Tiup lilin. Itu yang selalu aku lihat dari ulang tahun teman-temanku. Kue tart yang menggoda selalu menjadi idola bagi kami, para anak kecil.
Kemudian kami biasanya membawa kado. Kado yang kadang membuat ibu kami merasa pusing. Karena kami hanya sesuka hati meminta dibelikan kado untuk teman yang merayakan ulang tahun. Meski pada akhirnya tetap disiapkan oleh ibu-ibu kami.
Kado jelas kami bungkus dengan rapi. Eh, lebih tepatnya yang membungkus ya tetap ibu. Sementara kami-para krucil-hanya terima bersih. Sudah terbungkus rapi, imut dan cantik-cantik kertas kadonya.
Tentu saja teman yang sedang berulang tahun sangat bahagia. Bisa membagi kue tart. Bisa bernyanyi bersama juga sebelumnya. Dan tentu ketika melihat kado yang banyak dari teman-temannya.
***
"Ibu, minggu depan aku ulang tahun ke 12..", kataku mengingatkan ibu.Â
Harapannya sih agar dirayakan. Begitu. Hehe.
"O ya?", tanya ibu sambil membuka kalender di dinding kamarku.
Aku mengangguk. Sambil berdoa, semoga perayaannya seperti perayaan temanku kemarin.
"Baik lah, Gus.. Minggu depan kita ke panti asuhan saja..", kata ibu.
Aku ternganga mendengarnya. Ah, ibu..Â