun ketika menyadari kami anak-anaknya sudah mulai beranjak dewasa. Suatu kesyukuran karena Bapak Eppe sangat peduli pada pendidikan saya. Apapun beliau lakukan yang penting saya tetap sekolah.

Dan semua kegiatan-kegiatan yang berakibat dosa dan dimurkai Allah, telah berusaha dijauhi Bapak Eppe. Beliau telah serius meninggalkannya. Bapak Eppe telah bertobat. Benar-benar bertobat! Syukur Alhamdulillah...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun