Mohon tunggu...
Zahrotul MukaromahIsnaeni
Zahrotul MukaromahIsnaeni Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Akuntansi Sekolah Vokasi IPB

Aku adalah mahasiswa baru di Sekolah Vokasi IPB. Aku mengambil program studi Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Vaksin, Solusi Pemerintah Mengatasi Gelombang Kedua Covid-19 di Indonesia

17 Juli 2021   14:17 Diperbarui: 17 Juli 2021   15:06 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sudah satu tahun lebih virus covid-19 tersebar di seluruh dunia dan menjadi ancaman bagi semua negara. Berbagai upaya telah dilakukan guna mengurangi laju penyebaran virus covid-19 ini. Namun hingga kini masih belum ada tanda-tanda pandemi virus covid-19 ini akan berakhir. Akhir-akhir ini pemerintah melakukan kebijakan vaksinasi kepada seluruh masyarakat. Vaksinasi dianggap sebagai solusi yang tepat untuk dilakukan guna mengurangi penyebaran. Tetapi banyak masyarakat yang pro dan kontra terhadap kebijakan ini. 

Apa itu vaksinasi ?

Menurut Suhosim (1998) bahwa "vaksin adalah antigen yang oleh sistemnya imonologik dikenal sebagai bahan asing, oleh karenanya sistem kekebalan tubuh akan menghasilkan antibodi". Dengan demikian orang yang bersangkutan untuk sementara kenal terhadap penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman atau virus yang digunakan sebagai antigen.

Macam macam vaksin yang akan digunakan di Indonesia

Indonesia sudah melakukan vaksinasi pada awal tahun 2021 ini. Penerima vaksin yang pertama adalah Bapak Joko Widodo. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/12758/2020, telah ditetapkan sejumlah vaksin COVID-19 yang akan beredar di Indonesia, yakni vaksin yang diproduksi oleh PT Bio Farma, Oxford-AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Novavax, Pfizer-BioNTech, dan Sinovac.

1. Vaksin Sinovac


Vaksin ini diproduksi oleh China. Vaksin Sinovac memiliki keefektifan sebesar 65%. Vaksin ini hanya dapat disuntikan kepada orang yang berumur 18-59 tahun. Vaksin ini disuntikan sebanyak 2 kali, dan selisih dari pemberian dosis pertama dan kedua adalah 14 hari. Vaksin Sinovac juga sudah mengantongi izin halal dari MUI. Sehingga, untuk masyarakat Indonesia yang beragama islam tidak perlu khawatir.

2. Vaksin AstraZeneca

Vaksin ini diproduksi oleh Inggris. Vaksin AstraZeneca ini memiliki keefektifan lebih besar dari vaksin Sinovac, yaitu sebesar 75 %. Sama halnya dengan vaksin Sinovac, vaksin ini hanya diberikan kepada orang yang berumur 18-59 tahun. Penyuntikan vaksin ini dilakukan 2 kali dengan selisih dari masing masing dosis 4-12 minggu.

3. Vaksin Sinopharm

Vaksin ini diproduksi oleh China. Vaksin ini memiliki keefektifan sebesar 79 %. 4 % lebih tinggi dari vaksin AstraZeneca. Vaksin ini dapat diberikan kepada orang yang berusia 18-85 tahun. Penyuntikan vaksin ini dilakukan 2 kali dengan selisih 21 hari.

4. Vaksin Moderna

Vaksin ini diproduksi oleh Amerika Serikat. Vaksin ini memiliki keefektifan jauh lebih besar yaitu sebesar 94 %. Vaksin ini dapat disuntikan kepada orang yang berusia 18-55 tahun. Penyuntikan vaksin ini dilakukan 2 kali dengan selisih 28 hari.

5. Vaksin Pfizer-BioNTech

Selain Moderna, Amerika Serikat juga memproduksi vaksin Pfizer-BioN Tech. Vaksin ini memiliki keefektifan sebesar 95 %. Vaksin ini dapat diberikan kepada orang yang berusia 16-55 tahun. Pemberian vaksin ini dilakukan sebanyak 2 kali dengan selisih 3 minggu.

6. Vaksin Novavax

Vaksin ini juga di produksi oleh Amerika Serikat. Vaksin ini hanya mempunyai keefektifan sebesar 85 %, lebih sedikit dari dua vaksin lainya yang sama sama di produksi oleh Amerika Serikat. Vaksin ini dapat disuntikan kepada orang yang berusia 18-59 tahun. Selisih pemberian antar dosis pada vaksin ini 21 hari.

7. Vaksin Merah Putih

Vaksin ini adalah satu satunya vaksin buatan Indonesia. vaksin ini diproduksi oleh PT BioFarma yang Bekerja sama dengan Lembaga Biomolekuler Eijkman. Vaksin ini baru di uji klinis pada bulan lalu.

Pro kontra tentang vaksinasi

Sejak diumumkan tentang kebijakan akan dilaksanakan vaksinasi kepada masyarakat Indonesia, masyarakat banyak yang kontra dengan kebijakan ini. Sebenarnya masyarakat yang kontra dengan keputusan ini adalah mereka yang kurang mengerti dampak positif untuk dirinya sendiri maupun untuk masyarakat seluruh dunia ini. Dengan diadakanya vaksinasi tentu akan membuat tubuh memiliki antibodi untuk melawan virus covid-19. Diharapkan dengan vaksinasi semua orang mempunyai antibody agar mampu melawan virus ini dan akhirnya pandemi akan berakhir. Mereka yang kontra hanya memikirkan tentang kemungkinan buruk yang akan terjadi pasca vaksinasi. Padahal sebelum disebarluaskan, vaksin tentunya sudah diteliti dan diuji cobakan. Selain itu, petugas pemberi vaksinasi tentunya juga sudah diberi bekal pengetahuan tentang penanganan efek samping vaksinasi ini. Namun hingga kini, belum ada kasus serius tentang kejadian pasca vaksinasi.

Vaksinasi bukan obat covid-19

Banyak yang mengira vaksin sama dengan obat. Sehingga banyak orang yang salah mengira bahwa apabila dia sudah divaksin, maka dia akan kebal dari virus covid-19 ini. Padahal, masih ada kemungkinan orang yang divaksin akan terkena virus covid-19 ini. Maka hal yang benar dilakukan adalah tetap menjaga protokol kesehatan meskipun sudah vaksinasi. Tetap memakai masker, selalu mencuci tangan, dan menghindari kerumunan.

Pandemi akan segera berkahir jika kita taat pada protokol kesehatan, walaupun sudah divaksin kita tidak boleh lengah dan abai pada protokol kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun