Mohon tunggu...
Zahrotul mufidah
Zahrotul mufidah Mohon Tunggu... Penulis - Tugas Etika Profesi Keguruan

Untuk memenuhi tugas etika profesi keguruan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guru Itu Pilihan dan Guru itu Jihad Fi Sabilillah

3 April 2020   05:33 Diperbarui: 3 April 2020   05:40 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Guru adalah seseorang yang mengajarkan kita tentang apa itu huruf, megajari kita menulis dan membaca. Lalu kenapa menjadi guru itu suatu pilihan? Apakah penting untuk menjadi guru?.

Menjadi guru itu adalah suatu pilihan, yang mana ketika kita menjadi seorang guru kita harus siap, siap dan siap semuanya. Termasuk menatah akhlak kita, cara bicara kita, dan selalu tumbihkan rasa ikhlas dalam hati. Karena nantinya seorang guru di dalam sekolah bukan hanya sebagai pengajar saja, melainkan mereka juga menjadi panutan untuk anak-anak didiknya. Maka dari itu kita dianjurkan untuk siap segalanya.

Menjadi guru yang benar-benar guru itu tidak mudah, perlu kita belajar berkali kali untuk menjadi guru yang baik sehingga kita pantas menjadi panutan bagi anak didik kita nanti. Dan yang menjadi madrasah bagi anak-anakpun bukan hanya guru disekolah. Akan tetapi seorang ibu di rumah juga sebagai guru bagi anak-anaknya. 

Jadi sangat perlu jika nantinya kalian harus punya kesiapan yang matang untuk anak-anak. Dan itu salah satu cara untuk mengajari beretika dan berperilaku sopan kepada seorang guru dan mencetak generasi yang berakhlakul karimah.

Lalu bagaimana dengan guru yang ibarat bukan guru dan pekerjaannya hanya menyuruh dan tidak mencontohkan adab yang baik sekalipun?
Guru yang seperti itu adalah guru yang hanya mementingkan kehidupan dan penghasilannya saja. Karena dapat disimpulkan dari sana bahwasanya guru seperti itu tidak mementingkan keberhasilan anak didiknya, entah mereka sudah bisa atau belum bisa sekalipun. 

Dan merekapun tidak mengedepankan akhlak, sehingga tidak dapat dijadikan panutan. Guru yang seperti itu akan menjadi bahan bicaraan anak-anaknya dan terkadang anak-anakpun meniru apa yang dilakukan oleh guru tersebut. Jadi sebagai guru utamakanlah adab untuk mencetak generasi-generasi emas yang beradab.

Guru itu jihad fi sabilillah, mengapa?

Karena guru adalah seseorang yang berjuang dijalan Allah, dan seorang guru juga harus mempunyai keikhlasan penuh dalam berjihad, jika semua yang ia lakukan diselalu disertakan karena Allah Swt. maka semuanya akan kembali baik kepada dirinya sendiri. 

Guru yang benar-benar jihad fi sabilillah adalah guru yang tidak mengharapkan imbalan, kalaupun ia mendapatnya maka itu hanya untuk kehidupan yang sementara saja. Maka dari itu, jadilah guru yang benar-benar jihad fi sabillah yang mana hanya mengharapkan keridhoan dan kebaikan darinya agar nantinya dapat menjadi guru yang benar-benar guru dengan segala keikhlasan dan kebaikannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun