Mohon tunggu...
Zaim Fachry
Zaim Fachry Mohon Tunggu... Mahasiswa

Ahmad Zaim Fachri ilmu Politik Fakultas Komunikasi dan Sosial Politik UNSIQ Wonosobo Hobi membaca dan menulis dan jangan lupa olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Asal Usul Lahirnya Politik Luar Negri Indonesia "Bebas Aktif"

6 Januari 2023   23:17 Diperbarui: 10 Januari 2023   15:18 2166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 17 Agustus Indonesia memproklamasikan diri sebagai Negara yang merdeka. tentunya sebagai negara yang sudah merdeka harus membangun relasi baik dengan negara lain. Terutama untuk Indonesia yang baru merdeka, Indonesia harus mendapatkan pengakuan kemerdekaan secara de facto dan de jure dari negara lain. UUD 1945  menjadi landsan dasar Indonesia dalam menentukan kebijakan baik kepentingan dalam Negri maupun luar Negri. Politik luar negri di indonesia sebenarnya di tujukan untuk mecapai tujuan bersama yang kedua negara sepakati.

Pidato MOh. hatta (sumber : wordpress.com )
Pidato MOh. hatta (sumber : wordpress.com )

Indonesia mempunyai kebijakan politik luar negri "bebas aktif" dengan tetap memegang pancasila sebagai dasar negara Indonesia. juga harus sesuai dengan UUD 1945 alenia ke 4. Pengertian politik bebas aktif sendiri yaitu bebas berati bebas menentukan sikap dan aktif masih ikut serta dalam persoalan luar negri tanpa memihak kepada salah satu fihak. sesuai dengan yang ada di UU Nomor 37 Tahun 1999.  ini di terakapkan dari awal kemerdekaan Indonesia saat perang dunia kedua masih terjadi, perselihan dan adu senjata dimana-mana justru Indonesia sebagai negara yang baru merdeka yang masih membutuhkan uluran tangan dari negara yang berkuasa justru memilih tidak memihak siapapun. Pada acara Inter Asian Relation Conference yang berlokasi di New Delhi pada 23 maret sampai 2 april 1947. Pada acara itu Indonesia yang di wakili mentri luar negri Soetan Syahrir menegaskan bahwa perdamaian dunia tidak akan terjadi tanpa adanya persatuan dari seluruh negara di dunia. Beliau juga menambahkan kita harus bisa hidup damai dan saling menghargai perbedaan baik ras, suku maupun budaya di seluruh dunia. 

adapun asal usul lahirnya politik Indonesia sendiri terjadi pada saat kericuhan perang dunia kedua masih terjadi. Blok barat yang di pimpin oleh amerika yang menganut kapitalisme dan blok timur yang di pimpin Uni Soviet yang berfaham komunisme. Indonesia sebagai negara yang baru lahir berusaha agar tidak terjerat dari kedua faham blok yang sedang berperang dan akhir nya Indonesia memilih diam dan tidak memihak kedua Blok tersebut. Wakil Presiden Mohammad Hatta dalam pidatonya, "Mendayung di antara Dua Karang"  beliau menawarkan posisi yang sulit akan tetapi posisi inilah yang paling aman. medayung di antara dua karang mengajarkan Indonesia akan tetap maju dengan tanpa membelokkan setir ke salah satu fihak. Pada intinya Indonesia bebas menentukan sikap tanpa harus khawatir terhadap ancaman negara lain.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA  NOMOR 38 TAHUN 2008  TENTANG  PENGESAHAN CHARTER OF THE ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS (PIAGAM PERHIMPUNAN BANGSA-BANGSA  ASIA TENGGARA) juga menjelaskan  : I. UMUM Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, pelaksanaan politik luar negeri dilandasi politik bebas aktif yang merupakan salah satu perwujudan dari tujuan Pemerintah Negara Republik Indonesia, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. dan pada kenyataannya sampai saat ini Indonesia mampu mempertahankan asas Politik Luar Negri nya "bebas aktif" dan masih menjalin hubungan baik dengan seluruh negara dunia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun