Mohon tunggu...
zahwalthfia
zahwalthfia Mohon Tunggu... Mahasiswa

Zahwa Luthfi'a Az-zahra Mahasiswa PGMI UIN Raden Mas Said

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dasar Dasar Dan Sejarah Kemunculan Kalam

12 Desember 2024   18:47 Diperbarui: 12 Desember 2024   18:47 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dasar-dasar Ilmu Kalam sebenarnya telah tertanam dalam Al-Qur'an dan Sunnah, yang sering kali mendorong umat Islam untuk merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta, memahami sifat-sifat-Nya, serta menggali esensi keberadaan manusia. Ayat-ayat yang berbicara tentang keesaan Allah, keadilan-Nya, serta hari akhir menjadi landasan yang kokoh bagi perumusan prinsip-prinsip Kalam. Sejarah kemunculan Ilmu Kalam dimulai pada masa awal Islam, ketika diskusi mengenai persoalan-persoalan teologis muncul dalam konteks perbedaan politik dan sosial. 

Ilmu kalam biasa disebut dengan ushuluddin, tauhid, fiqh al-Akbar, dan teologi Islam. Ushuluddin, membahas pokok-pokok agama. Tauhid, membahas keesaan Allah SWT., mengkaji tentang asma' dan af'al yang wajib, mustahil, dan ja'iz bagi Rasul-Nya. Ilmu kalam dan tauhid sebenarnya sama, tetapi argumentasi ilmu kalam difokuskan pada penguasaan logika (Abdul & Rosihon, 2007). Istilah fiqh terbagi menjadi dua. Pertama, fiqh al-akbar, membahas pokok agama. Kedua, fiqh al-ashgar; membahas hal yang berkaitan dengan muamalah, bukan pokok agama tetapi hanya cabang saja. Menurut (Harun, 1978) Teologi dalam Islam adalah 'ilm al-Tauhid yang berarti satu atau esa.

1. Dasar-dasar Qurani Ilmu Kalam

a. Al-Qur'an

Al-Qur'an banyak menyinggung hal yang berkaitan dengan masalah ketuhanan, diantaranya adalah sebagai berikut. Pertama, Q.S. (Al-Ikhlas: 3-4), menunjukkan bahwa Tuhan tidak beranak dan tidak diperanakan, serta tidak ada sesuatu yang sejajar dengan-Nya. Kedua, (Q.S. Al-Furqan: 59), menunjukkan bahwa Tuhan bertahta di atas "arsy". Ketiga, (Q.S. Al-Fath: 10), menunjukkan Tuhan memiliki "tangan" yang berada di atas tangan orang-orang yang berpegang teguh dengan janji Allah. Keempat, (Q.S. Thaha: 39), menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai "mata" untuk mengawasi seluruh gerakan makhluk-Nya. Kelima, (Q.S. Ar-Rahman: 27), menunjukkan Tuhan memiliki "wajah" yang tidak akan rusak selamanya.

b. Hadis

Hadis Nabi Muhammad SAW., banyak membicarakan masalah yang dibahas dalam ilmu kalam, seperti hadis yang membahas keimanan. Adapun hadis yang menjadi prediksi kemunculan golongan ilmu kalam, seperti H. R. Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah bersabda, "Orang-orang Yahudi akan terpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan: Dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh golongan." 

c. Pemikiran Manusia

Menurut (Harun, 1986) Pemikiran manusia terbagi menjadi pemikiran umat Islam dan pemikiran dari luar umat Islam. Sebelum filsafat Yunani masuk dan berkembang di dunia Islam, umat Islam telah menggunakan pemikiran rasionalnya untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an, terutama yang belum jelas maksudnya (al-mutayabihat). Bentuk kongkretnya adalah  ijtihad yang dilakukan para mutakallim dalam menghadapi persoalan yang tidak ada penjelasannya dalam Al-Qur'an dan Hadis, seperti persoalan manzillah bain al-manzilatain di kalangan Mu'tazilah; persoalan ma'shum dan ba'da di kalangan Syi'ah; dan persoalan kasab di kalangan Asy'ariyah.

d. Insting

Secara instingtif, manusia selalu ingin bertuhan. Oleh sebab itu, kepercayaan adanya Tuhan telah ada sejak manusia pertama datang ke bumi. Menurut (Abbas, 1973), keberadaan mitos merupakan asal-muasal agama di kalangan orang-orang primitif. Adapun orang yang pertama membentangkan pemikiran kalam secara lebih baik dengan rasionalnya adalah Imam Al-Asy'ari, seorang tokoh ahli sunnah wa al-jamaah, melalui karyanya yang terkenal, yaitu Al-Maqalat, dan Al-Ibanah An-Ushul Ad-Diyanah (Harun, 1986).

2. Sejarah Kemunculan Persoalan-Persoalan Kalam

Menurut (Harun, 1986), awal mulanya muncul pada persoalan politik yang menyangkut wafatnya 'Utsman bin Affan yang berbuntut pada penolakan Mu'awiyah atas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Ketegangan antara Mu'awiyah dan Ali bin Abi Thalib membeku menjadi Perang Siffin yang berakhir dengan tahkim atau arbitrase. Utusan dari pihak Mu'awiyyah dalam tahkim, sesungguhnya dalam keadaan terpaksa dan tidak disetujui oleh sebagian tentaranya. Mereka berpendapat persoalan tersebut tidak dapat diputuskan melalui tahkim. Keputusan hanya datang dari Allah dan kembali pada hukum yang ada dalam Al-Qur'an, La hukma illa lillah (tidak ada hukum selain dari hukum Allah) atau la hukma illa Allah (tidak ada perantara selain Allah). Khawarij memandang Ali bin Abi Thalib telah berbuat salah sehingga mereka meninggalkan barisannya. Khawarij adalah kelompok orang yang meninggalkan dan memisahkan diri. Di luar pasukan yang meninggalkan Ali, ada pula sebagian besar yang tetap mendukung Ali. Mereka inilah yang kemudian memunculkan kelompok Syi'ah. 

Firman Allah surat Al-Ma'idah ayat 44 menyebutkan bahwa, persoalan ini telah menimbulkan tiga aliran teologi dalam Islam, yaitu:

a. Aliran Khawarij, menegaskan bahwa orang yang berdosa besar adalah kafir, dalam arti telah keluar dari Islam dan wajib dibunuh.

b. Aliran Murji'ah, menegaskan bahwa orang yang berbuat dosa besar masih tetap mukmin dan bukan kafir. 

c. Aliran Mu'tazilah, menegaskan bahwa orang yang berdosa besar bukan kafir, tetapi bukan mukmin. Mereka mengambil posisi antara mukmin dan kafir (al-manzilah manzilatain).

Timbul dua aliran teologi yang terkenal dengan nama Qadariyah dan Jabariyah. Qadariyah, manusia memiliki kemerdekaan dalam berkehendak dan perbuatannya. Sedangkan Jabariyah, manusia tidak memiliki kemerdekaan dalam berkehendak dan perbuatannya. Aliran Mu'tazilah yang bercorak rasional mendapat tantangan keras dari golongan tradisional Islam, terutama golongan Hambali. Mereka yang menantang ini kemudian mengambil bentuk aliran teologi tradisional dipelopori oleh Abu Al-Hasan Al-Asy'ari, mereka dikenal dengan aliran Asy'ariyah. Kemudian timbul aliran di Samarkand yang bermaksud menentang aliran Mu'tazilah, aliran ini dipelopori oleh Abu Mansur Muhammad Al-Maturidi, mereka dikenal dengan Al-Maturidiyah. Khawarij, Murji'ah dan Mu'tazilah tak memiliki wujud lagi, kecuali dalam sejarahnya. Adapun aliran yang masih ada sampai sekarang adalah Asy'ariyah dan Maturidiyah yang keduanya disebut sebagai Ahlussunnah wal-jama'ah.

Berdasarkan uraian diatas dapat dismpulkan bahwa dasar-dasar qurani kalam tidak hanya dalam Al-Qur'an saja, melainkan dari hadis, pemikiran manusia, dan insting. Dalam Al-Qur'an sendiri meliputi beberapa surat, yaitu QS. al-ikhlas, QS. Furqon, QS. Al-Fath, QS. Thaha, dan QS. Ar-Rahman. Sedangkan dalam hadis diatas menyebutkan bahwa "...akan muncul berbagai golongan", golongan atau aliran ini mulai menampakkan dirinya sewaktu terjadinya peristiwa wafatnya 'Utsman bin Affan dan terjadinya putusan tahkim atau arbitrase yang diputuskan oleh Ali bin Abi Thalib dan Mu'awwiyah. Keputusan tersebut menjadi awal munculnya Khawarij atau kelompok orang yang memisahkan diri dari Ali dan Syi'ah atau kelompok orang yang mendukung Ali bin Abi Thalib.

Timbul dua aliran teologi yang terkenal dengan nama Qadariyah dan Jabariyah. Aliran Mu'tazilah yang bercorak rasional mendapat tantangan keras dari golongan tradisional Islam, terutama golongan Hambali. Adapun beberapa aliran lain yang bermaksud menentang Mu'tazilah, mereka adalah Asy 'ariyah dan Al-Maturidiyah, keduanya disebut sebagai Ahlussunnah wal-jama'ah.


 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun