Vaksin. Aku sudah mengikuti dua dosis vaksin. Tempat pelaksanaannya di sekolah. Bahkan vaksin itu diikuti oleh teman-teman dari sekolah lain.Â
Pertama kali aku mengikuti vaksin jelas merasa takut. Berita yang simpang siur membuatku ketakutan pada awalnya. Ada yang positif covid setelah vaksin. Ada yang demam. Ada yang malah stroke. Dan sebagainya.
Nah, aku yang ada riwayat asma juga merasa takut. Ibu dan bapakku juga merasakan hal yang sama. Sementara sekolah memberikan informasi bahwa vaksin merupakan salah satu syarat untuk dapat belajar tatap muka di sekolah.
"Sasa ada riwayat asma, bu. Bagaimana nggih?".
Ibu mencoba mengkomunikasikan kepada bu Ika. Guru kelasku.
"Sasa dan ibu datang ke sekolah saja nggih, bu.. Nanti akan ada screening dari tenaga media.. Keluhan atau riwayat apapun bisa ditanyakan langsung.. Tenaga medis lebih tahu tentang hal tersebut, bu..".
Kurang lebih begitu jawaban bu Ika melalui pesan whatsapp.Â
Ya, akhirnya aku dan ibu datang ke sekolah. Ketika discreening segala keluhan riwayat penyakit yang mungkin bahaya sudah disampaikan ibu. Pada akhirnya mbak tenaga medis yang menjelaskan bahwa aku aman ikut vaksin.
***
"Sa, besok hari Senin ada kegiatan swab di sekolah..", kata ibu suatu sore yang mendung.