Anyer, Banten -- Di tengah hiruk pikuk pasar Anyer yang terkenal dengan wisata pantainya, terselip cerita pilu dari sebuah koperasi bernama BMT Muamaroh. Bukan cerita tentang omzet yang naik atau anggota yang sejahtera, tapi cerita tentang uang deposito yang raib entah ke mana.
Begini ceritanya. Beberapa waktu lalu, kantor Koperasi BMT Muamaroh yang terletak di kampung Waluran, jalan raya pasar baru Anyer nomor 5, tersebut didatangi oleh puluhan nasabah yang wajahnya kusut kayak cucian belum kering. Mereka datang bukan buat narik keuntungan deposito, tapi buat nagih uang mereka yang tiba-tiba lenyap dari sistem.
Setelah diusut, ternyata eh ternyata, ada oknum bernama Desty Angrum Anisyah, manajer operasional koperasi, yang diduga jadi dalang di balik raibnya uang nasabah. Modusnya klasik tapi nyesek: bikin warkat deposito palsu dan tanda tangan direktur koperasi. Kayak bikin skripsi plagiat, tapi ini duit orang, lho!
"Waktu saya cek di sistem komputer, nama-nama mereka nggak ada. Pas mereka nunjukkin warkat deposito, saya langsung lemes. Palsu semua, tanda tangan saya juga dipalsuin," kata H. Sunahdi, Ketua Direktur Koperasi BMT Muamaroh, sambil geleng-geleng kepala.
Total kerugiannya nggak main-main, gengs. Katanya sih, mencapai puluhan miliar rupiah. Bayangin, duit segitu bisa buat beli berapa banyak es kelapa muda di Anyer.
Desty sendiri, yang udah 18 tahun kerja di koperasi, entah kenapa khilaf dan memilih jalan ninja. Dia janjiin nasabah bakal balikin uang mereka tanggal 20 Maret 2025, tapi malah kabur duluan. Mungkin dia lupa, karma itu kayak cicilan KPR, selalu datang tepat waktu.
Nasabah yang jadi korban pun cuma bisa pasrah sambil berharap duit mereka balik. Ada yang sampai nyerahin surat tanah sebagai jaminan, lho. Mereka cuma minta satu: duit mereka balik, dan proses pencairannya adil, jangan pilih kasih.
"Kami nggak mau pilih-pilih, semua harus dicairkan. Ini bukan duit receh, lho. Totalnya bisa sampai 30 miliar lebih," kata AM, salah satu korban, dengan nada getir.
H. Sunahdi sendiri berjanji bakal tanggung jawab dan berharap polisi segera menangkap Desty. Sementara itu, Sahril, mitra koperasi, berusaha membantu dengan nyari donatur buat nutup kerugian.
Sampai berita ini ditulis, Polres Cilegon belum ngasih keterangan resmi. Mungkin mereka lagi sibuk ngitungin duit yang hilang, atau lagi cari inspirasi buat cari cara nemuin Desty.