Membuka usaha kecil-kecilan di rumah itu luar biasa. Ku iklankan melalui status whatsapp. Ku berikan pelayanan antar barang sampai depan pintu rumah.
Ya, aku sangat menikmati kegiatan ini. Aku ingat, saat pandemi mulai hadir di bumi pertiwi ini. Orang-orang enggan untuk keluar rumah, meski hanya sebatas membeli bahan makanan pokok.
Ketakutan demi ketakutan karena berita yang memborbardir sendi keberanian. Berita peningkatan pasien positif covid-19. Berita kematian demi kematian. Berita penguburan dengan protokol covid. Suara sirine ambulan.
Ah.. Apalagi sekolah juga ditutup untuk kegiatan pembelajaran tatap muka. Belajar di rumah saja. Bekerja di rumah saja. Minimalkan kemana-mana.
***
"Ayam tersedia banyak. Siap antar sampai depan pintu rumah..".
Setiap hari ku tulis di story whatsapp. Pesan demi pesan ku terima. Pesan 1/2 kg, 1 kg, 2 kg dan seterusnya. Ku catat di buku kecilku.
Ya, memang usaha ini ku mulai dengan berjualan ayam. Kebetulan aku punya kenalan yang memperjualbelian ayam. Kemudian ku ambil darinya untuk ku jual lagi. Ku ambil untung sedikit saja.
Buku kecil selalu siap di tas kecilku. Uang recehan juga. Ah seperti debt colector saja. Haha.
Oh iya, aku selalu mengantar pesanan ayam ke rumah-rumah. Juga dibantu oleh anak laki-laki pertamaku. Sambil mengisi belajar di rumah saja ku ajarkan anakku mencari uang. Harus berusaha untuk mendapatkan segala sesuatu. Tak ada yang instan dalam hidup.
"Adi ku kasih sepuluh ribu setiap harinya, bu..".
Tulisku melalui pesan whatsapp ketika salah satu pelangganku mengomentari status whatasppku. Ya memang ku tulis "bantu ibu ya, le..".
***
Alhamdulillah usaha yang ku lakukan selama kurang lebih satu tahun ini berkembang. Tak hanya daging ayam, tetapi juga buah-buahan dan bumbu masakan.
Ku ambil buah dari sebuah toko buah. Bumbu juga ku ambil dari salah seorang teman. Tetap ku ambil untung dari kerjasama ini.
Sampai saat ini tetap ku terapkan jual beli dengan jemput bola ini. Ya, antar barang-barang pesanan sampai depan pintu pelanggan-pelangganku.