Mohon tunggu...
Zahrotul Izzah
Zahrotul Izzah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi semester 2

Zahrotul Izzah, lahir di Pati Jawa Tengah dan sekang sedang menempuh pendidikan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hilangnya Nilai-nilai Kemanusiaan dalam Intoleransi

22 Mei 2019   07:36 Diperbarui: 22 Mei 2019   07:45 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Manusia merupakan salah satu makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa selain hewan dan juga tumbuhan. Tuhan pun menciptakan manusia berbeda antara satu individu dengan individu yang lain. Berbeda dari segi fisik, kepribadian, kebudayaan, dan lain sebagainya.

Hak dan kewajiban adalah dua hal yang melekat pada diri manusia semenjak ia lahir. Hak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dan sebagainya), kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau martabat. Sedangkan kewajiban yaitu (sesuatu) yang diwajibkan, sesuatu yang harus dilaksanakan. 

Apakah hak setiap individu tak terbatas? Hak yang dimiliki oleh setiap individu memiliki batasan jika hak yang diperolehnya telah bersinggungan dengan hak individu lain. Jika hak yang diperoleh individu merampas hak individu, berarti ia telah melanggar hak yang dimiliki oleh individu lain. 

Nilai-nilai kemanusiaan (Human Values) menurut penulis yaitu memanusiakan manusia, maksutnya yaitu memberikan hak-hak individu sebagaimana semestinya selama hak-hak tersebut tak bertentangan dengan hak individu yang lain.

Dan intoleransi sendiri memiliki makna ketiadaan tenggang rasa, tidak toleransi. Maksudnya yaitu tidak adanya sikap menghargai  pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.

Baru-baru ini, terjadi kasus penikaman yang dilakukan oleh Muhammad Khairil Anwar (24) kepada Mohd Amin (27) di Malaysia. Penikaman ini terjadi lantaran pelaku (Khairil) merasa kesal tidurnya terganggu oleh suara korban (Amin) yang sedang mengaji alquran di masjid kampung setempat. 

Korban mengalami luka di bagian dada dan mendapat tujuh jahitan karena pelaku ketika menikam korban menggunakan pisau. Dan setelah menikam korban, pelaku langsung melarikan diri. Karena perbuatannya, pelaku dinyatakan bersalah atas tindakannya dan hakim memvonis Khairil dengan hukuman penjara tiga tahun lima bulan. Khairil pun mengaku bersalah atas tindakannya setelah vonis dibacakan.

Yang menjadi pertanyaannya sekarang, mengapa pelaku melakukan tindakan tersebut? Intoleransi adalah jawaban yang tepat. Hilangnya rasa toleransi membuat seseorang merasa memiliki hak lebih yang harus dihargai oleh orang lain. Padahal orang lain pun juga memiliki hak yang sama.

Intoleransi keagamaan merupakan hal yang paling sering terjadi, dan di berbagai negara mengalami hal tersebut. Merasa agama yang dianutnya adalah agama yang paling benar dan paling mulia, itulah faktor pemicunya. Mereka memaksakan kehendaknya bahwa orang lain harus menganut apa yang mereka anut. Orang lain harus menjadi seperti apa yang mereka inginkan. Padahal setiap individu memiliki hak untuk memeluk agama sesuai yang mereka yakini.

Di Indonesia sendiri, peraturan perundang-undangan banyak yang mengatur tentang kebebasan individu dalam memeluk agama. Misalnya, negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu, diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 29 ayat 2.

Tidaklah pantas jika seseorang memaksa orang lain untuk menganut agama yang mereka yakini benar. Karena Indonesia sendiri berdiri bukan hanya berasal dari satu agama saja, melainkan berdiri dari beragam agama, suku, ras, dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun