Bahasa adalah salah satu unsur penting dalam kehidupan bermasyarakat, berfungsi sebagai alat komunikasi yang memungkinkan individu untuk saling bertukar pikiran, perasaan, dan informasi. Dalam konteks ini, bahasa baku memiliki peranan krusial sebagai norma yang mengatur penggunaan bahasa dalam situasi formal dan resmi. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, terutama dengan kemajuan teknologi dan perubahan sosial, penggunaan bahasa baku mulai mengalami penurunan.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan memudarnya penggunaan bahasa baku adalah pengaruh media sosial. Platform-platform seperti Facebook, Instagram, dan Twitter telah mengubah cara orang berkomunikasi. Dalam ruang digital, banyak pengguna cenderung menggunakan bahasa yang lebih santai, singkat, dan terkadang tidak mengikuti kaidah bahasa yang baku. Istilah-istilah gaul dan singkatan menjadi sangat populer, sehingga menggeser penggunaan bahasa yang lebih formal dalam interaksi sehari-hari.
Selain itu, globalisasi juga memainkan peran penting dalam perubahan ini. Dengan semakin banyaknya interaksi antara budaya dan bahasa yang berbeda, banyak orang terpengaruh untuk menggunakan bahasa asing, terutama bahasa Inggris, dalam komunikasi sehari-hari. Hal ini sering kali mengakibatkan pengabaian terhadap bahasa baku, karena masyarakat lebih memilih untuk menggunakan bahasa yang dianggap lebih modern atau lebih keren. Penggunaan istilah-istilah asing dalam percakapan sehari-hari dapat mengurangi kesempatan untuk menggunakan bahasa baku secara konsisten.
Perubahan dalam sistem pendidikan juga turut berkontribusi pada fenomena ini. Meskipun bahasa baku diajarkan di sekolah, metode pengajaran yang kurang menarik dan kurang relevan dengan kehidupan sehari-hari sering kali membuat siswa lebih memilih menggunakan bahasa sehari-hari yang mereka anggap lebih mudah dan akrab. Ketika siswa tidak merasa terhubung dengan penggunaan bahasa baku, mereka cenderung tidak mengaplikasikannya di luar lingkungan sekolah.
Faktor lain yang tidak kalah penting adalah pengaruh budaya populer, seperti film, musik, dan acara televisi. Banyak karya hiburan yang menggunakan bahasa yang lebih santai dan informal, sehingga memengaruhi cara orang berbicara dan mengekspresikan diri. Ketika bahasa baku jarang dijumpai dalam konten yang mereka konsumsi, masyarakat akan lebih cenderung mengadopsi gaya bahasa yang sama dalam kehidupan sehari-hari.
Meskipun penggunaan bahasa baku mengalami penurunan, penting untuk diingat bahwa bahasa adalah sesuatu yang dinamis dan selalu berkembang. Upaya untuk melestarikan dan mempromosikan bahasa baku harus dilakukan melalui pendidikan yang efektif dan penyuluhan yang tepat. Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya bahasa baku, kita dapat membantu generasi mendatang untuk menghargai dan menggunakan bahasa yang benar sesuai dengan konteks yang diperlukan.
Dalam menghadapi perubahan zaman, kita perlu menemukan keseimbangan antara penggunaan bahasa yang baku dan bahasa yang lebih santai. Dengan cara ini, kita dapat menjaga identitas budaya dan bahasa kita sambil tetap beradaptasi dengan perkembangan yang ada. Penggunaan bahasa yang tepat akan membawa dampak positif dalam komunikasi dan memperkuat hubungan antarindividu dalam masyarakat yang semakin kompleks.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI