Mohon tunggu...
Zahrotul Mutoharoh
Zahrotul Mutoharoh Mohon Tunggu... Guru - Semua orang adalah guruku

Guru pertamaku adalah ibu dan bapakku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mepe Dele

23 November 2020   17:20 Diperbarui: 23 November 2020   17:26 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Emak dan bapak mulai "mepe" kedelai setelah selesai memanen di ladang. Kegiatan ini dilakukan emak dan bapak ketika matahari sudah mulai terlihat menghangatkan bumi.

"Aku ikut mepe ya, mak..", teriak Rama dari teras rumah. 

Kedelai itu dijemur di halaman rumah. Bongkokan kedelai itu dibuka. Kemudian "dijereng" atau bahasa kerennya diratakan. 

"Kenapa harus dijereng sih, mak? Bukankah langsung dijemur di bawah sinar matahari juga akan kering?", tanya Rama.

"Ben dele-ne gampang garing le..", jawab emak singkat.

***

Emak, bapak dan Rama duduk di teras rumah. Sambil mengawasi kedelai yang dijemur. Biar tidak dimakan ayam tetangga juga sih. Hehe..

Sesekali emak dan bapak "maliki" kedelai yang dijemur itu. Intinya kedelai itu diwalik. Tujuannya biar gampang kering juga.

Rama merasakan gatal di tangan dan kakinya. Dia menggaruk-garuk tangan dan kakinya.

"Duh gatal banget, pak..", keluh Rama.

"Cuci tangan sik, le.. ", kata bapak.

"Wo lha kowe ora nganggo kaos utawa klambi dawa kok yo le.. Pantes gatelen..", sambung emak.

"Wis, cuci tangan kono sik.. Syukur-syukur adus.. Terus ganti klambi. ", kata emak lagi.

***

"Mepe dele ki ya ada ilmune, le..", ujar bapak ketika Rama sudah selesai mandi, ganti baju dan menemani emak dan bapak di teras rumah.

Rama mengernyitkan dahi.

"Maksud bapak?", tanya Rama penasaran.

Bapak tersenyum mendengar pertanyaan Rama.

"Menjemur kedelai itu tidak asal njemur, le.. Contone mepe di waktu yang tepat. Artinya di saat matahari sudah mulai agak tinggi.. kalau terlalu pagi bisa kena embun..", jelas bapak.

"Yang kedua, tubuh kita harus dilindungi. Misalnya dengan memakai baju atau kaos panjang. Tujuannya ya biar tidak gatelen..", lanjut bapak.

"Yang ketiga, menjemur itu harus diwaliki atau dibalik biar gampang garing.. Menjemur juga harus dijereng jereng.. Tujuane podho, ben cepet garing, le..", kata bapaknya lagi.

"Terus yang keempat, harus tahu kapan ngeyupke atau nyimpan hasil jemuran yang belum kering. Harus ditutup terpal atau bagor..", jelas bapak lagi.

"Jadi, petani itu pintar ya pak, mak? Meski setiap hari di ladang atau sawah. Atau hanya di rumah mepe kedelai atau padi..?", tanya Rama.

"Iya, le.. Pintar di bidang tandur, mepe, dan lain-lain.. Tapi pintarnya beda dengan dokter, guru dan sebagainya, le", jawab emak.

Rama mengangguk mengerti. Ternyata mepe dele itu butuh ilmu juga. Jadi para petani itu juga pintar, tidak hanya dokter, guru, polisi, tentara.

Dilihatnya ada beberapa ayam memakan kedelai yang sedang dijemur. Rama berlari "nggusah" ayam-ayam itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun