Mohon tunggu...
Zaidan Abdal Aziz
Zaidan Abdal Aziz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menuju tak terbatas dan melampauinya!

Hanya anak muda biasa yang sedang mencari ilmu dan pengalaman dari berbagai hal :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tips dalam Menjawab Pertanyaan Anak

5 Januari 2022   19:41 Diperbarui: 5 Januari 2022   20:22 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar freepick.com

Anak adalah anugerah yang diberikan Tuhan kepada orang tua. Sudah sepatutnya orang tua merawat dan mendidik anaknya dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati. Karakter dari seorang anak pun sangat berkaitan dengan orang tuanya, terlebih pada usia golden-age yakni usia 0-5 tahun. Pada masa itu anak akan menyerap segala informasi yang ia dapati bagaikan spons. Peran orang tua dibutuhkan dalam membimbing mereka terlebih pada masa-masa ini.

Tak jarang kita temui anak akan bertanya kepada orang tuanya pertanyaan-pertanyaan yang terdengar sepele namun sebenarnya terkesan seperti pertanyaan filsafat. Contohnya seperti, "Ayah, apa itu hidup?", "Bu, kenapa manusia punya mata?", "Kenapa api panas?" dan pertanyaan-pertanyaan lain yang dapat membuat orang tuanya bingung dan menggaruk kepala sejenak. Cukup membingungkan bukan? mungkin sebagian orang tua akan langsung membuka smartphone-nya untuk mencari jawaban-jawaban yang faktual dan rinci. Namun, berdasarkan penelitian terbaru menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti itu justru akan membuat si anak akan melontarkan pertanyaan susulan lain yang tentu tak kalah membingungkan orang tuanya.

Dalam situasi ini anda tak perlu cemas, karena ada dua tips dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Tips yang pertama adalah dengan tidak menjawabnya. Terlihat cukup sederhana, namun sebenarnya sebagai orang tua haruslah mempertanggungjawabkan setiap jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan oleh anaknya. Si anak akan merekam penuh segala informasi yang ia terima meskipun itu hanya jawaban yang ngasal dari orang tuanya atas pertanyaannya.

Kemudian, tips kedua adalah dengan balik bertanya. Perlu diketahui sebelumnya bahwa logika anak pada masa ini berbeda dengan cara pikir orang tuanya. Bisa jadi apa yang dianggap sepele bagi orang tuanya, malah dianggap sebaliknya oleh anaknya. Apabila orang tua tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan bagi si anak, kemungkinan si anak itu akan terus bertanya dan bertanya lagi.

Contohnya kecilnya seperti bila si anak bertanya, "Ayah, kenapa kucing suka makan ikan?" lalu orang tuanya bertanya balik, "Kalau menurutmu kenapa, nak?". Dengan balik bertanya, akan terbuka jawaban yang sebenarnya anak itu inginkan. Selain itu, dengan balik bertanya si anak akan menjadi lebih kreatif dalam memecahkan masalah. Anak pun dapat menjadi lebih mandiri dan percaya diri.

Jadi, itulah tadi tips dalam menjawab pertanyaan anak. Yakni dengan cara tidak menjawab dan kemudian bertanya balik. Perlu diingat kembali bahwa orang tua juga harus menghargai jawaban dari anaknya yang kemungkinan tak pernah terpikirkan oleh orang tuanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun